Berita Pangkalpinang
Akademisi Sebut Tindakan Vandalisme Masuk Kategori Penyimpangan Sosial, Merugikan Ekonomi
Sosiolog sekaligus Dosen Sosiologi Universitas Bangka Belitung, Luna Febriani menyoroti adanya temuan vandalisme di jalan nasional Bangka Belitung.
Penulis: Cici Nasya Nita | Editor: nurhayati
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Sosiolog sekaligus Dosen Sosiologi Universitas Bangka Belitung, Luna Febriani menyoroti adanya temuan vandalisme di jalan nasional Bangka Belitung.
Secara umum banyak tindakan yang dapat dikategorikan sebagai vandalime, yakni kegiatan mencorat-coret tembok dan papan pada fasilitas umum dan pribadi, penempelan brosur, pamflet dan stiker di muka umum hingga mengiris dan menggores permukaan kulit pohon di tempat umum.
"Aksi vandalisme yang merupakan aksi perusakan yang dilakukan atas dasar kesadaran individu maupun kelompok ini tentu menyebabkan banyak kerugian, baik kerugian secara fisik maupun ekonomi," ungkap Luna, Minggu (10/12/2022).
Dibeberkannya, kerugian secara fisik yang dimaksud di sini adalah vandalisme dapat melahirkan sampah-sampah visual bagi masyarakat yang konsekuensinya dapat mengganggu estetika dari fasilitas umum dan pribadi, hingga kerugian rusaknya fungsi dari fasilitas yang ada.
Sedangkan kerugian ekonomi berupa pengeluaran biaya tambahan untuk memperbaiki fasilitas yang telah dirusak tersebut.
"Tindakan perusakan atau vandalisme ini dapat dikategorikan sebagai perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial.
Penyimpangan sosial merupakan tindakan individu atau kemlompok yang tidak sesuai dan bertentangan dengan nilai, aturan dan norma yang berlaku dalam masyarakat," bebernya.
Dalam sosiologi, penyimpangan sosial merupakan tindakan yang dilakukan dengan penuh kesadaran dank arena adanya dorongan atau motivasi.
"Pada kasus vandalisme ini, dorongan dapat datang dari dalam (intrinsic) dan dari luar (ekstinsik). Dorongan intrinsic bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu seperti menyampaikan tujuan ideologi dan semangat untuk mencintai diri sendiri dengan cara membuat orang lain tidak nyaman," katanya.
Dengan kata lain, dorongan intinsik ini dilakukan untuk mengkespresikan kebencian atau balas dendam dan memberi pelajaran terhadap sesuatu hal/pihak hingga untuk memuaskan diri sendiri.
Sedangkan dorongan ekstrinsik lebih mengarah pada keuntungan yang bersifat materi dan menginginkan umpan balik dari orang yang melihat hasil publik.
"Dorongan intrinsic untuk mendapatkan materi atau uang dapat berupa seperti memasang iklan atau bentuk pemasaran yang dilakukan di fasilitas-fasilitas umum, perusakan yang disertai dengan pencurian atau perampasan.
Selain itu, motif untuk memberi pelajaran berupa hukuman atau secara fisik dan material menyerang kelompok lain atas dukungan kelompok," jelasnya.
Dia menyarankan untuk mencegah perilaku menyimpang dan vandalisme pada kasus ini maka dapat dilakukan dengan tiga cara, yakni pendekatan sosial, pendekatan situasional dan pendekatan masyarakat.
Pendekatan sosial merupakan segala kegiatan yang bertujuan untuk menumpas akar penyebab perilaku menyimpang dan kejahatan hingga kesempatan individu untuk melakukan pelanggaran dan tindak penyimpangan dan kejahatan.
