Rezim Myanmar Gunakan Cara Licik, Bebaskan Puluhan Ribu Tahanan untuk jadi Provokator
rezim militer Myanmar yang dipimpin Jenderal Senior Min Aung Hliang menggunakan puluhan ribu tahanan yang dibebaskan 12 Februari 2021 untuk meneror...
Rezim Myanmar Gunakan Cara Licik, Bebaskan Puluhan Ribu Tahanan untuk jadi Provokator
BANGKAPOS.COM -- Junta militer Myanmar yang berkuasa sejak menggulingkan pemerintahan sipil pada 1 Februari 2021, membebaskan lebih dari 23.000 tahanan bertepatan dengan Hari Raya Imlek 2572.
Adapun rezim militer Myanmar yang dipimpin Jenderal Senior Min Aung Hliang menggunakan puluhan ribu tahanan yang dibebaskan 12 Februari 2021 untuk meneror warga menolak kudeta militer.
Pengumuman itu mengatakan pengampunan hukuman bagi para tahanan Myanmar diberikan saat negara "sedang membangun negara demokrasi baru dengan perdamaian, pembangunan dan disiplin untuk mengubah para tahanan menjadi warga negara yang layak, untuk menyenangkan publik dan untuk menciptakan dasar kemanusiaan dan belas kasih."
Pengampunan bagi dari 23.314 tahanan Myanmar dan 55 tahanan asing itu ternyata menjadi momok menakutkan bagi warga Myanmar.
Setelah pengampunan ini, beredar rumor akan ada pembakaran rumah-rumah warga dan pasokan air minum dibubuhi racun.
Baca juga: Pengakuan Sopir Avanza yang Tersesat di Hutan Gunung Putri Majalengka, Rumah Makan Ditutupi Kabut
Baca juga: Ibu Muda ini Malu Hidup Dalam Dosa Jadi Pelakor, Malah Ajak 3 Anak ke Hutan Sampai Lemas Kedinginan
Baca juga: Baru 7 Hari Pacaran, Janda Dua Anak ini Dapat Kado Mercy dan Uang, Total Rp2,5 Miliar
Rumor ini muncul karena sebagian besar dari dari 23.314 tahanan merupakan penjahat murni.
Kini warga Yangon, kota terbesar Myanmar dan kota-kota lain yang menjadi basis warga yang menolak aksi kudeta, mulai mengorganisir pengamanan sendiri semacam PAM swakarsa.
Dalam beberapa jam setelah pembebasan 23.314 tahanan, Jumat malam, orang asing berpakaian sipil yang mencurigakan muncul di beberapa lingkungan di Yangon, Mandalay dan kota-kota lain.
Setelah ditangkap oleh warga sekitar, beberapa ditemukan dengan uang tunai dalam jumlah besar atau berada di bawah pengaruh obat-obatan.
Kebanyakan dari mereka tidak dapat memberikan alasan yang tepat kenapa berkeliaran hingga larut malam.

Cara seperti ini, mengirimkan provokator ke kawasan yang didominasi pendukung demokrasi bukan lah hal baru dalam sejarah Myanmar.
Cara ini juga sudah dilakukan junta militer Myanmar 33 tahun, saat aksi kelompok demokrasi 1998 memuncak.
Militer mengirimkan provokator, akhirnya ditangkapi pengunjukrasa dan warga hingga berujung aksi main hakim sendiri.
Baca juga: Rahasia Besar Luna Maya Terbongkar, Akui Sudah Punya Anak Meski Belum Menikah
Baca juga: Pesumo Jepang Hidup Bergelimang Harta & Beristri Cantik, Ternyata Faktanya Dipenuhi Intrik & Skandal
Aksi main hakim sendiri inilah yang digunakan junta militer menurunkan pasukannya.