Ratusan Demonstran Myanmar Mengutuk Indonesia, Dinilai Dukung Diktator: Berhenti Negosiasi!

KBRI di Yangon harus menghadapi ratusan demonstran, selama dua hari beruntun. Para pengunjuk rasa marah karena Jakarta mempertimbangkan negosiasi...

AFP/STR
Ratusan Demonstran Myanmar Mengutuk Indonesia, Dinilai Dukung Diktator: Berhenti Negosiasi!__Para demonstran menduduki jalan dalam demonstrasi menentang kudeta militer di Mandalay, Myanmar, Kamis (18/2/2021) 

Ratusan Demonstran Myanmar Mengutuk Indonesia, Dinilai Dukung Diktator: Berhenti Negosiasi!

BANGKAPOS.COM -- Massa demonstran anti-kudeta di Myanmar ramai-ramai mengutuk Indonesia.

Para demonstran tersebut menilai Indonesia mendukung diktator

Kudeta Myanmar yang bergejolak sejak 1 Februari telah memantik reaksi keras dari dunia Internasional.

Di tengah kondisi Myanmar yang memanas karena pengambil alihan kuasa oleh militer, massa demonstran anti-kudeta mengutuk Indonesia.

Di tengah politik yang memanas, Menteri Luar Negeri junta militer Myanmar justru menggelar pembicaraan dengan Indonesia dan Thailand.

Baca juga: Surat Yasin dan Surat Al Kahfi dari Murottal Syekh Ali Jaber, Ini Keutamaan Sesungguhnya, Bikin Adem

Baca juga: Cicak Berkepala Dua dan Lima Kaki di Ponorogo ini Dijual Rp 10 Juta, Dipercaya Bawa Keberuntungan

Baca juga: Raffi Ahmad Mendadak Syok dan Murka Dikasih kado Billy Syahputra: Astaghfirullah Ya Allah

Hal ini memantik reaksi keras demonstran pada Indonesia.

Agenda dari Wunna Maung Lwin itu terjadi setelah Asia Tenggara berusaha meredam gejolak karena kudeta pada 1 Februari.

Keputusan angkatan bersenjata menahan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dan tokoh politik lainnya menuai kecaman internasional.

Tindakan kudeta militer itu menyebabkan ribuan orang dari berbagai lapisan masyarakat turun ke jalan dan berdemonstrasi.

Pertemuan itu terjadi setelah Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi disebut tidak akan segera terbang ke Naypyidaw.

Adalah juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Tanee Sanrat, yang membenarkan adanya pertemuan tripartite.

Wunna Maung Lwin bertemu saat Menlu Retno juga menggelar pertemuan dengan Menlu "Negeri Gajah Putih", Don Pramudwinai.

Baca juga: Bintang Golf Dunia Tiger Woods Kecelakaan Mobil Tunggal, Kini Harus Dioperasi di Rumah Sakit

Baca juga: Kajol Bahagia Rayakan 22 Tahun Pernikahan sama Suami Asli, Selama ini Kerap Jadi Istri SRK di Film

"Kami tidak merencanakannya. Tetapi benar (ada pertemuan)," ujar Tanee dalam pesan singkat kepada awak media setempat.

Sumber di Bangkok mengungkapkan, pertemuan antara Don, Retno Marsudi, dan Wunna terjadi atas prakarsa "Negeri Gajah Putih".

Sebelumnya Perdana Menteri Prayut Chan-O-Cha, yang berkuasa pada 2014 juga melalui kudeta, berujar isu Myanmar sudah ditangani kemenlunya.

Prayut mengatakan bahwa dua negara Asia Tenggar itu merupakan "tetangga yang baik", sebelum menolak menjawab lebih lanjut.

Dilansir AFP Rabu (24/2/2021), sebelumnya KBRI di Yangon harus menghadapi ratusan demonstran, selama dua hari beruntun.

Para pengunjuk rasa marah karena Jakarta mempertimbangkan negosiasi dengan junta militer, yang secara resmi bernama Dewan Pemerintahan Negara.

Demonstran membawa berbagai spanduk untuk meluapkan kemarahan, seperti "berhenti bernegosiasi dengan mereka", atau "Indonesia, jangan mendukung diktator".

"Dewan Pemerintahan Negara milik militer bukan pemerintahan kami yang sah," kata salah satu peserta, Seinn Lae Maung.

Baca juga: Pengantin Wanita Ini Saksikan Para Undangan Tewas Satu per Satu di Pesta Pernikahannya

Baca juga: Berlaku 1 Maret, ini Daftar Lengkap Diskon Avanza Xpander Xenia Rush Terios dengan PPnBM Nol Persen

Baca juga: Inilah Foto-foto Cantiknya Emma Coronel, Istri Sang Gembong Narkoba Terbesar di Dunia El Chapo

Baca juga: Eddie, Terlahir dari Keluarga Miskin, di Usia 29 Tahun Kini Miliki 29 Rumah, ini Rahasia Suksesnya

Datang dengan menggambar bendera Myanmar di wajahnya, Seinn menyerukan supaya Jakarta bersedia mendengarkan suara rakyat.

Sejak kudeta pada 1 Februari, negara yang dulunya bernama Burma itu dilanda berbagai gelombang unjuk rasa menuntut pembebasan Aung San Suu Kyi.

Tatmadaw, nama resmi militer, membenarkan tindakan mereka dengan menyebut Suu Kyi sudah melakukan kecurangan dalam pemilu.

(Ardi Priyatno/Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Sosok.id dengan judul Ratusan Demonstran Myanmar Meledak Mengutuk Indonesia Selama 2 Hari, RI Dinilai Dukung Diktator: Berhenti Negosiasi! dan juga telah tayang di serambinews.com dengan judul Dinilai Dukung Diktator, Ratusan Demonstran Myanmar Mengutuk Indonesia: Berhenti Negosiasi!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved