Angka Siswa Putus Sekolah di Bateng Capai 65.302 Orang, Terbanyak SMP dan Inilah Penyebabnya
epala Dinas Pendidikan Kabupaten Bangka Tengah, Iskandar mengungkapan, sampai saat ini ada sekitar 65.302 orang
Penulis: Iwan Satriawan CC | Editor: Iwan Satriawan
"Namun jika tidak dikelola dengan seksama, bonus demografi ini justru akan memberikan konsekuensi negatif," ucapnya.
Bisa dibayangkan jika yang mengisi bonus demografi ke depan diisi dengan usia-usia produktif yang putus sekolah dan tidak bisa baca tulis.
Bukannya dapat meningkatkan investasi dan menciptakan lapangan pekerjaan, justru usia produktif yang putus sekolah dan yang buta huruf ini terpinggirkan dengan sendirinya, karena tidak mampu bersaing dengan sumberdaya manusia dengan kualitas yang lebih baik dibanding mereka.
Konsekuensinya, ketidakmampuan mereka berkompetisi ini akan memunculkan masalah dan penyakit sosial dalam masyarakat.
Seperti kenakalan remaja, tingkat agresifitas dan kriminalitas yang tinggi, hingga bunuh diri.
Selain itu, sumber daya yang putus sekolah dan buta huruf, akan sulit melakukan mobilitas sosial dalam masyarakat.
Mobilitas merupakan perpindahan seseorang atau suatu kelompok dari satu strata sosial ke strata sosial lainnya.
"Tidak dapat dipungkiri, pendidikan menjadi salah satu jalan untuk melakukan mobilitas sosial, terutama mobilitas vertikal atau untuk naik ke strata sosial yang lebih tinggi," terangnya.
Ia menilai, pendidikan memberikan kesempatan kepada seseorang atau kelompok untuk mendapatkan kedudukan sosial yang lebih tinggi.
Kedudukan ini akan berkonsekuensi pada status dan peran sosial yang tinggi pula dalam masyarakat.
Selain memberikan kedudukan sosial yang tinggi, pendidikan juga memberikan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan dengan posisi yang lebih tinggi ketimbang mereka yang tidak berpendidikan.
Terlebih di era industri ini, sebagian besar perusahaan telah menerapkan basis pendidikan minimal perguruan tinggi sebagai syarat untuk dapat berkerja di perusahaan.
Bahkan semakin tinggi pendidikan yang ditempuh, maka semakin tinggi pula posisi atau jabatan yang akan diraih.
Konsekuensinya, mereka yang tidak melampaui syarat tersebut, tentu tidak mampu terserap pada lapangan kerja sesuai dengan keinginan dunia industri.
Ataupun jika terserap, mereka yang putus sekolah dan buta huruf hanya dapat menempati posisi-posisi rendah dan tidak strategis.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/20220527-Kepala-Dinas-Pendidikan-Kabupaten-Bangka-Tengah-Iskandar.jpg)