Kasus Penusukan

Imbas Penusukan di Batu Belubang, Begini Nasib Nani & Bayi 4 Hari Diusir dari Desa

Warga Kabupaten Kayu Agung, Sumatera Selatan ini baru saja melahirkan bayi laki-laki berusia empat hari.

Penulis: Yuranda | Editor: Alza Munzi
(BANGKAPOS/Resha juhari)
Dea bersama bayinya yang masih berumur 9 bulan dibantu oleh aparat kepolisian untuk dilakukan evakuasi menuju Polres Pangkalpinang di Desa Batu Belubang, Bangka Tengah, Sabtu (21/12/2019). 

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Wajah Nani (37) tampak kalut.

Dia tergesa-gesa membawa barang seadanya, saat proses evakuasi berlangsung di rumah Ketua RT 8 Desa Batu Belubang, Kecamatan Pangkalanbaru, Bangka Tengah, Sabtu (21/12) malam.

Namun, satu hal lagi yang membuatnya tampak lemah diwarnai kecemasan.

Warga Kabupaten Kayu Agung, Sumatera Selatan ini baru saja melahirkan bayi laki-laki berusia empat hari.

Dirinya dan sang bayi bernama Aldi Al Qhori harus dievakuasi, buntut dari penikaman yang dialami dua warga Desa Batu Belubang, Sabtu sore.

Sedangkan Nani dan suaminya, Adam Malik sudah satu tahun tinggal di Desa Batu Belubang.

Selama ini, tidak ada masalah apapun, mereka dengan warga setempat.

"Kami cari makan, kami tidak tahu apa-apa," ucapnya lirih.

Serupa diungkapkan Dea, yang berasal dari Palembang, Sumatera Selatan.

Sambil menggendong bayinya yang berusia sembilan bulan, Dea menangis meratapi nasibnya.

Dia mengaku hanya sekadar mencari nafkah di Desa Batu Belubang.

"Demi Allah, kami tidak berbuat macam-macam," kata Dea sedih.

Nani dan Dea bersama ratusan warga Sumsel lainnya, dievakuasi dari Desa Batu Belubang ke Polres Pangkalpinang.

Langkah ini diambil untuk meredakan kondisi di Desa Batu Belubang, setelah dua warga setempat ditikam orang tak dikenal.

Masyarakat Desa Batu Belubang menduga, pelaku adalah warga pendatang sehingga menyulut amarah dan berujung pengusiran.

Halaman
1234
Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved