Berita Pangkalpinang
Sekolah di Tengah Pandemi Covid-19 Tahun Depan Diperbolehkan, Tak Ada Lagi Batasan Zona
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengeluarkan kebijakan terkait sekolah tatap muka di tengah pandemi.
Penulis: Andini Dwi Hasanah | Editor: nurhayati
BANGKAPOS.COM , BANGKA-- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengeluarkan kebijakan terkait sekolah tatap muka di tengah pandemi. Nadiem kini memperbolehkan pembelajaran tatap muka di sekolah mulai 2020/2021.
Adanya kebijakan tersebut disyukuri oleh Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pangkalpinang, Eddy Supriadi.
Menurutnya, ini adalah momen yang sangat ia tunggu-tunggu, sebab kebijakan dan keputusan tergantung kesiapan masing-masing daerah dan berdasarkan diskresi maupun evaluasi kepala daerah.
"Alhamdulillah di saat-saat harapan masyarakat ingin melaksanakan tatap muka ini menjadi legalitas kita, artinya kewenangan itu seutuhnya diserahkan kepada pemerintah daerah, dengan SKB empat menteri ini semakin terbuka untuk pembelajaran tatap muka tahun pelajaran 2020/2021," kata Eddy kepada Bangkapos.com, Senin (23/11/2020)
Dia menyebutkan, selama ini ada kekhawatiran dalam dirinya jika membuka sekolah di tengah pandemi di Kota Pangkalpinang.
"Selama ini ada kekhawatiran dalam hati saya, kalau terjadi sesuatu tidak ada rambu yang diberikan pemerintah pusat itu akan mengkhawatirkan, akhirnya kita akan di buly-buly, dan sekarang sudah diperbolehkan buka sekolah dan ini adalah langsung keputusan mentri, seperti dayung bersambut hal yang sangat kami tunggu-tunggu," jelasnya.
Menurutnya, selama ini dirinya hanya terbatasi oleh zona wilayah Kota Pangkalpinang yang masih orange, untuk membuka sekolah tatap muka.
Dari segi kesiapan sekolah untuk menyambut sekolah di masa new normal ini, kata Eddy, seluruh sekolah di Kota Pangkalpinang sudah siap melaksanakan pembelajaran tatap muka.
"Kita hanya terkendala zona, sebagaimana keputusan menteri pendidikan sebelumnya sekolah yang boleh melaksanakan tatap muka hanya sekolah di zona kuning dan hijau, dan kita Pangkalpinang sampai hari ini masih orange. Kalau kesiapan sekolah jangan tanya lagi sekolah kita sudah siap sejak Oktober lalu," jelas Eddy.
Ia menyebutkan, pada pembelajaran tatap muka tahun depan yang dimulai bulan Januari belum akan mengejar target kurikulum.
"Di tahun depan tahun ajaran baru dimasa new normal yang terpenting bukan target kurikulumnya, yang terpenting sikologisnya baik mereka sudah beraktifitas, mereka sudah berinteraksi," ucapnya
Kata Eddy, pembelajaran tatap muka yang pentingnya interaksi sosial, untuk melepas kerinduan dengan dunia sekolah mereka.
"Jangan sampai mereka kehilangan rasa sekolah itu seperti apa, nanti terlalu terjebak oleh daring, walaupun nanti tatap muka sudah dilaksanakan daring tetap keniscayaan, daring tetap akan dilaksanakan meskipun tatap muka tahun depan sudah dilaksanakan," ungkap Eddy.
Menurutnya, tatap muka tidak mungkin jika mengejar ketertinggalan sebelumnya, yang dapat mengejar ketertinggalan menggunakan pembelajaran daring.
"Untuk membangun karakter, interaksi sosial ada di tatap muka, tapi kalau daring saat ini suatu keniscayaan yang bisa mengejar ketertinggalan itu ada di daring untuk ilmu pengetahuan karena era tekhnologi globlisasi jangan sampai ketinggalan," ungkapnya
Sementara itu, Ketua Dewan Pendidikan Babel Prof Bustami Rahman mengatakan, keputusan yang diberikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim tentu sudah berdasarkan hasil survey dan koordinasi yang baik dengan tim gugus tugas pusat.
"Saya rasa pak Mentri mengambil keputusan itu sudah sangat paham, dan tentunya sudah berkoordinasi dengan ketua gugus tugas pusat tentunya, jadi mau tidak mau keputusan ini harus tetap dilaksanakan, dan mungkin ini lah yang sangat ditunggu-tunggu masyarakat kita," kata Bustami kepada Bangkapos.com, Senin (23/11/2020)
Dia menyebutkan, jika nanti sekolah tatap muka dilaksanakan tahun depan protokol kesehatan harus ketat diterapkan.
"SOP yang ketat itu bisa berbeda-beda antara SOP TK, SD, SMP, dan juga SMA, mislanya seperti SMA protokok kesehatannya sudah ketat nah untuk SD dan SMP harus lebih katat lagi," sebutnya
Ia sangat ia khawatirkan adalah ditingkat SD, sebab menurutnya anak-anak sangat susah untuk dibatasi agar tidak bersentuhan dengan teman-temannya.
"Karena anak SD ini kalau jam istirahatnya tidak bisa kita kawal, dan mereka tidak bisa tidak bersentuhan dengan teman-temannya, jadi saya rasa untuk anak SD agar tidak ada jam istirahatnya, kalau misalkan kelasnya ada dua jam suruh pulang langsung saja," jelas Eddy.
Menurutnya, keputusan untuks sekolah tahun depan dibulan Januari itu sebenrnya bukan mendesak, tapi lebih ke mengobati kebosenan anak-anak yang sudah hanpir sembilan bulan balajar di rumah.
"Kalau rindu itu relatif lah ya, yang jelas mengobati kebosenan dan kemudian ilmu pengetahuan dan pembangunan karakter itu ditangani oleh guru, dan guru-guru juga semakin lama tidak mengajar nati lupa juga," kata Eddy.
Ia hanya berpesan, jika nanti sekolah benar dibuka dan belajar tatap muka dilaksanakan yang paling penting protokol kesehatan diterapkan dengan baik.
( Bangkapos.com / Andini Dwi Hasanah )
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/eddy-sa.jpg)