Kasus Penusukan
Imbas Penusukan di Batu Belubang, Begini Nasib Nani & Bayi 4 Hari Diusir dari Desa
Warga Kabupaten Kayu Agung, Sumatera Selatan ini baru saja melahirkan bayi laki-laki berusia empat hari.
Penulis: Yuranda | Editor: Alza Munzi
"Pakai mobil, saya lihatnya kalau nggak salah pakai Rush," tutur Rafi dengan posisi badan menyamping akibat luka di bagian punggung.
Kejadian bermula pada pukul 15.00 WIB.
Saat itu pelaku yang mengendarai mobil sempat ditegur oleh warga lantaran melaju dengan kecepatan tinggi.
Namun saat ditegur, pelaku yang diduga warga pendatang tak terima.
Alhasil sempat terjadi cekcok sesaat sebelum pelaku melakukan penusukan.
Keluarga korban, Juadi mengatakan, pelaku tak terima dengan teguran tersebut.
"Pelaku itu marah. Dia bilang, kamu tidak tahu siapa saya ya. Terus dia manggil kawan, makai motor. Kejadian sekitar pukul 16.30 WIB, sekarang keadaan korban lah sadar, tadi Arpan sempat koma sekitar satu jam," ungkap Juadi. (Bangka Pos/Rizky Pahlevi/Suhardi W/Yuranda)
Sesuai Kesepakatan
Kepala Desa Batu Belubang Desi Wulandari mengungkapkan, masyarakat sudah membuat kesepakatan dengan warga pendatang, yang mencari nafkah sebagai penambang di Desa Batu Belubang.
Satu di antara isi kesepakatan adalah jika warga pendatang membuat masalah maka akan diusir dari Desa Batu Belubang.
"Ini bermula dari tambang timah. Di situ ada kesepakatan, telah tercantum kalau tidak menaati peraturan di desa, angkat kaki dari sini," kata Desi, Sabtu malam.
Desi menambahkan, banyak warga pendatang tersebut berasal Selapan, Sumsel.
Pascakejadian ini, masyarakat menggelar rapat bersama Kapolres Pangkalpinang, Kapolsek Pangkalanbaru, kades, kadus, dan RT.
Hasilnya, warga pendatang yang bermukim di Desa Batu Belubang dievakuasi terlebih dulu untuk menghindari konflik dengan penduduk setempat.
Sedangkan Kapolres Pangkalpinang AKBP Iman Risdiono mengatakan penusukan yang menimpa warga Desa Batu Belubang karena masalah sepele.
Pelaku tersinggung ditegur warga saat mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi.