Berita Bangka Tengah
Detik-detik Pemancing di Bangka Tengah Diterkam Buaya, Diselamatkan Teman tapi Nyawa tak Tertolong
Masyarakat yang beraktivitas di sungai atau di kolong harus lebih waspada karena banyak yang menjadi korban keganasan buaya.
Penulis: Nurhayati CC | Editor: nurhayati
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Masyarakat yang beraktivitas di sungai atau di kolong harus lebih waspada karena banyak yang menjadi korban keganasan buaya.
Seperti kejadian baru-baru ini serangan buaya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kembali terjadi.
Seorang pria bernama Saidar (40), warga Desa Kerantai, Kecamatan Sungaiselan diterkam buaya di kawasan Sungai Celau, Kelurahan Sungaiselan, Kecamatan Sungaiselan, Bangka Tengah.
Ia tewas diterkam buaya saat sedang memancing bersama tiga orang rekannya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Ustaz Badal Bersimbah Darah Usai Jadi Korban Pembacokan
Baca juga: Warga Teriak Histeris dan Panik Lihat Ustaz Badali Dibacok, Pelaku Residivis Narkoba
Baca juga: Kronologi Pembacokan Ustaz Badal Berujung Luka Robek di Kepala, Kejadian Disaksikan Istri
Dari foto-foto yang didapat oleh Bangkapos.com, tampak korban yang mengenakan baju kaus berwarna hitam terbaring di ranjang fasilitas kesehatan dengan selang oksigen yang masih terpasang di hidung.
Kedua kaki korban tampak hancur, bahkan ada beberapa bagian yang hilang.
Kapolsek Sungaiselan, Iptu Hafiz Febrandani mengatakan, peristiwa itu terjadi pada pukul 19.30 WIB tadi malam, Selasa (10/1/2023).
Awalnya, korban bersama dengan tiga orang rekannya berangkat dari Desa Kerantai sekira pukul 14.00 WIB kemarin siang untuk pergi memancing di Sungai Celau.
"Malam harinya sekira pukul 19.30 WIB, korban berniat mengangkat pancing yang sebelumnya ada di pinggir sungai," jelas Hafiz saat dihubungi Bangkapos.com, Rabu (11/1/2023).
Kemudian, seketika dan tanpa disadari, korban langsung diterkam buaya pada bagian kaki dan sempat hendak diseret ke dalam air.
Korban pun berteriak minta tolong, teriakan itu didengar oleh ketiga orang rekannya yang bernama Sumartini (45), Kusnan (60) dan Canel (43).
"Lalu korban langsung diselamatkan oleh rekannya yang bernama Canel dengan cara ditarik ke pinggir sungai," ungkapnya.
Setelah itu, korban yang masih dalam keadaan hidup itu segera dibawa ke Puskesmas Sungaiselan dan sekira pukul 21.15 WIB sayang nyawanya tidak dapat tertolong dan dinyatakan meninggal dunia.
"Saat ini korban sudah dibawa di kediamannya untuk dikebumikan hari ini. Kami mengimbau agar kedepannya masyarakat lebih berhati-hati dan menghindari tempat-tempat yang rawan dari serangan hewan buaya," imbau Hafiz.
Keluarga minta Cari Kaki Korban
Peristiwa penyerangan buaya terhadap Saidar (40), warga Desa Kerantai, Kecamatan Sungaiselan pada Selasa (10/1/2023) tadi malam membuat masyarakat geger.
Pasalnya, kejadian ini membuat Saidar harus meregang nyawa dan terpaksa dikebumikan dengan bagian tubuh yang tak lengkap.
Bagian kakinya hancur dan ada bagian yang hilang karena terkaman buaya saat Saidar sedang memancing bersama dengan tiga orang rekannya.
Camat Sungaiselan, Suhimin mengungkapkan bahwa korban sudah dikebumikan pagi tadi, Rabu (11/1/2023) di Desa Kerakas.
"Korban meninggal dunia dengan meninggalkan seorang istri dan dua orang anak," ucap Suhimin.
Dia ikut melayat ke rumah duka menyebutkan permintaan keluarga korban untuk mengupayakan mencari potongan bagian kaki korban yang hilang.
Oleh karena itu, pihaknya akan mengajak kepala lingkungan (Kaling) di kampung tempat kejadian itu dan warga lainnya untuk mengupayakan mencari potongan kaki tersebut.
"Ini permintaan dari pihak keluarga, kita akan tetap mengupayakan mencari dan mendatangi lokasi (TKP-red). Tapi kita tidak tidak bisa melawan alam," jelasnya.
Lebih lanjut, Suhimin mengaku bahwa akhir-akhir ini dirinya memang sering menerima laporan masyarakat yang melihat kemunculan buaya.
"Memang sering yang liHat (buaya-red), terutama di Dusun Pangkalraya itu sering muncul, tapi enggak ganggu," sambungnya.
Untuk itu, dirinya mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati dan waspada serta sebisa mungkin mengurangi aktivitas memancing di sungai-sungai yang rawan dan menjadi habitat buaya.
"Saya tidak melarang masyarakat untuk memancing, apalagi kalau memang kebutuhan mencari nafkah. Cuma kedepannya lebih waspada dan hati-hati aja," imbaunya.
Jatuh dari Perahu Arpani Diterkam Buaya
Sebelumnya Muhammad Arpani (24), warga Desa Mendo juga tewas diterkam buaya di muara Sungai Mendo, Desa Mendo, Kecamatan Mendobarat, Kabupaten Bangka, Jumat (6/1/2022).
Saat kejadian diArpani diterkam buaya ketika sedang memancing udang bersama teman-temanya di sungai itu pada pukul 19.00 WIB.
Berdasarkan kronologi kejadian menurut Kapolsek Mendobarat Iptu Defriansya berawal saat Arpani dan warga lainnya pergi memancing.
Baca juga: Pelaku Pembacokan Ustaz Ditangkap Polisi, Korban Alami Luka Robek di Kepala, Motif Masih Didalami
Baca juga: Lihat Api dan Kejadian Pembacokan Ustaz Badal, Warga Berhamburan Keluar Rumah Histeris dan Panik
Saat itu Arpani dan temannya, Kamir (34) dan Agus (30) pergi memancing udang di aliran Muara Sungai Mendo.
Mereka pergi penggunakan perahu dayungnya masing masing.
Berdasarkan keterangan kedua temannya, mereka memancing udang dari perahu masing masing dengan jarak tidak berjauhan.
Jarak Arpani dan teman-temannya mungkin hanya beberapa meter saja.
Kemudian sekitar pukul 19.00 WIB, Kamir dan Agus melihat Muhamad Arpani terjatuh dari perahu tanpa tahu apa penyebabnya.
Setelah jatuh dari perahu, Arpani sempat berteriak. Rekan-rekannya berusaha mendekati.
Namun Arpani saat itu sudah menghilang dan hanya terlihat buih-buih bergerak dari dalam air.
Menurut rekan-rekannya, Arpani seperti ditarik sesuatu ke arah dasar sungai.
Mereka menduga Arpani telah diterkam buaya ganas.
Melihat kejadian tesebut, Kamir dan Agus pergi menuju kampung meminta bantuan warga lainya.
Mereka kemudian beramai ramai kembali ke lokasi menggunakan perahu.
Usaha warga mencari Arpani di sekitar lokasi baru berhasil sekitar pukul 05.00 WIB.
Saat itu sejumlah warga dan keluarga yang masih mencari korban menggunakan tombak ikan, mengenai sesuatu di dasar sungai.
Saat tombak ditarik, ternyata tombak mengenai paha korban dan jasadnya jadi terangkat ke permukaan.
Arpani ditemukan ditemukan dalam sudah meninggal dunia dengan kondisi mengenaskan.
Tangan kanan Arpani telah putus dan ditemukan sejumlah luka diduga akibat gigitan buaya di sekujur tubuhnya.
Arpani ditemukan setelah sempat hilang di sungai sekitar 10 jam.
Ia ditemukan dengan kondisi mengenaskan di dasar sungai.
"Pukul 05.00 WIB dini hari, jasadnya berhasil ditemukan warga yang melakukan pencarian sudah dalam kondisi meninggal dunia dengan luka putus tangan," kata Kapolsek Mendobarat Iptu Defriansyah.
Jasad Arpani kemudian dibawa ke rumahnya untuk disemayamkan dan dikebumikan.
"Korban sudah dikebumikan di TPU setempat tadi bersma anggota melakukan sambang duka ke rumah korban," kata Defriansyah.
Konflik Buaya dan Manusia
Konflik buaya dengan manusia di Provinsi Bangka Belitung (Babel) akhir-akhir semakin mengerikan.
Predator Nama Latin Crocodylus porosus itu tercatat sudah beberapa kali menyerang manusia hingga menyebabkan nyawa melayang.
Berdasarkan data Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan Wilayah Bangka Belitung (Babel), setidaknya 10 kasus konflik antara predator buas buaya dan manusia telah terjadi sepanjang Tahun 2022.
Kepala Resor Konservasi Eksitu Wilayah XVII BKSDA Sumatera Selatan wilayah Bangka Belitung, Ahmad Fadli, Senin (28/11/2022) memastikan, kasus itu terjadi selama kurun waktu Januari hingga November 2022.
Di mana di antara 10 kasus konflik buaya dan manusia terdapat satu korban jiwa, sementara itu yang lain hanya mengalami luka gigitan.
"Konflik buaya dan manusia paling banyak terjadi di akhir tahun ini. Terbaru yang sampai menewaskan satu orang warga itu di daerah Sempan, Kabupaten Bangka," ucap Ahmad Fadli kepada Bangkapos.com Senin (28/11/2022).
Lebih lanjut, kata Fadhli konflik buaya dan manusia paling marak terjadi di Kabupaten Bangka dan Kabupaten Bangka Barat. Korban terkaman buaya itu didominasi kalangan pemancing dan penambang timah.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang mesti dikaji secara ilmiah oleh akademisi atau badan riset terkait tingkah laku buaya yang agresif di saat musim penghujan dan habitat buaya yang mungkin sudah rusak.
"Ini perlu dikaji lagi, apakah musim kawin buaya itu di saat musim penghujan seperti sekarang, sehingga mereka sangat agresif. Dan kedua, habitat buaya muara di Babel ini memang berada di daerah aliran sungai. Apakah konflik buaya dan manusia itu terjadi karena habitat mereka memang sudah sangat rusak, itu perlu kajian lebih lanjut," kata dia.
Oleh karena itu, Fadhli mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati saat beraktivitas di wilayah sungai, karena hampir setiap aliran sungai, potensi menjadi habitat predator buas.
"Sebisa mungkin menghindari daerah habitat buaya yang dapat membahayakan jiwa mereka, mengingat di saat musim penghujan kasus konflik buaya dan manusia sering kali terjadi dan terkadang memakan korban jiwa," sarannya.
Cara Selamatkan Diri di Serangan Buaya
Dikutip dari Mirror.co.uk jika diserang buaya maka korban bisa menyolok mata buaya untuk membebaskan diri dari terkaman buaya.
Pasalnya mata merupakan bagian yang paling rentan dari tubuh buaya.
Jika diserang buaya cobalah untuk memukul atau menusuk mata dengan apa pun yang dimiliki seperti: dayung, tongkat, atau pisau bahkan tangan.
Selain itu lubang hidung dan telinga juga bisa diserang secara efektif.
Pukulan keras atau luka pada salah satu area ini dapat menyebabkan hewan melepaskan korbannya.
Buaya memiliki lipatan jaringan di belakang lidah yang menutupi tenggorokan mereka ketika mereka tenggelam dalam air.
Tutup ini mencegah air mengalir ke tenggorokan mereka dan menghentikan buaya dari tenggelam ketika mulutnya terbuka.
Jika lengan atau kaki tersangkut di mulut buaya, mungkin bisa mencungkil katup ini.
Air kemudian akan mengalir ke tenggorokan buaya, dan kemungkinan besar hewan akan membiarkan Anda pergi.
(Bangkapos.com/Arya Bima Mahendra/Deddy Marjaya/Nurhayati)
diserang buaya
Serangan Buaya
Serangan buaya di Babel
korban serangan buaya di Babel
Pemancing Diterkam Buaya
diterkam buaya
Bangka Tengah
Bangkapos.com
| Satgas PKH Sosialisasi ke Warga Desa Perlang Agar Tak Resah Melakukan Aktifitas Pertanian |
|
|---|
| Bupati Bangka Tengah Lantik Pj Kepala Desa Pinang Sebatang, Beri Pesan Jaga Kondusifitas Wilayah |
|
|---|
| Gubernur Babel Minta Kepala Daerah Segera Usulkan WPR, Bupati Algafry: Kami Sudah Sampaikan 13 Blok |
|
|---|
| Ribuan Peserta Hadiri Seminar Nasional Hari Guru Nasional ke-80 di Bangka Tengah |
|
|---|
| Kasus Ibu Dianiaya Anak Kandung di Bangka Tengah, Dosen Hukum UBB Nilai Pelaku Lolos Jeratan Pidana |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/11012023buatya.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.