Permainan Bedil Bambu Menghilang

Dentuman meriam minyak tanah dari bambu atau bedil bambu, sejak beberapa tahun belakangan tidak terdengar

Penulis: Iwan Satriawan | Editor: Hendra
zoom-inlihat foto Permainan Bedil Bambu Menghilang
bangkapos.com/resha
Sunardi (baju garis-garis) bersama teman-temannya mengikuti festival dan lomba bedil, di pesisir pantai Tanjung Gunung, Pangkalan Baru, Minggu (7/7/2013).

Laporan wartawan Bangka Pos, Iwan Satriawan

BANGKAPOS.COM,BANGKA-- Dentuman meriam minyak tanah dari bambu atau bedil bambu, sejak beberapa tahun belakangan tidak terdengar lagi di wilayah Pangkalpinang dan daerah lainnya.

Padahal permainan khas anak-anak Melayu ini medio tahun 2000 an merupakan bagian dari semaraknya bulan ramadhan.

Permainan tradisional ini biasanya dimainkan kala menunggu waktu berbuka puasa atau usai sholat tarawih.

Kini dentuman tersebut berganti dengan bunyi petasan.

"Saya sudah tidak mendengar lagi ada suara khas Bedil Bambu di Pangkalpinang. Ini sudah sekitar lima tahun ini kalau tidak salah,‎" ungkap Yadi warga Pangkalpinang, Senin (29/6).

Menurutnya, ada kerinduan tersendiri akan permainan Bedil Bambu saat bulan ramadhan, soalnya permainan ini merupakan bagian dari masa kanak-kanaknya bersama teman-teman saat kecil.

Ia masih ingat bagaimana ia berlomba menciptakan suara dentuman yang besar dari Bedil Bambu.

Makin besar bambu yang digunakan, semakin besar dentuman yang dihasilkan.

"Mungkin karena sudah sulit mencari bambu dan minyak tanah‎. Kalau dulu kita masih mudah mencari bambu. Sekarang sulit mencari bambu, apalagi yang ukuran besar," jelasnya.

Yadi mengungkapkan salah satu kenangan yang tidak bisa dilupakan adalah insiden terbakarnya alis mata atau rambut saat memainkan permainan bedil bambu.

"Ini rambut pernah habis kena api saat main bedil," ungkapnya seraya tertawa.

Randi, warga Bangka Tengah mengungkapkan di Desa-desa di wilayah Bangka Tengah permainan Bedil Bambu juga sudah menghilang.

"Saya sering jemput istri dari Pangkalpinang malam-malam. Nggak pernah lagi dengar suara Bedil Bambu. Kangen juga mendengarnya karena teringat masa kecil," ungkap Randi.

Ia berharap pihak pemerintah daerah dapat melestarikan permainan anak-anak Melayu saat bulan ramadhan tersebut.

Sumber: bangkapos.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved