KPAI Prihatin, Orangtua Tak Tahu Anaknya yang Masih Berstatus Siswi SMP Ketagihan Berhubungan Intim

Komnas Perlindungan Anak Indonesia Daerah atau KPAID Tasikmalaya tercengah mendengar pengakuan orangtua gadis 15 tahun yang terlibat prostitusi.

Editor: Dedy Qurniawan
net/google image
KPAI Prihatin, Orangtua Tak Tahu Anaknya yang Masih Berstatus Siswi SMP Ketagihan Berhubungan Intim - Ilustrasi Siswi SMP 

Sesuai keterangan pelaku perempuan, akibat sering menonton film porno mengaku ketagihan seks.

Sampai mengaku berhubungan suka sama suka dan sepekan bisa berhubungan badan dengan 5 pria berbeda-beda.

Jadi bukan hanya pria dalam video yang viral itu," ujar Ato kepada Kompas.com di kantornya, Sabtu (29/5/2021).

Ketika orangtua gadis 15 tahun itu diperiksa, mereka tidak tahu menahu soal kegiatan sang anak.

Hal itu makin membuat ketua KPID Kota Tasikmalaya itu makin tercengang.

Ato menduga hal ini karena kurangnya pengawasan orangtua dalam penggunaan gawai.

Kemudian, ketua KPAID menyebut gadis 15 tahun itu kehilangan kasih sayang dari figur kedua orangtuanya.

"Saya prihatin dengan kasus ini. Ini sebuah renungan bagi kita semua. Bahwa ini aalah efek akibat anak kehilangan figur orangtua.

Ini efek orangtua gagal menjadi idola untuk anak-anaknya," papar Ato Rinanto, ilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube iNews.

Tak hanya itu, orangtua juga berperan sangat vital dalam hal memantau pergaulan anak dan tak terlalu diberikan kebebasan yang berlebihan.

"Ini tidak akan terjadi, kalau di dalam rumah tangga, orangtua miliki pertahanan yang kuat. Ketika hal ini terjadi, makka oranttua biusa menjadi benteng kekuatan yang baru.

Tentunya peran orangtua sangat penting. Ini menjadi hal yang sangat penting menjadi perhatian kita semua supaya tak terjadi lagi hal serupa di kalangan anak-anak. Paling utamanya adalah perempuan," ujar Ato.

KPAID pun tentunya sangat berkonsentrasi dalam kasus ini karena berdampak luas terutama faktor pendidikan anak dan norma-norma selama ini.

Sehingga, hak-hak anak pun bisa ditegakkan tapi di sisi lain akan memberikan edukasi ke anak-anak lainnya supaya tak tergoda dengan hal yang sama.

"Ini sangat penting sekali pendidikan anak, pendidikan agama dan penerapan norma-norma selama ini," tambahnya.

"Kami akan melakukan pendampingan psikis. Lalu ananda korban akan bersma KPAI di rumah aman, untuk menghindarian diri dari hal-hal yang tidak diinginkan,"

"Nanti finishnya kita akan tangani bersama untuk dapat mendpaatkan kepentingan anak," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com

Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved