Berita Pangkalpinang

Berawal dari Iseng, Belasan Pemuda di Pangkalpinang Raup Cuan dari Limbah Kayu

Di mana ada kemauan, pasti disitu ada jalan. Ya, pribahasa tersebut sepertinya layak disematkan kepada sekumpulan remaja yang ada di Pangkalpinang.

Penulis: Cepi Marlianto | Editor: nurhayati
Bangkapos.com/Cepi Marlianto
Bimbim (28) seorang penggiat kerajinan kayu saat menunjukkan hasil karya kerajinan kayu berbentuk asbak hasil polesan tangan komunitas Garis, di stand pameran di Alun-alun Taman Merdeka, Rabu (8/6/2022) malam. Selain asbak komunitas Garis juga membuat kerajinan tangan lain seperti sendok, piring dan sumpit. 

Diakui mereka memang sempat ingin menyerah, namun dengan segala dukungan yang ada para pemuda tersebut kembali gigih belajar agar bisa menciptakan karya baru di tengah lapangan pekerjaan yang semakin sulit.

“Ini juga sebagai langkah kita untuk menyalurkan hobi dan kreativitas. Karena anak muda bukan waktunya untuk malas-malasan,” ucapnya.

Beberapa hasil kerajinan tangan dari limbah kayu bekas buatan Garis saat dipamerkan di beberapa galeri seni yang ada di Pangkalpinang, satu di antaranya di Destar Point Pangkalpinang.
Beberapa hasil kerajinan tangan dari limbah kayu bekas buatan Garis saat dipamerkan di beberapa galeri seni yang ada di Pangkalpinang, satu di antaranya di Destar Point Pangkalpinang. (Bangkapos.com/Cepi Marlianto)

Selama kurun waktu tiga tahun terakhir ungkapnya, sudah ratusan bahkan ribuan kerajinan limbah kayu yang mereka buat.

Dalam waktu sebulan, pihaknya mampu membuat kerajinan hingga 50 buah.

Jumlah produksi tergantung dari kerumitan produk.

Misalnya seperti gelas, mangkok, sendok dan garpu yang produksinya membutuhkan waktu yang lama karena keterbatasan alat.

Pasalnya, komunitas ini masih mengandalkan alat-alat pembuatan yang seadanya, namun tetap mengutamakan kualitas.

“Kendala memang ada saat ini kemampuan alat, kemampuan kita juga masih terbatas karena kita masih belajar,” sebut Dimas.

Sementara itu Kata Bimbim (27), dari memproduksi kerajinan berbahan limbah kayu tersebut ia dan kawan-kawan mampu membukukan omzet hingga jutaan rupiah per bulannya.

Bahkan setiap anggota Komunitas Garis yang merupakan pekerja paruh waktu bisa meraup penghasilan tambahan.

Harga kerajinan dari limbah kayu tersebut juga bervariasi mulai dari Rp15 ribu hingga Rp200 ribu per buah. Tergantung tingkat kerumitan dan kualitas kayu yang digunakan.

Dominan kayu yang digunakan adalah jenis kayu mahoni. Di mana kayu ini biasa diolah menjadi beberapa jenis furniture.

Pasar dari produk-produk garis sendiri saat ini dijual melalui media sosial. Selain itu juga dijual di beberapa galeri yang ada di Pangkalpinang.

Terutama galeri oleh-oleh khas asal Ibu Kota Bangka Belitung, seperti yang diketahui karya tersebut merupakan karya anak Pangkalpinang.

“Saat ini untuk produk-produk kita kita pasarkan di beberapa galeri di Pangkalpinang,” ucap Bimbim.

Sumber: bangkapos.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved