Berita Pangkalpinang
Dua Bulan Terakhir ada 18 Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Pangkalpinang
Jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak selama dua bulan terakhir memang dapat dikatakan cukup tinggi.
Penulis: Cepi Marlianto |
BANGKAPOS.COM, BANGKA - Sebanyak 18 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak terjadi selama Januari dan Februari 2022 di Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung.
Hal ini sebagaimana sesuai data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga berencana Kota Pangkalpinang.
Sekretaris Daerah Kota Pangkalpinang, Radmida Dawam mengatakan, kekerasan tersebut tidak hanya dilakukan secara fisik saja, namun juga psikis.
"Februari sudah banyak sekali kekerasan terhadap perempuan dan anak. 11 kasus kekerasan terhadap perempuan dan tujuh kekerasan terhadap anak," kata dia kepada Bangkapos.com, Sabtu (2/4/2022).
Radmida menyebutkan, jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak selama dua bulan terakhir memang dapat dikatakan cukup tinggi, mengingat sepanjang tahun 2021 lalu kasus kekerasan 40 kasus. Dimana 19 kasus terjadi terhadap perempuan dan 21 kasus terjadi kepada anak.
Sekda perempuan satu-satunya di Bangka Belitung ini menilai, betapa pentingnya memberikan pemahaman terkait perlindungan kepada masyarakat guna mencegah kekerasan anak dan perempuan, serta tindak pidana perdagangan orang.
"Kalau bisa kita mencegah daripada nantinya terjadi tindak pidana. Bersama-sama menyatukan persepsi menolak segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak serta tindak pidana perdagangan orang," tegas Radmida.
Menurutnya tindak kekerasan itu tidak hanya terjadi pada fisik saja, tetapi bisa dalam bentuk pelecehan lisan, isyarat, dan psikologi.
Dia mencontohkan apabila suami berkata kasar kepada istrinya, memberikan kata-kata yang tidak menyenangkan begitu juga sebaliknya, tentunya hal itu bisa lari ke tindak pidana.
Berikut juga kekerasan yang terjadi terhadap anak, anak-anak yang diasuh, dididik dan didisiplinkan dengan kekerasan akan mendatangkan berbagai dampak negatif bagi perkembangan anak secara psikologis maupun fisik.
Dimana perkembangan emosi anak usia dini dan tahap perkembangan afektif anak usia dini pun akan sangat terpengaruh.
Dampaknya bisa mendatangkan trauma yang berkepanjangan sehingga anak tidak menikmati masa kecilnya walaupun telah mendapatkan pertolongan yang tepat
Trauma tersebut akan terbawa hingga dewasa. Pasalnya, dampak kekerasan seperti ini biasanya akan menunjukkan dirinya dalam waktu yang lama, dan tidak segera terlihat seketika itu juga.
"Kekerasan sangat mengancam dan memberikan dampak yang besar terhadap psikis anak dan perempuan. Maka dari itu penguatan pendidikan agama menjadi dasar paling penting di dalam keluarga," ucapnya.
Oleh karenanya Radmida berharap ke depannya Pangkalpinang akan bersih dari masalah-masalah sosial, satu di antaranya kekerasan terhadap anak dan perempuan, hingga tindak pidana perdagangan orang.


 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					![[FULL] Ulah Israel Buat Gencatan Senjata Gaza Rapuh, Pakar Desak AS: Trump Harus Menekan Netanyahu](https://img.youtube.com/vi/BwX4ebwTZ84/mqdefault.jpg) 
				
			 
											 
											 
											