Suami Istri Dibunuh di Bukit Mangkol

Seminggu Sebelum Tewas Dibunuh Aslika Sujud dan Basuh Kaki Sang Ibu

"Sadis memang orang yang ngebunuh anakku, die dak apalah bunyi. Tertutup benar dak pernah bekisah misalnya kayak orang ada.....''

BANGKAPOS.com - ATUY, ibu Aslika mengaku tidak memiliki firasat apapun bakal kehilangan putrinya. Hanya saja, satu seminggu sebelum kepergian Aslika menghadap Yang Maha Kuasa, dia kedatangan sang putri yang bersimpuh di kakinya.

"Seminggu yang lalu die datang ke sini minta ampun kek ku sujud-sujud nyuci kaki ku, air abis nyuci kakiku diminum, dia bilang mak duduklah sebelum nyuci kaki ku, biasanya memang sering minta maaf tapi dak pernah sampai macem tu. Terus ku bilang lah nak nama ge orangtua dak de yang dak maafin anak, die nangis-nangis lah waktu minta maaf tu," kenang Atuy saat berbincang-bincang dengan Bangka Pos, Rabu (23/11).

Baca: Perkembangan Kasus Pembunuhan Suami Istri Iswandi Aslika: Korban Diikuti Tiga Motor

Baca: Suami Istri Iswandi Aslika Tewas Dibantai Korban Tinggalkan Pesan Terakhir di Bantal

Baca: Puluhan Mahasiswi dan Siswi Jadi PSK Ditawarkan di Media Sosial

Ibunda Aslika ini menilai putrinya memang tak banyak ulah. Dia menyayangkan sikap orang yang melukai putrinya mengingat putrinya tak pernah ikut campur urusan orang lain.

Atuy mengatakan putrinya tertutup dan jarang bercerita pada dirinya terkait persoalan yang dihadapinya. Atuy pun enggan bertanya pasalnya ia yang sudah berkeluarga selalu tertutup terkait persoalan ekonomi maupun rumah tangganya.

"Sadis memang orang yang ngebunuh anakku, die dak apalah bunyi. Tertutup benar dak pernah bekisah misalnya kayak orang ada bekelai kek laki atau apa, dak pernah bekisah. Cuma dia lah yang tahu apa yang dirasa," kata Atuy.

Aslika ditemukan tewas di kawasan Bukit Mangkol, Desa Terak, Kecamatan Simpangkatis, Kabupaten Bangka Tengah, Selasa (22/11) sore. Jenazahnya ditemukan setelah dilakukan pencarian selama lebih dari 24 jam.

Baca: Cari Sensasi Seks, Suami Ajak Istri Threesome dan Tukar Pasangan

Baca: 6 Selebriti Bahagia Bersama Anak Angkat, Ada yang Sudah Jodoh Hingga Tak Mau Pisah

Upaya pencarian Aslika dimulai setelah warga menemukan Iswandi, suami Aslika di kawasan yang sama, Senin (21/11) pagi. Pasangan suami istri itu ditemukan tak bernyawa dengan banyak luka tusuk benda tajam di tubuhnya. Aslika langsung dimakamkan pada malam hari setelah ditemukan.

Aslika kerap mengunjungi Atuy dan anaknya, bahkan tak jarang menginap di rumahnya, diantar suaminya. Tak ada perubahan sikap yang mencolok dari putrinya sebelum meninggalkan ia dan keluarga besarnya. Ia bahkan sampai saat ini masih belum percaya anak ketiganya kini telah tiada.

"Kalau anaknya memang dari kecil samaku, jarang memang ke bundanya, jadi misal lama dak lihat bunda paling nanya. Memang lebih ke ku kalau anaknya, cuma kalau ku begawe ke ayuk kelak dianter sore ke sini, tu ge tengah dak sehat adek batuk tekurus badannya," cerita Atuy.

Baca: Dugaan Korupsi Bansos Bangka Sebesar Rp 1,9 Miliar Masuk Tahap Penyelidikan

Baca: Penyuap Brotoseno Haris Arthur Haedar Ternyata Tim Pengacara Perusahaan Dahlan Iskan

Ia berharap pelaku pembunuhannya segera ditangkap dan dihukum sesuai perlakuannya, dirinya telah mengikhlaskan kepergian sang putri. Ia berharap persoalan yang menimpa keluarganya ini dapat diusut dengan tuntas.

"Kami percaya kek polisi, tapi semoga lah semua ni cepat terungkap, kami dak de nuduh siapapun karena memang dia dak de musuh setahu kami, tapi biarlah Tuhan pacak nunjuk, semoga bai cepet tahu siapa orangnya, dari luka badannya luar biasa kayak e dia nahan sakit," harapnya.

Lebih cantik
Sikap tertutup Aslika juga diakui Aslami Fitriani (34), kakak sulung Aslika dari lima bersaudara. Wanita yang bekerja sebagai guru honor di TK Model ini bercerita Aslika sempat menginap sabtu dan minggu di kediaman orangtuanya di Pintu Air.

Seminggu sebelum mendapat kabar kepergian Aslika, Aslami sempat menangkap perilaku adiknya yang lebih pendiam dibanding hari biasa. Minggu pagi sebelum Aslika berangkat kerja di toko pakaian tak disangka menjadi hari terakhir pertemuan kedua saudara ini, Aslami mengaku terkesima dengan kecantikan adik keduanya saat meninggalkan rumah.

"Biasanya dia gak pernah dandan, tapi saat itu dia dandan dan kelihataan cantik sekali, Saya juga nitip dibelikan selek (celana pendek) tapi kata dia gak usah pakai selek dia aja karena ada banyak. Seminggu sebelum meninggal dia memang gak pernah kasih muka, kalau ditanya jawab sepatah" ungkap Aslami.

Kepada satu-satunya saudara perempuan, Aslika sering mengatakan rasa kesal namun ia pun tak mengungkapkan penyebab kekesalannya.

"Dia sering nangis tapi kalau ditanya kenapa nangis dia gak pernah mau ungkapin. Kalau ada masalah Aslika cuma beli buku teka-teki silang (TTS) buat diisi sampai habis," tambahnya

Kematian Aslika dengan cara tragis memukul pihak keluarga, Aslami yang didampingi tantenya, Erni turut menepis komentar di Facebook yang menduga Aslika berselingkuh.

"Kenapa pihak perempuan yang disorot, jangan ngeduluin (mendahulukan) polisi. Aslika gak pernah punya musuh dia dak suka ngisah (red-menceritakan) orang. Kami harap pelakunya kalau bisa dihukum mati juga karena wanita salah ape pisau e banyak di badan tu? Dak manusiawi dan dak punya hati" keluh Erni bersama Aslami.

Bunda meninggal, ayah meninggal
Bocah lima tahun itu tampak asyik memainkan jarinya di layar tablet. Dia memainkan permainan mencocokkan gambar yang ada di alat elektronik di genggamannya itu. Tak terlihat gurat kesedihan di raut wajah bocah yang rambut dikuncir ke belakang tersebut.

Begitulah Alfiza Adelia Putri, anak semata wayang Aslika, istri Iswandi yang ditemukan tewas di Bukit Mangkol, Desa Terak, Kecamatan Simpangkatis, Kabupaten Bangka Tengah, Selasa (22/11) kemarin. Fiza, sapaan akrabnya, seakan sibuk di alamnya sendiri. Meski tak terlihat sedih, dia tahu ibunya meninggal dunia.

"Bunda meninggal, ayah meninggal," kata Fiza saat ditanya keberadaan orangtuanya, Rabu (23/11).

Sejak lahir, Fiza dibesarkan neneknya, Atuy, dan Aslami Fitriani (34), kakak sulung Aslika. Di kesehariannya, Fiza ikut Aslami pada pagi hingga sore. Hal itu terjadi karena pada rentang waktu itu, Atuy, nenek Fiza bekerja. Dari sore hingga keesokannya lagi, Fiza menghabiskan waktu di rumah neneknya di Jalan Batin Iso No 9, Kelurahan Pintu Air, Pangkalpinang.

Kemarin, suasana duka masih menyelimuti kediaman Atuy, ibu Aslika. Sejumlah kerabat, teman, dan masyarakat sekitar berdatangan ke rumah menyampaikan bela sungkawa. Selain Atuy, rumah itu juga ditempati, dua adik laki-laki Aslika, Alka dan Aziz.

Saat Bangka Pos berbincang-bincang dengan Fiza, bocah itu lebih banyak asyik bermain tablet dan diam. Dia hanya sesekali menjawab pertanyaan-pertanyaan ringan yang dilontarkan Bangka Pos. Kebetulan, Fiza juga tampak kurang sehat karena terdengar suara batuk dan pilek.

"Sedihlah tapi ada nenek," ujar Fiza saat disinggung perasaannya.

Aslami mengatakan sejak lahir Fiza dibesarkan bersama Atuy dan dirinya. Seingat Aslami, dia baru tiga kali menginap di rumah kontrakan Iswandi dan Aslika di Gandaria I, Pangkalpinang.

"Anaknya persis ibunya, enggak banyak ngomong, dia (Fiza) cuma bengong sambil tanya 'kok Bunda dak de?' tapi dia enggak nangis," ujar Aslami saat ditemui Bangka Pos di rumah Atuy, Rabu (23/11).

Aslami mengatakan meski pendiam dan terkenal pasif di sekolah, Fiza gemar menggambar. Seminggu sebelum ibunya meninggal, Aslami mengaku mendapat cerita tak biasa dari guru Fiza di TK Model.
"Kata gurunya, dia lebih mudah untuk diajak belajar menulis dan menyanyi. Padahal dua hal itu biasanya malas dia lakukan," kata Aslami.(o1/o2)

Sumber: bangkapos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved