Berita Pangkalpinang

Warung Kopi Klasik Sejak 1980-an Ini Tetap Eksis Meski Kopi Kekinian Kian Marak

Beberapa tahun belakangan, tren konsumsi kopi di Kota Pangkalpinang sedang berkembang pesat. Kegiatan minum kopi pun saat ini telah berkembang

Penulis: Andini Dwi Hasanah | Editor: nurhayati
Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah
Warkop Akew di Jalan Jendral Sudirman yang tetep berdiri dan ramai pelanggan meski kian banyak kopi kekinian di Kota Pangkalpinang 

3. Komitmen pada pelayanan pelanggan; pastikan konsumen warkop disuguhkan dengan kesan baik, terjaganya kualitas penyajian, pelayanan yang optimal, keramahan, kenyamanan, serta keamanan, sehingga memunculkan kepuasan pelanggan.

4. Tawarkan Pelanggan dengan pengalaman berbeda; coba anda gali dan renungkan apa yang menjadi ikonik pada warung kopi anda yang tidak diberikan oleh warkop kekinian. Misalnya jika anda tahu bahwa mereka sering menghabiskan waktu di warkop anda dengan membawa keluarga, mungkin sudah saatnya anda menyediakan fasilitas khusus yang membuat pelanggan dan keluarganya nyaman dan betah berlama-lama di warkop anda.

5. Berkomunikasi aktif dengan pelanggan; anda sebagai pemilik dan karyawan anda perlu dan harus komunikasi yang baik dengan konsumen. Karyawan dan pemilik dituntut akrab dan bersahabat dengan konsumen dalam menyuguhkan pelayanan.

6. Lakukan Pembukuan sederhana; jangan sepelekan pembukuan, catatan keuangan (pembukuan) akan membantu anda untuk tetap memantau kondisi keuangan warkop, apakah sehat, untung, perlu tambahan modal, atau perlu keputusan keuangan lainnya. Jangan menunggu usaha anda besar baru melakukan pencatatan keuangan.

Warkopies Tetap Ramai di Tengah Pandemi Corona

Suasana Warkopies Jl MH Muhidin no 194 (Jalan Garuda) saat ditemui oleh Bangkapos.com, Rabu (19/8/2020)
Suasana Warkopies Jl MH Muhidin no 194 (Jalan Garuda) saat ditemui oleh Bangkapos.com, Rabu (19/8/2020) (Bangkapos.com/Widodo)

Bisnis warkop kembali menggeliat seiring kehidupan normal baru pandemi Covid-19. Pengunjung pun sudah mulai ramai oleh para penikmat kopi.

Satu diantaranya warkop yang saat ini tetap ramai pengunjung yakni Warkopies yang beralamat di Jalan MH Muhidin no 194 atau Jalan Garuda.

Diakui Osan selaku pemilik Warkopies pengunjung di warkopnya cukup ramai.

"Begini kalau hukum dagang kadang ramai kadang sepi, tapi setiap hari kayak gini (banyak pengunjung--red) walaupun Corona tapi seperti ini karena memang banyak yang sudah menghiraukan Corona tapi tetap menjaga kebersihan dan lainnya untuk cegah Corona," katanya saat ditemui oleh Bangkapos.com di Warkopies, Rabu (19/8/2020).

"Kalau kita tutup terus-terusan karena masalah covid-19 kan nggak bisa namanya juga kita dagang," tuturnya.

Dia menyebutkan alasan ramai karena banyak langganan dari warkopieisnya. Diakuinya, ada juga yang mau coba-coba terus mungkin rasa kopinya pas di lidah sehingga datang ke sini lagi, atau karena diajak teman-teman ke sini sehingga banyak pengunjung.

Dikatakannya, saat awal-awal Covid-19 Warkopies sempat tutup kurang lebih satu bulan. Dari Maret hampir ke bulan April karena dikarenakan wabah corona dan kembali buka April sampai sekarang.

"Buka bulan April itu juga belum sampai malam, baru sampai jam 6 sore karena ikuti imbauan pemerintah," terangnya.

Terkait permasalahan Covid-19 yang belum selesai, dirinya menyebutkan bahwa individu masing-masinglah yang menjadi dokter.

"Saat ini kita sendiri yang jadi dokter karena harus jaga jarak, pakai masker, dan perilaku hidup sehat dan sejenisnya," katanya.

"Saya lihat sekarang orang sudah mulai tidak begitu takut, tinggal kita sendiri yang jaga sendiri untuk perlindungan. Kita sih berdoa semoga cepat berlalu dan aktivitas seperti biasa," sebutnya.

Diakuinya sisi baik dari Corona, orang mulai menjaga kebersihan dengan mencuci tangan,  meja juga harus di lap dan selalu menjaga kebersihan.

Kopi Robusta Cocok di Tanam di Bangka Belitung

Mardi sedang memetik biji kopi miliknya, di Desa Petaling Banjar, Jum'at (16/3/2019) Siang.
Mardi sedang memetik biji kopi miliknya, di Desa Petaling Banjar, Jum'at (16/3/2019) Siang. (bangkapos.com/Dwi Ayu Mauleti)

Beberapa tahun belakangan, tren konsumsi kopi di Indonesia sedang berkembang pesat. Kegiatan minum kopi  saat ini telah berkembang menjadi gaya hidup masyarakat.

Saat ini kedai-kedai kopi kekinian tumbuh menjamur dan dapat dengan mudah ditemukan di Kota Pangkalpinang.

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Bangka Belitung, Juaidi, mengatakan, tanaman kopi sangat memungkinkan untuk ditanam dan dikembangkan di Bangka Belitung.

"Kami sudah mengusulkan ke Kementerian Pertanian untuk pengembangan kopi seluas 1000 Hektar berikut dengan alat pengolahannya yang berskala industri. Pola yang akan dikembangkan berbasis kawasan dan korporasi. Sehingga akan lebih fokus dan memiliki daya saing yang kuat," jelas Juaidi kepada Bangkapos.com, Rabu (19/8/2020).

Juaidi menjelaskan, jenis kopi yang akan dikembangkan disesuaikan dengan kondisi agroklimat dan ketinggian tempat Bangka Belitung.

"Paling cocok yaitu jenis robusta karena Bangka Belitung merupakan dataran rendah. Semua kopi enak, tergantung selera masing-masing dan ditentukan cara pengolahan dan racikannya. Ada suka jenis Arabica, ada yang suka jenis Robusta, bahkan ada jenis Liberica. Tapi yang paling banyak disukai yaitu jenis Arabica dan Robusta," ungkapnya.

Dia menjelaskan saat ini kopi yang dipasarkan di Bangka Belitung berasal dari Lampung, Palembang, Bengkulu, Medan, dan ada juga dari Aceh hingga kopi Vietnam.

"Intinya masyarakat kita suka kopi, dan tanaman kopi harus ada dan ditanam di wilayah Bangka Belitung. Beberapa lokasi juga sudah mengembangkan tanaman kopi seperti di Desa Petaling yang dikenal dengan Kopi Petaling atau Kopling. Luas arealnya masih sedikit, perlu dikembangkan lagi dan harus diikuti dengan penyediaan unit pengolahan kopi sesuai dengan teknologi terkini," jelas Juadi.

Selain itu, kata Juaidi, potensi lainya berada di Pulau Belitung khususnya Kota Manggar yg terkenal dengan 1.000 warung kopi.

"Daerah ini juga perlu adanya pengembangan tanaman kopi berskala industri, berbasis kawasan dan korporasi. Kedua wilayah ini menjadi target kami untuk pengembangan kopi ke depan," harapnya.

Kedai Kopi Bisa Jadi Destinasi Wisata Baru

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) diburu selfie kalangan wanita, Senin (20/1/2020) saat berfoto selfie di Tung Tau Toniwen
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) diburu selfie kalangan wanita, Senin (20/1/2020) saat berfoto selfie di Tung Tau Toniwen (Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah)

Kabid Destinasi dan Pariwisata kota Pangkalpinang, Dwidy Sutiasmi mengatakan, tren konsumsi kopi di Kota Pangkalpinang hingga memunculkan maraknya warung kopi dipinggir jalan juga dapat dibuat menjadi destinasi pariwisata.

Menurutnya, dengan semakin banyakanya warung kopi di pinggir jalan di Kota Pangkalpinang tentu dapat dijadikan wisata-wisata baru tergantung dengan penataannya nanti.

"Bisa juga di jadikan destinasi wisata yang baru, kemarin kita ada perencanaan untuk mengadakan rapat kepada pengelola usaha kafe atau warung kopi untuk menindak lanjuti ke depannya bagaimana warung kopi yang ada di Pangkalpinang ini bisa hidup dan menjadi tujuan destinasi wisata," jelas Dwidy kepada Bangkapos.com, Rabu (19/8/2020)

Dia menyebutkan, dalam waktu dekat akan diadakan pertemuan dengan para pengelola usaha untuk dapat membahas penataan warung kopi tersebut.

"Kita akan berbagi pengalaman dengan pengelola kopi, dan pengembangan ke depan nya seperti apa, untuk warung kopi ini dapat kita jadikan wisata," sebutnya

Dia menuturkan, saat ini tren ngopi dan nongkrong memang sudah melakat dikalangan anak muda.

"Jadi anak-anak muda kita saat ini memang hobinya nongkrong, nah yang buka kedai kopi kekinian juga semakin banyak ini sangat berpotensi untuk kita jadikan wisata baru,"ungkap Dwidy.

(Bangkapos.com/Cici Nasya Nita/Widido/Riki Pratama/Andini Dwi Hasanah)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved