Bobibos Bahan Bakar Jerami Ciptaan Muhammad Ikhlas Thamrin Terancam Jadi Mimpi Siang Bolong

Bobibos atau bahan bakar dari jerami yang dikembangkan Muhammad Ikhlas Thamrin dinilai bisa jadi cuma mimpi siang bolong belaka.

Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
X/@11MaretUniv// Bobibos
SEDANG DISOROT - Nama Muhammad Ikhlas Thamrin ikut jadi sorotan setelah Bobibos yang merupakan akronim Bahan bakar Original Buatan Indonesia Bos sebagai bahan bakar jerami viral. 

BANGKAPOS.COM - Bobibos atau bahan bakar dari jerami yang dikembangkan Muhammad Ikhlas Thamrin dinilai bisa jadi cuma mimpi siang bolong belaka.

Pasalnya pengembangan Bobibos perlu investasi besar, jalan panjang dan dukungan sejumlah pihak, utamanya Pertamina.

Demikian disampaikan pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada Dr. Fahmy Radhi, MBA soal Bobibos (Bahan Bakar Original Buatan Indonesia Bos) alias bahan bakar jerami temuan Muhammad Ikhlas Thamrin ini.

Menurut pengamat UGM ini, Bobibos atau bahan bakar jerami buatan M. Ikhlas Thamrin akan jadi mimpi siang bolong jika tak didukung Pertamina.

Fahmy mengatakan Bobibos diperkenalkan sebagai terobosan inovasi dari sejumlah anak muda untuk menghasilkan alternatif BBM sebagai energi baru terbarukan (EBT) dengan kualitas tinggi, harga murah dan ramah lingkungan.

“Meski begitu Bobibos masih harus diuji kelayakan sebagai BBM, baik uji laboratorium, maupun uji lapangan,” ujarnya di Kampus UGM, Kamis (20/11) dikutip dari laman ugm.ac.id.

Fahmy menuturkan untuk uji laboratorium bisa dilakukan oleh Lemigas Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) guna menguji RON, kandungan sulfur, emisi dan sebagainya.

Sedangkan untuk uji lapangan bisa dilakukan oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) guna menguji penggunaan Bobibos pada berbagai jenis kendaraan bermotor dengan mencapai 50.000 KM setiap kendaraan bermotor yang diuji, sesuai dengan standar uji internasional.

“Setelah kesemuanya lolos uji, saya kira Kementerian ESDM baru mengeluarkan sertifikat layak untuk produksi dan pemasaran secara masal,” katanya.

Fahmy mengungkapkan diperlukan investasi yang tidak kecil untuk produksi dan pemasaran massalnya.

Selain itu perlu jaringan distribusi yang luas di seluruh wilayah Indonesia.

Ia berpandangan semestinya PT Pertamina memberi dukungan adanya penemuan ini.

Jika perlu untuk mengatasi kesulitan, PT Pertamina turut berinvestasi pada Bobibos yang dinilai cukup prospektif di masa depan.

Dalam pendapatnya, Fahmy berharap Bobibos bisa menggunakan jaringan distribusi yang dimiliki Pertamina.

“Bobibos perlu didukung baik dalam fasilitas penyimpanan, maupun jaringan SPBU. Tanpa dukungan penuh dari Pertamina akan sangat sulit bagi Bobibos dapat diproduksi dan dipasarkan secara masal. Bisa-bisa Bobibos hanya sekedar mimpi di siang hari bolong. Jangan biarkan ini bernasib sama seperti blue energi, yang sempat diluncurkan pada saat pemerintahan SBY, yang layu sebelum berkembang,” imbuhnya.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved