Kantor Bupati Belitung 'Diserang' Ular Saba 4 Meter, 14 Petugas Damkar 'Keroyok' Pakai Pipa Paralon
Kantor Bupati Belitung 'diserang' ular saba sepanjang empat meter. Dibutuhkan 14 petugas Pemadam Kebakaran (damkar) untuk menaklukkannya.
Penulis: Edy Yusmanto |
BANGKAPOS.COM, BANGKA - Kantor Bupati Belitung 'diserang' ular saba sepanjang empat meter.
Dibutuhkan 14 petugas Pemadam Kebakaran (damkar) untuk menaklukkannya.
Kejadian ini terjadi pada Senin (6/5/2019) pukul 07.00 WIB.
Kala itu, seorang petugas kebersihan yang sedang beraktivitas menemukan ular saba berukuran cukup besar melintas dan masuk ke dalam selokan belakang kantor bupati.
Terkejut dan panik melihat kejadian tersebut, membuat sang petugas langsung menelepon Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Belitung.
Tak berapa lama setelah telepon itu pun datang sekitar 14 petugas pemadam kebakaran (damkar).
Awalnya, petugas mengira ada kebakaran yang terjadi di Kantor Bupati Belitung.
• Niat, Doa dan Tata Cara Mandi Junub yang Benar Sesuai Tuntunan Agama, Wajib Basah!
• Kompak Pakai Jaket Merah, Ayu Ting Ting dan Shaheer Sheikh Disebut Bakal Bikin Artis Ini Mewek
Namun, melihat situasi yang terbilang sepi, membuat 14 petugas ini kembali bertnaya-tanya.
Ternyata, setelah menemui petugas kebersihan yang menelepon diberikan penjelasan.
Bahwa yang terjadi bukan kebakaran melainkan kemunculan seekor ular saba, sawah atau sanca berukuran sekitar empat meter.
Berdasarkan keterangan petugas kebersihan yang tak diketahui namanya tersebut, ia melihat ular tersebut awalnya melintas jalan raya di seputaran Jalan Kapten Hasan Basri Kelurahan Lesung Batang sebelum masuk ke selokan halaman belakang Kantor Bupati Belitung.
Menaklukan ular saba sepanjang empat meter ini tidak mudah.
• 5 Tahun Pacaran Ceweknya Memilih Jadi Istri Pria Lain, Curhatan Sang Mantan Sindir Soal Nyicil Motor

Riko Pribadi, seorang petugas Damkar Kabupaten Belitung mengaku butuh waktu yang tidak sebentar untuk menangkap ular saba tersebut.
Kepada bangkapos.com, Riko mengatakan ia dan 13 petugas lainnya harus bekerja keras.
Meski ada informasi bahwa ular tersebut sempat terlindas kendaraan saat melintasi jalan raya, namun tenaga ular saba itu masih cukup kuat.
"Tadi kami ditelepon, langsung datang kesini (kantor Bupati Belitung). Informasinya ular itu sempat melintas di jalan raya dan masuk ke halaman kantor Bupati. Ular ini ketika melintas di jalan raya, sempat dilindas mobil," kata Riko.
Pakai Pipa Paralon
Tak banyak peralatan yang dibutuhkan 14 petugas damkar ini untuk menangkap ular saba tersebut.
Mereka yang mengetahui ular saba berada di selokan yang cukup dalam itu kemudian menggunakan pipa paralon putih.
Ada pula tali nilon yang cukup besar yang diselipkan di tengah-tengah pipa.
Petugas harus memasukkan pipa ini ke dalam selokan.
Sementara itu, ular saba berada tepat di tengah selokan.
Hal ini membuat petugas harus lebih berhati-hati dan kesulitan.

Apalagi, bagian atas selokan itu tidak bisa diangkat karena sudah diaspal.
Alhasil, petugas kemudian mencoba mendorong-dorong dan sesekali menarik ular tersebut agar keluar terlebih dahulu dari selokan.
Ketika ular tersebut berhasil dikeluarkan dari selokan maka dengan sigap petugas menangkap mulut ular dan melakbannya.
"Belum lagi selokan itu kan gelap, jadi ularnya harus dikeluarkan dulu, ditarik. Setelah itu baru mulutnya kami tutup dengan lakban," cerita Riko.
Dikembalikan ke Habitat
Peristiwa ini cukup membuat heboh masyarakat Belitung.
Apalagi, ular saba itu berukuran cukup besar dan berada di kantor orang nomor satu di Kabupaten Belitung.
Maish banyak yang menanyakan mengapa dan bagaimana bisa ular tersebut ada di kantor.
Padahal, ular jenis saba seperti ini tentu bukan habitatnya di kantor.
Maka dari itu, setelah ular tersebut ditangkap dimasukkan dalam karung putih.
Ular ini diamankan sementara di kantor Pos Damkar Kabupaten Belitung.
Dan rencananya, ular akan dilepas kembali ke alam bebas untuk kelestariannya.
"Sudah kami tangkap tadi, dan sekarang sudah kami amankan di kantor (kantor Damkar). Setelah ini nanti akan kami kembalikan ke habitatnya," ungkap Riko.
Ular Terpanjang
Bangkapos.com melansir wikipedia Indonesia menyebutkan sanca kembang atau sanca batik atau disebut juga sanca timur laut adalah sejenis ular dari suku Pythonidae yang berukuran besar dan memiliki ukuran tubuh terpanjang di antara ular lain.
Ukuran terbesarnya dikatakan dapat melebihi 8.5 meter dan merupakan ular terpanjang di dunia.
Lebih panjang dari anakonda (Eunectes), ular terbesar dan terpanjang di Amerika Selatan.
Nama-nama lainnya adalah ular sanca; ular sawah atau ular saba; sawah-n-etem (Simeulue); ular petola (Ambon); dan dalam bahasa Inggris reticulated python atau kerap disingkat retics.
Sedangkan nama ilmiahnya yang sebelumnya adalah Python reticulatus, kini diubah genusnya menjadi Malayopython reticulatus.
Kulitnya Diburu
Ular Sanca terutama yang kecil kerap dipelihara orang karena relatif jinak dan indah kulitnya.
Pertunjukan rakyat, seperti topeng monyet, seringkali membawa seekor sanca kembang yang telah jinak untuk dipamerkan.
Sirkus lokal juga kadang-kadang membawa sanca berukuran besar untuk dipamerkan atau disewakan untuk diambil fotonya.
Sanca banyak diburu orang untuk diambil kulitnya yang indah dan bermutu baik.
Lebih dari 500.000 potong kulit sanca kembang diperdagangkan setiap tahunnya.
Sebagian besar kulit-kulit ini diekspor dari Indonesia, dengan sumber utama Sumatra dan Kalimantan. Semua adalah hasil tangkapan di alam liar.
Jelas perburuan sanca ini sangat mengkhawatirkan karena mengurangi populasinya di alam.
Catatan dari penangkapan ular komersial di Sumatra mendapatkan bahwa sanca kembang yang ditangkap ukurannya bervariasi antara 1 m hingga 6 m, dengan rata-rata ukuran untuk jantan 2.5 m dan betina antara 3.1 m (Medan) – 3.6 m (Palembang).
Kira-kira sepertiga dari betina tertangkap dalam keadaan reproduktif (Shine et al. 1999). Hingga saat ini, ular ini belum dilindungi undang-undang. CITES (konvensi perdagangan hidupan liar yang terancam) memasukkannya ke dalam Apendiks II.