Berita Pangkalpinang
Dua Kelurahan di Pangkalpinang Ini Bakal Jadi Fokus Penanganan Banjir Tahun 2022
Berbagai upaya terus dilakukan Pemerintah Kota Pangkalpinang dalam menangani banjir di ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Penulis: Cepi Marlianto | Editor: nurhayati
BANGKAPOS.COM, BANGKA – Berbagai upaya terus dilakukan Pemerintah Kota Pangkalpinang dalam menangani banjir di ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pangkalpinang, Mie Go mengatakan, dalam menangani permasalahan banjir dibutuhkan perencanaan dan penanganan terintegrasi, termasuk terkait pengelolaan daerah aliran sungai. Sebab, banjir tak hanya disebabkan cuaca, tetapi juga ulah manusia.
Oleh karenanya mulai tahun 2022 ini pihaknya akan fokus menangani kawasan yang rutin menjadi langganan banjir, seperti Kelurahan Opas dan Kelurahan Gedung Nasional.
“Target dua Kelurahan ini karena merupakan pusat kota, jasa dan perdagangan di Kota Pangkalpinang. Apalagi, titik dua kelurahan ini merupakan daerah langganan banjir,” kata Mie Go kepada Bangkapos.com, Kamis (7/4/2022).
Baca juga: Operasi Pekat Menumbing 2022, 12 Pelaku Kejahatan Ditangkap, Ratusan Botol Minuman Keras Disita
Baca juga: Vaksinasi Booster di Bangka Belitung Ditargetkan Capai 30 Persen Sebelum Lebaran
Pihaknya juga akan mulai mengimplementasikan program inovasi Sigesit Boss yang merupakan singkatan dari Gerakan Siap Tangani Banjir Opas dan Gedung Nasional.
Inovasi itu merupakan upaya untuk penanganan banjir di dua kelurahan tersebut. Seperti yang diketahui, dua kawasan itu merupakan daerah padat penduduk.
“Saya ini ingin siaga kalau ada laporan saya ingin cepat. Jadi Sigesit Boss ini untuk implementasi gerakan kita menangani banjir di dua target kelurahan kita,” jelas Mie Go.
Menurutnya, program ini merupakan upaya pencegahan, penanganan dan pasca kejadian banjir, akan tetapi lebih pada ke arah pembangunan fisik dan akan melakukan kolaborasi dengan pihak terkait seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Nantinya di kawasan itu akan dibangun pintu air, penyediaan pompa stasioner hingga pemeliharaan drainase ataupun saluran.
“Nanti kita akan melakukan pencegahan dalam bentuk fisik. Seperti menyediakan pompa stasioner, pembangunan pintu air dan pemeliharaan saluran,” kata Mie Go.
Baca juga: Nama Penjabat Gubernur Bakal Disampaikan Presiden Mendekati Habisnya Masa Jabatan Gubernur Babel
Baca juga: Gubernur Erzaldi Beri Sinyal Kembali Berpasangan dengan Abdul Fatah pada Pilkada 2024 Mendatang
Kendati demikian menurut Mie Go, Tim Sigesit Boss sendiri akan segera dibentuk tinggal menunggu surat keputusan (SK) dari Walikota Pangkalpinang, Maulan Aklil.
Diharapkan dengan adanya Sigesit Boss ini penanganan banjir di dua Kelurahan ini cepat tanggap sesuai tagline. Kemudian juga, masyarakat dapat mendukung, menjaga lingkungan dan gotong royong untuk penanganan banjir di daerah tersebut.
“Ini juga daerah pusat kota, jasa dan perdagangan di Kota Pangkalpinang. output (pengeluaran-red) masyarakat bisa tenang dan nyaman dan tidak khawatir jika terjadi hujan di barengi pasang air laut,” kata Mie Go.
Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPR Kota Pangkalpinang, Ikmanto menyebut, genangan air dan banjir yang kerap terjadi di ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini ditengarai oleh beberapa faktor.
Di mana faktor yang paling dominan menyebabkan genangan maupun banjir lantaran drainase atau sistem saluran air di Kota Pangkalpinang saat ini sudah melebihi kapasitas yang tersedia.
“Secara umum drainase di Kota Pangkalpinang menggunakan sistem yang lama, oleh karena itu dengan sistem yang lama otomatis dengan berjalannya waktu pertambahan penduduk perkembangan masyarakat ini akan menambah beban saluran,” ucap Ikmanto.
Menurutnya, sejumlah drainase di sejumlah titik di Kota Pangkalpinang memang masih menggunakan sistem yang lama, yang hanya mampu menampung debit air dengan kapasitas rendah.
Di sisi lain, sedimentasi saluran air di beberapa tempat yang cukup tinggi turut memperburuk keadaan. Contohnya drainase di kawasan Linggarjati hingga ke Kelurahan Opas Indah dalam waktu enam bulan sedimentasi mencapai 70 sentimeter belum lagi di Pasar Pagi dengan ketinggian 1 meter.
Belum lagi ditambah dengan adanya intensitas curah hujan yang cukup tinggi, topografi Kota Pangkalpinang yang merupakan dataran rendah di bagian pusat kota dengan berbentuk cekung turut menjadikan Pangkalpinang rawan banjir.
“Curah hujan, ketika debit tinggi otomatis beban saluran akan semakin meningkat belum lagi faktor rob, ini juga menjadi tantangan. Apalagi kalau kenaikan mencapai empat hingga lima meter kita tidak bisa menahan,” ungkap Ikmanto. (Bangkapos.com/Cepi Marlianto)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/20220302-anak-banjir.jpg)