Human Interest Story

Beginilah, Pembuatan Kue Keranjang, Makanan Khas Imlek diburu Warga Tionghoa Pangkalpinang

Jelang perayaan tahun baru Imlek yang jatuh pada tanggal 22 Januari 2023 mendatang.

Penulis: Iqbal Pratama | Editor: nurhayati
Bangkapos.com/Iqbal Pratama
Minwan (54) generasi kedua pembuataan khas Kue Keranjang. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Jelang perayaan tahun baru Imlek yang jatuh pada tanggal 22 Januari 2023 mendatang, terlihat sejumlah lapak, beberapa khas makanan diburu oleh warga Tionghoa di Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Diantaranya yaitu kue keranjang.

Kue keranjang atau Nian Gao atau dalam dialek Hokkian disebut Ti Kwe, merupakan kue khas Tiohghoa yang wajib dihidangkan saat perayaan tahun baru Imlek.  

Minwan (54) generasi kedua pembuataan khas kue keranjang. 

Ia mengatakan, usaha pembuatan kue keranjang, sudah 18 tahun digeluti meneruskan usaha orang tuanya. 

Pembuataan kue keranjang dilakukan sendiri setiap tahun menjelang tahun baru Imlek mendatang. 

"Saya melanjutkan usaha dari orang tua dulu. Kue keranjang ini, saya lakukan dengan sendiri tiap tahunnya menjelang perayaan imlek. Sebagai generasi kedua, saya sudah bercimpung delapan belas tahun sebagai pembuat kue ini," kata Minwan kepada Bangkapos,com saat berada di kediamannya di Jalan Kampung Bintang Kecamatan Rangkui, Kota Pangkalpinang, Selasa, (17/1/2023) siang. 

Minwan menjelaskan penyebutan kue keranjang karena bentuk wadah cetakannya berbentuk seperti keranjang.

Sehingga orang-orang lebih banyak menyebutnya kue keranjang dan terkenal hingga saat ini.

Selain itu, makna kue keranjang dalam kebudayaan Tionghoa berkaitan erat dengan keberuntungan seseorang.

Biasanya Kue Keranjang dijadikan sesaji saat upacara sembahyang di Tahun Baru Imlek

Sebagai sesaji, kue ini baru boleh dimakan sampai perayaan Cap Go Meh.

Kue Keranjang juga sering dibagikan kepada sanak saudara dan tetangga saat hari perayaan.

Sebagai sesaji dan dianggap berharga, kue ini biasanya tidak dimakan sampai Cap Go Meh atau malam ke-15 setelah tahun baru Imlek.

Kue Keranjang sendiri terbuat dari tepung ketan dan gula pasir yang dicampur air, setelah itu diaduk hingga bertekstur kental dan kemudian dicetak lalu dikukus.

"Ketan butir di cuci lalu direndam. Besok harinya, angkat lalu keringkan untuk giling. Setelah itu, diamkan satu hari. Besok harinya, baru dibuka dan pecahkan, lalu campurkan dengan gula pasir. Dari hasil itu, tuangkan di kantong, kemudian letakkan ke kaleng lalu di kukus," jelasnya Minwan kepada Bangkapos.com.

Ia menjelaskan proses pengukusan kue keranjang pun jangan sampai habis airnya.

Jika habis, maka akan mengalami musibah tiga tahun, bagi kepercayaan masyarakat Tionghoa

"Selama proses pengukusan, air tidak boleh sampe habis. Nah kalau kering maka akan sial tiga tahun, itu menurut kepercayaan kami," ucap Minwan. 

Proses pemasakan pun, masih menggunakan alat tradisonal. 

"Masih menggunakan kayu bakar, karena proses pembuatan lama dan juga ini sudah budaya kita. Selain itu rasanya pun pasti beda jika menggunakan kayu api," ungkapnya. 

Harga kue keranjang bervarian, tergantung dengan berat dan ukuran.

Biasanya berat 500gram dibendol Rp30.000 sedangkan 1 kilo Rp55.000. 

Menurutnya, pembuatan kue keranjang hingga minggu ini mencapai 900 an butir.

Tahun 2023 ini mengalami peningkatan, karena antusisme masyarakat terharap perayaan tahun imlek.

Hal ini, didorong kurangnya pandemi dan pengetatan peraturan terhadap pandemi. 

Minwan mengungkapkan kue keranjang melambangkan keinginan untuk panjang umur dan keberuntungan seseorang.

Proses Pembuatan Kue Keranjang di Kediaman rumahnya, Jalan Kampung Bintang Kec. Rangkui, Kota Pangkalpinang.
Proses Pembuatan Kue Keranjang di Kediaman rumahnya, Jalan Kampung Bintang Kec. Rangkui, Kota Pangkalpinang. (Bangkapos.com/Iqbal Pratama)

Bisa Bertahan Hingga 3 Tahun

Selain itu, hal yang sama disampaikan oleh senior Majelis Agama Konghucu Indonesia (Makin) Provinsi Bangka Belitung Taufik Salim, kue keranjang mempunyai arti yang sangat dalam. 

Kue keranjang ini mempunyai sejarah yang panjang.

Dulu, ketika warga Tingonghoa merantau, selalu bawa kue keranjang tersebut.

Dari ketahanan kue keranjang sangat tahan lama hingga 3 tahun. 

"Dulu ketika merantau kebanyakan warga Tionghoa selalu bawa kue keranjang, agar tidak kelaparan diperjalanan karena kue tahan lama sampai tiga tahun, jadi sangat awet," jelasnya. 

Selain itu, ada namanya Hari Kue Keranjang. Hari langit Bocor.

Konon, Setiap tanggal 20 Januari selalu hari hujan. 

"Ada namanya hari langit bocor. Jadi, setiap tanggal 20 Januari selalu hujan. Mungkin langit bocor ditambal dengan kue keranjang, ini hanya dongeng, " ungkap aufik kepada Bangkapos.com Selasa, (17/1/2023) siang. 

Dulu pembuatan kue keranjang masing-masing rumah buat.

Namun, sekarang sudah prakatis, kebanyak orang beli sudah jadi. 

"Dulu masing-masing rumah pasti buat. Sekarang karena jaman praktis, orang milih beli yang sudah jadi saja," ungkap Taufik.

(Bangkapos.com/Iqbal Pratama)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved