Berita Viral

Hasil Visum Jadi Penentu Apa Penyebab Mata Siswi di Palembang Merah dan Lebam

Hasil visum akan jadi alat bukti bagi penyidik untuk menentukan penyebab mata F siswi SDN 150 Palembang merah dan lebam.

Editor: Fitriadi
Sripoku.com/ Andi Wijaya
MELAPOR - Orangtua F siswi yang diduga menjadi korban penganiayaan, melapor ke Polrestabes Palembang, Senin (3/11/2025) pagi. Penyidik PPA masih menunggu hasil visum untuk menentukan penyebab apakah mata F yang merah dan lebam akibat penganiayaan atau peradangan. 
Ringkasan Berita:
  • F siswi SD di Palembang telah menjalani visum pada mata.
  • Hasil visum akan jadi alat bukti bagi penyidik untuk menentukan penyebab mata F merah dan lebam.
  • Dokter Puskesmas sebut F mengalami peradangan pada mata akibat batuk rejan.

 

BANGKAPOS.COM - Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Palembang masih mendalami penyelidikan kasus dugaan penganiayaan siswi SDN 150 Palembang, F (7) yang viral di media sosial.

Polisi telah melakukan visum dan memeriksa empat saksi, termasuk guru serta kepala sekolah.

Hasil visum nanti akan menjadi dasar menentukan penyebab mata F yang lebam dan memerah.

Baca juga: Bocah SDN 150 Gandus Palembang Pulang dengan Mata Merah & Lebam, Wali Kota Turun Tangan

Hasil visum akan dicocokkan dengan data medis dan riwayat batuk yang diderita F.

"Hingga kini kasus tersebut masih dalam penyelidikan anggota Satreskrim Polrestabes Palembang, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA)," kata Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihhartono, Selasa (4/11/2025) sore, dikutip Bangkapos.com dari Tribun Sumsel.
 
Sebelumnya, Sukrisnawati (40), orang tua F, melaporkan oknum guru atas dugaan melakukan penganiayaan terhadap putrinya.

Untuk mengungkap kasus ini, Harryo mengaku sudah dilakukan pemeriksaan berupa visum kepada F.

"Kami hingga kini masih menunggu hasil visum tersebut. Nanti kedepannya akan kami sampaikan, sifatnya terbuka," kata Harryo.

Dengan adanya visum tersebut dapat dijadikan informasi awal apakah ada bekas benturan benda tajam atau tumpul yang mengakibatkan mata F menjadi merah dan lebam.

"Yang artinya bisa memberikan gambaran peristiwa apa yang terjadi," kata Harryo.

Saat ini, menurut Harryo, penyidik Sat Reskrim Polrestabes Palembang masih mengumpulkan bukti-bukti dari beberapa saksi yang diperiksa antara lain kepala sekolah, wali kelas, dan guru pengganti. 

"Total saksi hingga kini sudah diperiksa sebanyak 4 orang," katanya.

Harryo menegaskan, pihaknya akan mencocokan hasil pemeriksaan awal dari puskesmas tempat F pertama kali diperiksa.

"Jadi kami akan mencocokkan bintik merah yang beberapa hari kemudian menjadi kedua matanya merah," kata Harryo.

Harryo menjelaskan, F memiliki riwayat hampir satu bulan terakhir mengalami batuk-batuk.

"Dan diketahui dalam pembelajaran korban saat menulis mengalami kesulitan, hingga kemarin duduk ke bangku deretan ketiga dipindahkan dibangku depan," kata Harryo.

Tanggapan Kuasa Hukum

Wakil Direktur LBH Bima Sakti, Dr Conie Pania Putri yang menjadi tim penasihat hukum keluarga F, meminta masyarakat tidak berspekulasi luas terkait kondisi F.
 
‎"Kasus ini sudah dilaporkan ke Polrestabes Palembang dan ditangani oleh Unit PPA. Apakah nanti ada dugaan tindak pidana penganiayaan atau tidak ini belum bisa kita simpulkan," kata Conie didampingi tim kuasa hukum lainnya yakni M Novel Suwa, Agung Dwi Pramono, Indah Dwi Permata Sari, Tresyah Meirinda Putri, Selasa (4/11/2025) siang. 
 
Conie menegaskan, setelah berkoordinasi dengan penyidik rupanya telah melakukan pemeriksaan sejumlah saksi termasuk mendatangi sekolah F.

‎"Kasus ini butuh pembuktian apakah ada penganiayaan di TKP sekolah atau tidak, kami akan berkoordinasi dengan penyidik," kata Conie.

Conie mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan dokter ahli mata terkait kondisi mata F yang memerah dan lebam. 

"Saat ini masih diobservasi oleh dokter ahli mata, ahli psikologi, ahli tumbuh kembang, yang paling utama adalah kesehatan dari anak tersebut," kata Conie.

Tim kuasa hukum lainnya, M Novel Suwa juga meminta masyarakat untuk menunggu proses penyidikan dan hasil pemeriksaan dokter ahli.

‎"yang kita kedepankan praduga tak bersalah. Untuk masyarakat harapnya bijak dalam menyikapi permasalahan, apalagi ini soal guru," kata Novel.

F (7) siswi SD Negeri 150 Palembang yang viral matanya merah dan lebam kini masih dirawat di RSUD Palembang Bari.

Menurut Tim Hukum RSUD Palembang Bari, Achmad Fadel mengatakan, F saat ini dirawat di ruang isolasi kelas 1 sesuai arahan Wali Kota Palembang, Ratu Dewa.

Vira, keluarga F mengatakan  kondisi F saat ini masih lemas dan belum mau makan.

F hanya memperoleh asupan nutrisi dari cairan infus.

Meski begitu, F sudah bisa tidur nyenyak pasca diberi obat dari rumah sakit.

F juga sudah bisa berkomunikasi dengan baik dan beraktivitas menggambar dan mewarnai.

"Kami juga dari pihak keluarga berharap agar penyakit yang diderita dapat segera sembuh dan mau kembali bersekolah. Sedangkan terkait laporan ke polisi, kami masih menunggu hasil dari laboratorium rumah sakit apakah menderita lebam akibat penyakit atau penganiayaan," kata Vira. 

F Periksa Mata di Puskesmas

Dokter Puskesmas Gandus yang dikutip dari instagram walikota Palembang @ratudewa menyebut F pernah dibawa ibunya untuk periksa ke Puskesmas pada 27 Oktober 2025.

Saat itu ibunya mengatakan bahwa F sempat demam seminggu dan merah pada matanya baru terjadi pada sebagian kecil mata kiri dan memang sudah bengkak atau lebam.

Kemudian ibunya bertanya apa yang menyebabkan anaknya sakit tersebut.

Setelah diperiksa menggunakan stetoskop, ditemukan ada bunyi berisik pada paru F dan disusul  batuk berulang-ulang.

Dari hasil pemeriksaan dan sepengetahuan medis dokter, disimpulkan itu disebut sebagai suspek batuk pertusis atau batuk rejan.

Dikutip dari Ayo sehat pertusis adalah penyakit pernapasan yang sangat menular, juga dikenal sebagai batuk rejan, yang disebabkan oleh bakteri dan ditandai dengan batuk hebat yang diikuti suara tarikan napas bernada tinggi seperti "whoop".

Gejalanya bisa dimulai seperti flu biasa tetapi kemudian berkembang menjadi serangan batuk parah yang dapat berlangsung berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan, dan pada bayi gejalanya bisa sangat serius.

Analisa Dokter Mata

Dokter spesialis mata Rumah Sakit Fatimah dan RSMH Palembang dr Riani Erna SpMK mengatakan, jika dilihat dari perspektif medis, F bukan korban kekerasan pemukulan.

"Menurut perspektif dokter, mata merah dan bengkak yang dialami oleh siswi tersebut disebabkan oleh adanya peradangan pada mata karena infeksi dan virus," kata Riani, Senin (3/11/2025).

Dugaan itu diperkuat pernyataan orang tua murid yang mengatakan bahwa mata anaknya sebelumnya memang merah walaupun sedikit.

Riani menjelaskan, mata merah dan radang jika dibiarkan akan mengakibatkan selaput mata berdarah.

Riani menyebut, jika mata sakit karena kekerasan atau dipukul, biasanya hanya pada satu bagian mata saja, tapi pada video F yang viral, kedua matanya merah dan bengkak.

"Itu bukan akibat pukulan dan juga bukan akibat terlalu banyak menggunakan handphone," kata Riani.

Kata Riani, saat infeksi dan virus menyerang tubuh, maka sistem imun akan lemah dan mengakibatkan peradangan pada mata, hidung, ataupun mulut seperti halnya penyakit ISPA.

"Pada kasus ini, yang diserang adalah mata anak tersebut. Dan bisa jadi, sebelum matanya merah dan berdarah seperti itu, beberapa hari sebelumnya, badan akan demam, lemah, dan lesu," kata Riani.

Riani menambahkan, kondisi itu seharusnya ditangani dengan cara istirahat yang cukup, banyak minum air putih dan berobat ke dokter.

Penanganan awal yang baik seharusnya dilakukan sebelum mata menjadi merah dan bengkak dan pembuluh darah pecah sehingga berdarah.

Sebenarnya, lanjut Riani, kondisi itu tidak berbahaya dan tidak mengakibatkan kebutaan, hanya saja penyembuhannya akan lebih lama jika dibiarkan dan sembuh sendiri jika kondisi pembuluh darah pecah.

Pembuluh darah pecah itu karena bengkak dan peradangan. Dan mata punya perlindungan alami dengan melindungi kornea mata menggunakan membran mata sehingga menghalangi darah atau kotoran masuk merusak mata.

"Yang perlu diwaspadai yakni jangan mengucek mata terlalu kuat dan sering karena bisa menggores kornea mata sebab jika kornea mata tergores, maka itu yang akan menganggu penglihatan mata," kata dr Riani.
 
(Tribun Sumsel/Andyka Wijaya, Hartati)


 
 
 


 
 

 

Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved