Update Kasus Pembunuhan Dosen EY di Jambi, Bripda Waldi Kini Dipecat
Kepolisian Daerah (Polda) Jambi menjatuhkan sanksi tegas berupa pemecatan terhadap Bripda Waldi Aldiyat,.
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: M Zulkodri
Ringkasan Berita:
- Update kasus polisi yang menghabisi dosen di Jambi, Bripda Waldi Aldiyat resmi dipecat.
- Suasana sidang dikabarkan berlangsung tegang mengingat beratnya pelanggaran yang dilakukan oleh sang anggota.
- Ia terbukti bersalah dalam kasus pembunuhan keji terhadap seorang dosen berinisial EY di Kabupaten Bungo, Jambi.
BANGKAPOS.COM - Update kasus polisi yang menghabisi dosen EY di Jambi, Bripda Waldi Aldiyat.
Kepolisian Daerah (Polda) Jambi menjatuhkan sanksi tegas berupa pemecatan terhadap Bripda Waldi Aldiyat
Ia terbukti bersalah dalam kasus pembunuhan keji terhadap seorang dosen berinisial EY di Kabupaten Bungo, Jambi.
Baca juga: Gubernur Babel Hidayat Arsani: MTQH Ke-14 Merupakan Ikhtiar untuk Mengagungkan Kalam Allah SWT
Keputusan memberhentikan Bripda Waldi secara tidak hormat akhirnya dijatuhkan setelah melalui sidang panjang Komisi Kode Etik Profesi (KKEP) yang digelar di Mapolda Jambi, Jumat (7/11/2025) malam.
Sidang yang berlangsung selama lebih dari 12 jam itu dipimpin langsung oleh sejumlah pejabat utama Polda Jambi dan dihadiri para saksi kunci.
Suasana sidang dikabarkan berlangsung tegang mengingat beratnya pelanggaran yang dilakukan oleh sang anggota.
Kabid Humas Polda Jambi Kombes Pol Mulia Prianto menegaskan, perbuatan Bripda Waldi bukan sekadar pelanggaran disiplin, tetapi juga merusak kehormatan dan moralitas institusi Polri.
“Dari hasil sidang, pelaku dinyatakan bersalah melakukan pelanggaran etik berat dan direkomendasikan diberhentikan tidak dengan hormat,” ujar Kombes Mulia dengan nada tegas di hadapan awak media.
Menurutnya, keputusan itu diambil setelah mempertimbangkan secara menyeluruh fakta-fakta yang terungkap di persidangan, mulai dari bukti medis hingga keterangan para saksi.
Bripda Waldi sendiri hadir langsung dalam sidang tersebut. Dengan kepala tertunduk, ia mendengarkan pembacaan putusan dan menyatakan menerima keputusan pemecatan dari institusinya.
Sidang turut menghadirkan berbagai pihak, mulai dari anggota Polres Bungo, tim medis RS Bhayangkara, hingga keluarga korban yang mengikuti jalannya persidangan melalui sambungan Zoom Meeting.
Kombes Mulia menegaskan, langkah tegas ini merupakan bukti nyata bahwa Polri berkomitmen menjaga integritas dan tidak memberi ruang bagi siapa pun yang mencoreng nama baik institusi.
“Siapa pun pelakunya, termasuk dari internal sendiri, jika melanggar hukum, tetap akan diproses. Ini bukti bahwa Polri tidak mentolerir pelanggaran berat,” tegasnya.
Usai putusan dibacakan, Bripda Waldi akan dikembalikan ke Kabupaten Bungo pada Sabtu (8/11/2025) untuk menjalani proses hukum pidana sesuai ketentuan yang berlaku.
Sementara itu, upacara pemecatan resmi (PTDH) akan dijadwalkan kemudian sebagai bentuk penegasan disiplin dan komitmen etika aparat kepolisian.
Kronologi Kasus Pembunuhan Dosen EY
Kasus ini berawal dari ditemukannya jasad EY, dosen keperawatan di Institut Administrasi dan Kesehatan Setih Setia (IAK SS) Muara Bungo, di rumah dinasnya pada Sabtu (1/11/2025).
Korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan, dengan kepala tertutup bantal serta luka lebam di wajah dan leher.
Hasil visum menunjukkan adanya tanda-tanda kekerasan sekaligus dugaan kekerasan seksual.
Dari hasil penyelidikan, polisi menduga motif pelaku dipicu oleh rasa sakit hati setelah korban menolak ajakan pelaku untuk kembali menjalin hubungan.
Dalam aksinya, Bripda Waldi sempat mencuri mobil dan motor korban, mengenakan wig untuk menyamarkan diri, serta merekayasa tempat kejadian agar tampak seperti kasus perampokan.
Namun, upaya itu gagal. Ia akhirnya ditangkap sehari kemudian di sebuah kontrakan di Kecamatan Tebo Tengah, bersama mobil putih milik korban.
Polri Tegaskan Tak Ada Toleransi
Kombes Mulia Prianto menegaskan bahwa kasus ini menjadi peringatan keras bagi seluruh anggota Polri.
“Tidak ada ruang bagi pelanggaran berat, apalagi yang mencederai kepercayaan masyarakat,” ujarnya.
Pemecatan Bripda Waldi, lanjutnya, menjadi contoh nyata bahwa Polri tetap berpegang pada prinsip keadilan dan akuntabilitas, sekaligus menegaskan bahwa seragam bukanlah tameng bagi pelaku pelanggaran hukum.
(Bangkapos.com/Tribunnews Maker)
| Sosok Wanita Ngaku Tante F Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta, Datang ke Sekolah Sambil Menangis |
|
|---|
| Beraksi Lone Wolf, FN Siswa Terduga Pelaku Peledakan di SMAN 72 Jakarta Ingin Balas Dendam |
|
|---|
| Sosok Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko Bungkam Usai Terjaring OTT, Dulu Viral Beli Lahan Makam |
|
|---|
| Harga Bensin di Jepang Turun, Pemerintah Hapus Pajak Sementara Mulai Akhir 2025 |
|
|---|
| Dua Pemuda Hilang Saat Demo di Jakarta Ditemukan Tinggal Kerangka di Gedung ACC Kwitang |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.