Mengenang Sejarah Jatuhnya Pesawat Lion Air JT610, 29 Oktober 7 Tahun Lalu, 189 Orang Meninggal
Mengenang jatuhnya pesawat Lion Air JT610 di Perairan Karawang, Jawa Barat, pada Senin (29/10/2018) silam.
Sepanjang 11 menit itu, hidung pesawat Lion Air JT610 turun secara otomatis hampir 24 kali.
Pilot dan kopilot berulang kali berupaya untuk membawa pesawat naik kembali sebelum akhirnya kehilangan kontrol.
Pesawat kemudian menukik dengan kecepatan sekitar 700 kilometer per jam sebelum akhirnya menghantam laut.
Baca juga: RESMI Sabrina Chairunnisa Gugat Cerai Deddy Corbuzier, Terdaftar Sejak 16 Oktober Lewat e-Court PA
Belakangan diketahui, fitur Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) menjadi salah satu faktor yang berkontribusi besar dalam kecelakaan ini. MCAS bekerja secara otomatis, meski pesawat terbang manual (autopilot mati).
Tujuannya mulia, yakni memproteksi pesawat dari manuver yang berbahaya, seperti mengangkat hidung pesawat terlalu tinggi, sehingga mengakibatkan stall.
Namun, fitur otomatisasi ini saat itu belum banyak diketahui pilot-pilot B737 MAX, karena tidak tercantum dalam buku manual operasi.
Hanya setelah terjadi anomali dan peristiwa Lion Air JT610 terjadi, Boeing baru menjelaskan fitur ini.
Kronologi Pesawat Lion Air JT610 Jatuh di Perairan Karawang
Pesawat Lion Air JT610 mengalami kecelakaan saat terbang dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Depati Amir, Pangkalpinang, Bangka Belitung, pada Senin (29/10/2018) pagi.
Menurut laporan Kompas.com, Senin (29/10/2018), pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 06.20 WIB.
Dua menit kemudian, pilot menghubungi petugas menara Jakarta Control untuk melaporkan adanya gangguan pada flight control ketika pesawat berada di ketinggian 1.700 feet.
Petugas Jakarta Control kemudian memberikan izin agar pesawat menaikkan ketinggian hingga 5.000 feet.
Namun, pada pukul 06.33 WIB, pesawat JT610 dilaporkan hilang kontak (lost contact) setelah terakhir kali terdeteksi di ketinggian 2.500 feet.
Sekitar pukul 06.50 WIB, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menerima laporan dari Air Traffic Control (ATC) mengenai hilangnya kontak dengan pesawat tersebut.
Tak lama kemudian, tim penyelamat segera dikerahkan menuju lokasi yang diduga menjadi titik jatuhnya pesawat. Pada pukul 07.20 WIB, kapal KN 224 milik Basarnas diberangkatkan menuju Last Known Position (LKP) JT610 disusul dengan pengerahan rubber boat (RB) 03 untuk mempercepat proses pencarian di lokasi kejadian.
Pencarian JT610 dimulai pukul 09.35 WIB ketika tim RB 1 (penyelam) person on board (POB) 2 bertolak ke lokasi.
| Pemerintah Samakan Masa Tunggu Haji Jadi 26 Tahun, Berlaku Serentak di 34 Provinsi Mulai 2025 |   | 
|---|
| Sosok Harry Budi Sidharta Ditunjuk Jadi Wakil Direktur Utama PT Timah, Eks Direktur PIS |   | 
|---|
| Profil Sabrina Chairunnisa Gugat Cerai Deddy Corbuzier, Jebolan Putri Indonesia Kuliah S3 dan Korsel |   | 
|---|
| Mulai 2026, Vietnam Akan Larang Motor Bensin, Langkah Menuju Kota Bebas Polusi, Jepang Protes Keras |   | 
|---|
| RESMI Sabrina Chairunnisa Gugat Cerai Deddy Corbuzier, Terdaftar Sejak 16 Oktober Lewat e-Court PA |   | 
|---|


 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.