Satu Hari Masuk 150 Ton Sampah, TPA Parit Enam Pangkalpinang Bertahan Empat Tahun Lagi
Sehari sampah yang masuk ke TPA Parit Enam Pangkalpinang bisa hingga 150 ton sampah.
Penulis: Andini Dwi Hasanah | Editor: M Ismunadi
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Bau tak sedap tercium dari tumpukan sampah saat memasuki kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Parit Enam Kota Pangkalpinang, Jumat (25/11/2022).
Mobil truk mini berwarna pink berlalu-lalang melewati lorong tumpukan sampah.
Satu unit ekskavator atau mesin pengeruk juga terus menarik sampah yang ada di pinggir untuk ditumpukan di bagian tengah.
Pemandangan para pemungut sampah plastik di kawasan TPA Parit Enam menjadi hal yang biasa.
Setiap kali mobil truk menurunkan sampah para pengumpul sampah plastik ini langsung segera mendekati mencari-cari sampah plastik yang masih bisa digunakan.
Baca juga: Warga Keluhkan Bau Sampah TPA Kerap Tercium Menyengat
Kabid Pengelolaan Sampah, LB3 dan Peningkatan Kapasitas, DLH Kota Pangkalpinang, Ikhwanus Shopa menyebutkan sehari sampah yang masuk ke TPA Parit Enam Pangkalpinang bisa hingga 150 ton sampah.
Diakuinya, sampah yang hingga kini mendominasi di TPA memang sampah plastik dan sampah rumah tangga.
"Kalau sehari sampah yang masuk dari seluruh Kota Pangkalpinang itu sekitar 150an ton sampah, rata-rata didominasi sampah plastik dan sampah rumah tangga. Tapi untuk sampah plastik kadang ketika dibuang itu langsung diambil oleh temen-temen kita yang ada di TPA kemudian dijual dan diolah kembali," sebut Ikhwanus kepada Bangkapos.com, Jumat (25/11/2022).
Kata Ikhwanus, TPA Parit Enam Pangkalpinang yang berukuran 4,5 hektar itu diduga hanya mampu bertahan kurang lebih empat tahun lagi.
"Kalau kami prediksi misal memang tidak ada tindakan apa pun, atau pengolahan apa pun TPA hanya mampu bertahan empat tahun lagi. Kawasan yang aktif sekarang hanya 2,5 hektar saja," bebernya.
Baca juga: Sampah Kain di TPA Pangkalpinang Masih Minim, DLH Sebut Tetap Harus Diwaspadai agar Tak Menumpuk
Diakui Ikhwanus, pihknya juga kerap kali mendapat komplain dari masyarakat terkait TPA yang mengeluarkan bau busuk hingga kemana-mana.
Namun, pihknya tak dapat berbuat banyak hal, hanya meminimalisir bau dengan penimbunan saja.
"Kami hanya bisa meminimalisir saja, tapi kalau untuk menghilangkan bau TPA tidak bisa. Menindaklanjuti komplain masyarakat itu kami biasanya melakukan penimbunan, tapi kalau mau menimbun semuanya tidak mungkin. Kemudian menyemprotkan dengan cairan E4 itu juga tidak bisa langsung hilang hanya sebagai upaya saja," jelas Ikhwanus.
Bahkan Ikhwanus mengatakan, TPA Parit Enam Pangkalpinang bisa disebut tidak lagi layak untuk menampung seluruh sampah yang ada di ibu kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini.
"Kalau menurut kami memang TPA Parit Enam sudah tidak layak lagi, harusnya memang ada tempat lain yang jauh dari pemukiman warga, misal batas Kota, serta ada proses pengolahan sampahnya disana atau ada teknologi pengolahannya," terangnya.
Untuk TPA regional yang digadang-gadangkan sejak dulu kata Ikhwanus tidak begitu membantu menjawab persoalan sampah di Pangkalpinang.
"Untuk TPA regional kami rasa tidak sangat membantu Pangkalpinang, kita memang sudah seharusnya punya TPA sendiri tidak bisa digabungkan," tuturnya. (Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/20221125_TPA-Parit-enam.jpg)