Jelang Kongres Partai Komunis, Presiden China Xi Jinping Trending Topik di Tengah isu Kudeta Militer

Presiden China Xi Jinping masuk ke dalam trending topik Twitter terkait laporan yang tidak berdasar bahwa dia berada di bawah tahanan rumah dan ...

ist
Presiden China Xi Jinping. 

BANGKAPOS.COM -- Kondisi politik di pemerintahan Presiden Xi Jinping dikabarkan sedang memanas.

Partai Komunis China yang berkuasa akan memulai Kongres Partai ke-20 pada 16 Oktober mendatang.

Dalam pertemuan sangat penting itu, Presiden Xi Jinping dalam kondisi dua pilihan.

Dilantik kembali sebagai presiden untuk masa jabatan ketiga kalinya atau bakal terjungkal.

Diketahui, Presiden China Xi Jinping masuk ke dalam trending topik Twitter terkait laporan yang tidak berdasar bahwa dia berada di bawah tahanan rumah dan bahwa China berada di tengah kudeta militer.

Baca juga: Balasan Menohok Hacker Bjorka Setelah Diejek Nikita Mirzani, Ternyata Sentil Masa Lalu Nyai

Baca juga: Foto Luna Maya Berjemur di Pantai Waecicu Bikin Shin Tae-yong Kepincut, Netizen: Ingat Istri Coach

Baca juga: Cerirta Lyodra Ginting Tentang Kisah Cintanya dengan Riza Syah, Luluh dengan Sikap Sang Kekasih

Baca juga: Nikita Mirzani Tantang Najwa Shihab Laporkan Insta Stories-nya ke Polisi: di Polsek dan Polres Bisa

Baca juga: 5 Bacaan Doa Agar Terlihat Cantik dan Bercahaya, Aura Wajah Terpancar Setiap Hari

Dikutip dari Newsweek, Minggu (25/9/2022) Xi dan frasa #ChinaCoup menjadi buah bibir di media sosial setelah puluhan ribu pengguna menyebarkan desas-desus yang belum dikonfirmasi kebenarannya mengenai presiden Xi Jinping yang ditahan dan digulingkan oleh Tentara Pembebasan Rakyat China.

Presiden China Xi Jinping masuk ke dalam trending topik Twitter terkait laporan yang tidak berdasar bahwa dia berada di bawah tahanan rumah dan bahwa China berada di tengah kudeta militer.
Presiden China Xi Jinping masuk ke dalam trending topik Twitter terkait laporan yang tidak berdasar bahwa dia berada di bawah tahanan rumah dan bahwa China berada di tengah kudeta militer. (AFP)

Spekulasi ini semakin menguat setelah tidak ada penerbangan komersial yang terbang di atas ibu kota Beijing pada hari Sabtu (24/9), dengan laporan yang belum diverifikasi mengklaim semua kereta api dan bus juga dibatalkan dari Beijing.

Sementara itu, situs web Bandara Ibukota Beijing memang menunjukkan bahwa beberapa penerbangan keluar dari ibu kota China telah dibatalkan, tapi banyak juga yang masih terjadwal atau sudah mendarat.

"Rumor baru yang harus diperiksa, Apakah Xi Jinping di bawah tahanan rumah di Beijing? Ketika Xi berada di Samarkand baru-baru ini, para pemimpin dari Partai Komunis China seharusnya telah mencopot Xi dari penanggung jawab Angkatan Darat Partai. Kemudian tahanan rumah menyusul,” tweet Subramanian Swamy, politisi India.

Mantan pejabat Departemen Pertahanan untuk China, Taiwan dan Mongolia, Drew Thompson menggambarkan desas-desus itu sebagai "kebohongan belaka"

"Rumor bahwa Xi Jinping telah ditangkap memiliki alasan karena ini adalah momen politik yang sensitif di China,” tulis Thompson.

"Diskusi terbuka tentang oposisi terhadap Xi membuat desas-desus itu masuk akal. Meskipun kurangnya bukti bahwa Xi menghadapi oposisi internal, tetapi spekulasi tetap ada,” imbuhnya.

Di samping itu, Frida Ghitis, mantan koresponden CNN, juga menepis "rumor liar" yang keluar dari China.

Baca juga: Nikita Mirzani vs Najwa Shihab, Nyai Masih Panas: Gue Udah Tiga Belas Tahun di Dunia Pertelevisian

Baca juga: Siapa Rudy Ramawy? Pria yang Dikenal dengan Eks Bos Google Ini Dikabarkan Meninggal Dunia

Baca juga: Pernyataan Najwa Shihab yang Bikin Nikita Mirzani Hingga Anggota Sahabat Polisi Indonesia Naik Pitam

Baca juga: Inilah Daftar Harga Motor Listrik Gesits 2022 di 34 Provinsi di Indonesia, Pilih 1 atau 2 Baterai

Baca juga: Dahsyatnya Amalan Astaghfirullah Wa Atubu Ilaih, Sering Dibaca Nabi, Bisa Dibaca 3 Kali Sehari

"Media sosial ramai dengan klaim bahwa telah terjadi kudeta di China, bahwa Xi Jinping berada di bawah tahanan rumah. Tetapi tidak ada bukti bahwa ini benar,” ujar Ghitis.

Baru-baru ini, Presiden Xi menghadiri pertemuan puncak para pemimpin Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Samarkand, Uzbekistan, di mana ia juga mengadakan pembicaraan dengan presiden Rusia Vladimir Putin.

Pengamat: Presiden Xi Berpotensi akan Dicopot

Sementara, seorang pengamat China, Roger Garside, percaya Presiden Xi berpotensi dicopot dari jabatannya dalam skenario "kudeta" yang dilakukan oleh komplotan pro-demokrasi.

Selama ini, Xi Jinping selalu dinilai sebagai sosok kuat dan dilihat secara luas sebagai pemimpin yang paling berkuasa di China sejak kepemimpinan Ketua Mao.

Namun, mantan diplomat Roger Garside memprediksi, isu kudeta yang akan dilakukan oleh saingannya di Partai Komunis China, berpotensi melengserkan Xi dari kursinya.

"Kediktatoran totaliter ini secara lahiriah kuat tetapi lemah di dalam," ujar Roger Garside, dikutip dari DW News. "Hal itu perlu dilakukan untuk membantu oposisi internal rezim totaliter Xi Jinping".

Roger Garside menyinggung soal ancaman utama bagi Presiden Xi Jinping adalah orang yang berada dalam jajaran teratas Partai Komunis.

Baca juga: Arti Khusnul Khotimah dan Husnul Khatimah Termasuk Doa untuk Orang Meninggal Lengkap Arti dan Latin

Baca juga: Bacaan Doa Mustajab Buat Orang Sakit, Bacalah Secara Rutin Agar Cepat Sembuh, Dimulai Bismillah

Baca juga: Lagi, Luna Maya Bikin Iri, Terbang ke Italia, Lalu Foto Bareng Yugyeom GOT7 di Milan Fashion Week

Baca juga: Pria Muda Bucin Ini Jadi Sorotan, Rela Beri Mahar Ratusan Juta demi Menikahi Wanita Tua & Punya Anak

Baca juga: Gibran Rakabuming tak Ragu Bagikan Foto Bareng Rocky Gerung, Ternyata Salah Satu Idolanya

Baca juga: Doa Harian yang Mudah Dihafal, Sebelum Belajar, Masuk Rumah & Doa Bercermin, Lengkap Dengan Artinya

Roger Garside yakin momen China membebaskan diri akan terjadi.

"Tapi dengan kekuatan eksternal yang bekerja juga. AS dan sekutunya harus mengadopsi strategi yang lebih agresif terhadap China," kata Roger.

Untuk pertama kalinya baru-baru ini, Presiden Xi mendapatkan protes keras dari orangtua siswa.

Para orangtua menilai buku pelajaran sekolah yang menyingung soal propaganda pro-pemerintahan seperti gaya Korea Utara.

Propaganda yang dilakukan Presiden Xi dinilai mulai seperti diktaktor China Mao Zedong dan sangat mengganggu: "Kami tidak ingin anak saya yang berusia 10 tahun menjadi sasaran omong kosong semacam ini".

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dan Tribun-Medan.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved