Rezim Myanmar Gunakan Cara Licik, Bebaskan Puluhan Ribu Tahanan untuk jadi Provokator

rezim militer Myanmar yang dipimpin Jenderal Senior Min Aung Hliang menggunakan puluhan ribu tahanan yang dibebaskan 12 Februari 2021 untuk meneror...

the irrawaddy
Pengunjukrasa berpose di depan kendaraan lapis baja tentara Myanmar yang diturunkan di Kota Yangon, kota terbesar Myanmar, Senin (15/2/2021). 

Kerumunan massa terlihat di hari kedua protes berturut-turut yang berlangsung di depan Kedubes AS di Yangon. Para demonstran mendukung pengumuman sanksi AS terhadap para pemimpin kudeta.

Tindakan keras militer berlanjut

Sementara itu, pasukan keamanan Myanmar dihadang massa yang marah di ke lokasi pembangkit listrik.

Laporan menyebutkan bahwa pasukan keamanan Myanmar menembaki pengunjuk rasa di luar pembangkit listrik di negara bagian utara Kachin.

Pengunjukrasa Myanmar tidak keder meski tentara menurunkan kendaraan lapis baja untuk mengintimidasi (facebook)
Pengunjukrasa Myanmar tidak keder meski tentara menurunkan kendaraan lapis baja untuk mengintimidasi (facebook)

Kendaraan lapis baja militer Myanmar

Pasukan keamanan Myanmar menerjunkan kendaraan lapis baja di kota Yangon

"Beberapa menit yang lalu, Tatmadaw (istilah Burma untuk angkatan bersenjata Myanmar) diperkuat dengan tank militer dan sekarang mereka mulai menembaki demonstran," ujar seorang warga yang tak ingin diketahui identitasnya, kepada kantor berita Reuters.

Laporan media lokal menunjukkan bahwa lima jurnalis ditangkap di Myanmar utara setelah insiden tersebut.

"Lima jurnalis yang meliput protes di depan pembangkit listrik Buga di Myitkyina ditangkap," keterangan sebuah postingan Facebook dari The 74 Media, outlet media yang berbasis di kota itu.

Beberapa departemen dari pembangkit listrik di Yangon menyatakan solidaritas terhadap pengunjuk rasa lewat postingan Facebook, dan menolak untuk memutus aliran listrik.

"Tugas kami adalah menyediakan listrik, bukan memutus," kata seorang staf yang tidak mau disebutkan namanya.

Pemutusan akses internet

Pengawas internet Netblocks mengatakan Minggu (14/02) malam bahwa junta Myanmar telah memutus layanan internet di seluruh negeri.

"Pemutusan internet hampir secara total berlaku di Myanmar pada pukul 1 pagi waktu setempat (1830 GMT)," kata Netblocks, platform yang melacak penggunaan internet, gangguan dan keamanan siber. Netblocks menambahkan bahwa akses yang bisa dilakukan hanya 14% dari kondisi normal pada Minggu (14/02) malam.

Penutupan itu dilakukan tak lama setelah video pasukan keamanan melepaskan tembakan ke beberapa pengunjuk rasa beredar di media sosial.

Menurut media lokal, pengoperasian kereta api di beberapa bagian negara telah terhenti setelah staf menolak bekerja.

Richard Horsey, seorang analis yang berbasis di Myanmar untuk International Crisis Group, mengatakan kepada Reuters bahwa operasi kerja di banyak departemen pemerintahan telah terhenti.

"Ini juga berpotensi memengaruhi fungsi vital - militer dapat menggantikan insinyur dan dokter, tetapi tidak dapat menggantikan pengontrol jaringan listrik dan bank sentral," katanya.

Junta militer mengancam akan melakukan tindakan berat terhadap para pegawai negeri yang ikut protes. Militer melakukan penangkapan massal setiap malam. Pada hari Sabtu (13/02), militer memberikan kekuasaan besar untuk menahan orang dan menggeledah properti.

Panglima Angkatan Darat Min Aung Hlaing telah memperingatkan pegawai negeri sipil yang mogok untuk kembali bekerja. Rezim baru telah menyiapkan saluran terpusat untuk melaporkan pegawai pemerintah yang bergabung dengan demonstrasi.

Sejauh ini, para jenderal tampak tidak terpengaruh oleh kecaman protes yang meluas dan dari komunitas internasional.

Junta telah mengumumkan keadaan darurat yang akan berlangsung selama satu tahun. Pemimpin militer telah berjanji untuk mengadakan pemilihan baru, meski tanpa kerangka waktu yang jelas. 

(the irrawaddy/dw indonesia)

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul LICIKNYA Rezim Myanmar, Puluhan Ribu Tahanan jadi Provokator, saat Dihakimi Warga, Tentara Turun

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved