Purbaya Tanggapi Fenomena Dana Mengendap di Banyak Daerah: Habisin Duit Itu, Tapi dengan Benar
Bagi Purbaya, anggaran bukan hanya deretan angka di atas kertas, melainkan wujud tanggung jawab moral dan keberanian politik.
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: Evan Saputra
Purbaya mengakui, pendekatan tegasnya membuat sebagian kalangan di kementerian merasa tidak nyaman.
“Habis itu, kayaknya di beberapa kementerian sudah mulai sebel sama saya,” ujarnya sambil tersenyum kecil, menandakan bahwa ia tak terlalu ambil pusing dengan cibiran tersebut.
“Biar saja. Tugas saya kan memang itu memastikan uang rakyat dipakai dengan benar.”
Sikapnya yang blak-blakan itu menggambarkan gaya kepemimpinannya yang transparan dan result-oriented. Ia ingin para pengelola anggaran berhenti bermain aman dan mulai fokus pada hasil nyata, bukan hanya laporan administratif.
Dana Mengendap di Daerah
Selain kementerian, Purbaya juga menyoroti fenomena dana mengendap di pemerintah daerah.
Berdasarkan hasil pemantauan Kementerian Keuangan, masih terdapat banyak anggaran daerah yang menumpuk di kas, padahal dana tersebut seharusnya sudah berputar di masyarakat melalui program pembangunan dan pemberdayaan ekonomi lokal.
“Habis saya lihat, daerah juga sepertinya masih banyak uang yang bisa dimanfaatkan di sana,” ujarnya.
“Saya bukannya sentimen sama daerah. Justru saya ingin mereka belanjakan lebih cepat supaya ekonominya jalan, sinkron dengan kebijakan ekonomi yang dijalankan pemerintah pusat.”
Bagi Purbaya, anggaran bukan hanya deretan angka di atas kertas, melainkan wujud tanggung jawab moral dan keberanian politik.
Setiap dana yang tidak digunakan, katanya, sama saja dengan kesempatan yang hilang untuk menyejahterakan rakyat.
Menutup pernyataannya di hadapan para anggota DPD, Purbaya tampak tenang namun tegas. Sorot matanya tajam, seolah ingin menegaskan kembali filosofi yang selama ini ia pegang sebagai menteri pengelola keuangan negara.
“Habisin itu duit, tapi dengan benar. Karena yang kita kelola ini bukan uang saya, bukan uang Anda, tapi uang rakyat. Dan uang rakyat itu harus bekerja,” pungkasnya.
(Bangkapos.com/Tribun Trends/Tribunnews)
| Profil Biodata Irjen Pipit Rismanto, Kapolda Kalbar Didapuk Jadi Kapolda Terlama, Lulusan Akpol 1994 |
|
|---|
| Hasil Visum Jadi Penentu Apa Penyebab Mata Siswi di Palembang Merah dan Lebam |
|
|---|
| Profil dan Kekayaan Prof Karta Jayadi, Rektor UNM 18 Bulan Diduga Lecehkan Dosen, Harta Lebih Rp7 M |
|
|---|
| Dedi Mulyadi Tolak Permintaan Aqua Klarifikasi Air Sumur Bor, Singgung Integritas: Martabat Saya |
|
|---|
| Alasan Eri Cahyadi Tolak Pengunduran Diri Hening, Admin Medsos Walkot Surabaya: Jangan Pernah Mundur |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.