Berita Viral

Pilu Dwi Purwanto Demi Anaknya Lolos Akpol, Jual Rubicon & Mini Cooper Saudara Ketipu 2 Oknum Polisi

Pilu nasib Dwi Purwanto, warga Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Impiananaknya menjadi seorang perwira polisi akhirnya pupus sudah.

Penulis: Rusaidah | Editor: Rusaidah
TRIBUNJATENG/REZANDA AKBAR D
MENUNJUKKAN FOTO - Dwi Purwanto warga Pekalongan menunjukan foto Alex (mengenakan pakaian berwarna putih) dan Agung (mengenakan baju hitam) dua dari pelaku penipuan rekrutmen taruna Akpol, Dwi juga membawa map berwarna merah muda berisikan kronologi kejadian tersebut.  

Ringkasan Berita:
  • Dwi mengaku menjadi korban dugaan penipuan oleh empat orang yang menjanjikan bisa meloloskan anaknya masuk Akademi Kepolisian (Akpol) lewat jalur khusus
  • Uang sebanyak itu ia kumpulkan dari hasil tabungan, dan meminjam saudara yang saat itu kebetulan menjual dua mobil mewah Rubicon dan Mini Cooper
  • Proses penyelidikan kini berada di bawah kewenangan Polda Jateng, sementara Polres Pekalongan terus berkoordinasi dan memantau perkembangan kasus

 

BANGKAPOS.COM - Pilu nasib Dwi Purwanto, warga Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.

Impian agar anaknya berinisial F menjadi seorang perwira polisi akhirnya pupus sudah.

Dwi Purwanto yang bekerja sebagai wiraswasta ini menjadi korban penipuan yang dilakukan dua oknum polisi.

Keseharian Dwi Purwanto yang bekerja sebagai wiraswasta memiliki impian agar anaknya menjadi perwira polisi.

Namun impian itu harus berakhir dengan kehilangan uang miliaran rupiah.

Baca juga: Sosok Bripka Alexander dan Aipda Fachrurohim Calo Akpol Raup Rp2,6 Miliar, Satunya Sekolah Perwira

Dwi mengaku menjadi korban dugaan penipuan oleh empat orang yang menjanjikan bisa meloloskan anaknya masuk Akademi Kepolisian (Akpol) lewat jalur khusus.

Dua dari pelaku disebut merupakan anggota aktif Polres Pekalongan.

Total kerugian Dwi mencapai Rp2,6 miliar.

Uang sebanyak itu ia kumpulkan dari hasil tabungan, dan meminjam saudara yang saat itu kebetulan menjual dua mobil mewah Rubicon dan Mini Cooper.

“Uang itu hasil kerja keras saya. Demi anak, saya percaya. Tapi ternyata saya ditipu,” kata Dwi kepada tribunjateng.com, Rabu (22/10/2025).

Awal Mula Kasus Penipuan 

Kasus ini bermula pada 9 Desember 2024, ketika Dwi menerima pesan WhatsApp dari Aipda F, anggota Polres Pekalongan

Dalam pesan itu, F menawarkan bantuan untuk memasukkan anak Dwi ke Akpol lewat jalur khusus yang disebut-sebut sebagai “kuota Kapolri”.

“Katanya ini kuota khusus, tinggal bayar Rp3,5 miliar. Separuh dulu tanda jadi, sisanya setelah panpus (pantukhir pusat),” ujar Dwi.

Awalnya ia menolak, tapi bujukan terus berdatangan. 

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved