Tribunners

Kurikulum Prototipe Tahun 2022, Sebuah Hambatan Atau Solusi?

Dalam Kurikulum Prototipe, siswa diharuskan mengambil 18 jam pelajaran wajib dan 20 jam pelajaran pilihan per minggu.

Editor: suhendri

Kurikulum Prototipe 2022 memiliki sejumlah karakteristik utama yang mendukung pemulihan pembelajaran, yaitu pengembangan soft skill dan perilaku (menghormati etika, kolaborasi, keragaman, kebebasan, berpikir kritis, kreativitas) akan menerima komponen khusus pembelajaran berbasis proyek.

Bagaimana Kurikulum Prototipe mengubah pembelajaran?

Kurikulum Prototipe menjadi berbasis kompetensi, guru mengajar tidak hanya menuntaskan mata pelajaran, akan tetapi ketercapaian penguasaan pada mata pelajaran baik secara teoretis dan praktik di lapangan. Kesiapan murid dan kebutuhan murid merupakan prioritas utama dalam proses pembelajaran. Kondisi selama ini pembelajaran berorientasi pada ketuntasan materi sehingga penyampaian materi satu arah.

Kita bukan melihat halaman buku yang kita selesaikan, akan tetapi kompetensi apa yang belum dikuasai oleh siswa kita melalui asesmen diagnosis. Penting bagi guru membantu murid melalui penguasaan kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran sehingga mendorong bagi guru yang ada di daerah untuk menerapkan proses selama pembelajaran berdasarkan kondisi kemampuan siswa dan daerah.

Hadirnya Kurikulum Prototipe dapat memberikan solusi bahwa buku teks bukan sebagai sumber utama bagi siswa, tetapi pembelajaran lingkungan kehidupan merupakan alternatif baru dengan menjadikan kehidupan dan alam sekitarnya sebagai sumber belajar. Pembelajaran yang memfasilitasi siswa mengenali potensi dan persoalan di sekitar, serta merumuskan, menguji, dan mempromosikan solusi yang relevan dan memberdayakan konteks. Murid dapat menggunakan pemahaman konsep untuk berkontribusi dalam masyarakat sekitarnya.

Hal ini dapat tercapai apabila kualitas guru ditingkatkan dengan memberikan kesempatan belajar bagi guru dan satuan pendidikan. Satuan pendidikan dalam hal ini sekolah berwenang menerjemahkan capaian pembelajaran menjadi alur tujuan pembelajaran. Meski ada standar, tetapi sekolah bisa kreatif merancang pembelajaran sesuai perkembangan murid. Kolaborasi dan sinergisitas merupakan kata kunci dalam membangun pendidikan yang berkualitas dan berkeadilan karena pendidikan adalah tanggung jawab kita bersama. (*)

Sumber: bangkapos
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved