Opini

Apakah Resesi Ekonomi Mengancam PHK Massa di Bangka Belitung?

PRESIDEN Republik Indonesia dua periode Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa proyeksi ekonomi Indonesia Tahun 2023 gelap.

Editor: Teddy Malaka
Ist
Mas Agus Muhammad Fahmi Fauzi, S.E., Mahasiswa Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung 

Artikel ini Opini dari Mas Agus Muhammad Fahmi Fauzi, S.E., Mahasiswa Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung

PRESIDEN Republik Indonesia dua periode Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati beberapa kali menyampaikan bahwa proyeksi ekonomi Indonesia Tahun 2023 gelap.

Proyeksi resesi ekonomi yang gelap di Tahun 2023 mengacu studi Bank Dunia (World Bank) dengan menilai dari kebijakan pengetatan moneter oleh bank-bank sentral mengakibatkan pada krisis pasar keuangan dan melemahnya ekonomi.

Ancaman tensi geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang tidak bisa dipastikan kapan akan selesai, dikarenakan Rusia dan Ukraina sebagai pemasok terbesar energi dan pangan membuat inflasi di banyak negara meningkat.

Sehingga dalam meredam inflasi tersebut, membuat bank sentral di banyak negara harus mengetatkan kebijakan moneter dengan menaikan suku bunga acuan.

Menkeu pada beberapa kesempatan selalu menyampaikan apabila bank sentral di seluruh dunia melakukan peningkatan suku bunga secara cukup ekstrem dan bersama-sama, maka dunia pasti mengalami resesi di Tahun 2023 dan hampir semua negara di dunia mengalami risiko kemunduran ekonomi.

Ada beberapa negara dipastikan akan mengalami resesi ekonomi, di antaranya Amerika Serikat (AS), Eropa, Inggris dan China. Tren kenaikan suku bunga dilihat dari bank sentral AS yang menaikkan 300 basis poin (bps) dan bank sentral Eropa yang sudah menaikkan 125 bps serta bank sentral Inggris yang menaikkan suku bunga 200 bps juga Cina dengan menjunjung kebijakan zero Covid-19 dapat dipastikan akan mengalami perlambatan ekonomi di Tahun 2022, mengakibatkan resesi bisa saja terjadi.

Risiko resesi tersebut dapat disebabkan dengan kenaikan cost of fund dan potensi default di banyak negara yang sudah memiliki rasio utang sangat tinggi serta harga komoditas yang tinggi dapat mengakibatkan inflasi melonjak.

Memang di dunia banyak negara-negara bakal terkena resesi di Tahun 2023, namun Indonesia masih tergolong aman yang dikarenakan masih tergolong negara Emerging Countries/ Emerging Market Economy/ EME (negara dengan ekonomi rendah menuju ke level menengah pendapatan per kapita. Negara tersebut 80 persen dari populasi global, dan mewakili sekitar 20 persen dari ekonomi dunia).

Sesuai yang disampaikan Menkeu bahwa ada negara-negara yang terbilang cukup baik ekonominya dan kuat dari guncangan resesi yang salah satunya adalah Indonesia.

“Emerging countries, seperti India, Indonesia dan Brazil, Meksiko relatif dalam situasi cukup baik," imbuh Menkeu, dikutip Minggu (4/12/2022).

Apabila kenyataannya berbeda dengan yang diprediksikan pada Tahun depan di Tahun 2023 Bangka Belitung dalam menghadapi Tahun depan resesi ekonomi dengan adanya Triple Hit Combo (resesi global, resesi nasional dan larangan ekspor timah), maka perusahaan/pengusaha tidak bisa langsung serta merta memecat massal karyawannya seperti Artikel yang disampaikan Efendi Pangondo, Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Bangka Belitung dengan judul Melihat Model Kepemimpinan Elon Musk Dibalik Akuisisi Twitter.

Pada saat akuisisi tersebut Musk juga berencana untuk mengurangi karyawan secara besar-besaran.

Akibatnya, sekitar 7.500 karyawan Twitter resah tentang masa depan mereka (dw.com, 28/10/2022).

Twitter memiliki sekitar 7.500 pekerja sebelum pengambilalihan, dan sekitar 3.700 karyawan diberhentikan dengan pemberitahuan melalui surat elektronik.

Sumber: bangkapos.com
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved