Wisata Bangka
Kisah Unik Pantai Utara Pulau Bangka, Simak Misteri Hilangnya Burung Pergam hingga Penyu Bertelur
Wisata bawah laut di Perairan Pulau Putri sungguh menawan. Perairan ini masuk wilayah administrasi Desa Penyusuk, Kelurahan Bukitketok Belinyu Bangka.
Penulis: Fery Laskari CC |
Ia menduga pulau yang berada dekat Pulau Lampu disebut Pulau Putri karena pernah ditemukan mayat seorang wanita di sana.
Ketua Kompala Ari Darmansyah kepada Bangkapos.com beberapa waktu lalu menduga nama Pulau Putri diambil dari sering munculnya penampakan seorang wanita di pulau tersebut.
"Kalau kita sendiri belum pernah melihatnya. Tapi ada beberapa pengunjung yang melihat. Baru-baru ini bahkan ada pengunjung yang camping kesurupan dan melihat sosok wanita itu," kata Ari.
Menurut Ari sebelumnya tidak pernah terjadi kesurupan yang menimpa pengunjung yang camping di pulau-pulau tersebut. "Ini mereka bawa sound system dan putar musik sampai tengah malam," jelasnya.
Komunitas Pencinta Alam (Kompala) yang dipimpin Ari sendiri selama ini tanpa pamrih merintis pelestarian Pulau Putri dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
Ketenaran Pulau Putri sebagai objek wisata yang ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara bagi Ari dan kawan-kawannya jadi kebanggaan batin tersendiri.
Apalagi keberadaan tempat wisata tersebut mampu memberikan penghidupan bagi warga setempat. "Kami ini tidak butuh pujian. Kami hanya ingin berbuat," ujarnya.
Kompala yang hingga saat ini aktif menjaga Pulau Putri dan secara kontinyu membersihkan sampah-sampah yang ditinggalkan pengunjung tanpa mengharapkan materi tersebut menamakan aksi mereka Gerakan Sang Penjaga Putri.
"Kami aktif di Pulau Putri sejak september 2014. Awalnya kami disangka gila karena dulu nelayan pun enggan tidur di Pulau Putri," jelas Ari.
Ia mengatakan, Kompala yang anggotanya berasal dari berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan tersebut pada awalnya melakukan gerakan pengusiran Pompong TI apung yang mencuci pasir timah di perairan tersebut.
"Kami khawatir limbah cuciannya merusak terumbu karang di sana. Apalagi ada berbagai jenis ikan yang hidup di sana seperti ikan nemo," jelasnya ketika itu.
Seiring perkembangan waktu pihaknya mencoba membuat karang buatan hingga membersihkan sampah-sampah yang ditinggalkan pengunjung.
"Untuk transplantasi karang sekarang sudah mulai kelihatan hasilnya. Karangnya mulai tumbuh. Itupun harus tetap dijaga agar tidak rusak kembali," jelas Ari.
Pulau Putri dan kawasan Penyusuk sebenarnya dulu merupakan sebuah tempat penyu bertelur.
Sayangnya warga masih mengambil telur-telur penyu dari pulau yang jadi destinasi wisata favorit bagi warga Bangka itu.
Kini cerita penyu bertelur di kawasan tersebut mungkin tak terdengar lagi. "Kata Penyusuk itukan diambil dari Penyu yang bertelur di wilayah tersebut," katanya menduga-duga.(Bangkapos.com/Sela Agustika/Iwan Satriawan)