Berita Pangkalpinang

Dewan Kesenian Babel Bak Mati Suri, Ahmadi Sebut Semakin Membuat Masyarakat Jauh dari Budaya Lokal

Kita akui, mati surinya dewan kesenian yang ada ini semakin membuat masyarakat kita jauh dari seni dan budaya lokal. Padahal

Penulis: Andini Dwi Hasanah | Editor: Iwan Satriawan
istimewa
Penulis Buku dan Pemerhati Sosial Bangka Belitung, sekaligus budayawan Ahmadi Sofyan 

BANGKAPOS.COM, BANGKA-- Penulis Buku dan Pemerhati Sosial Bangka Belitung, sekaligus budayawan Ahmadi Sofyan menilai, dewan kesenian Bangka Belitung bak sudah mati suri.

Menurutnya, pemerintah bukan saja tak peduli, tapi tidak tau mau berbuat apa terhadap seni dan budaya, kecuali menjadikan sekedar serimonial belaka.

"Kita akui, mati surinya dewan kesenian yang ada ini semakin membuat masyarakat kita jauh dari seni dan budaya lokal. Padahal dengan adanya Dewan Kesenian itu bagian dari bagaimana konsep seni dan budaya daerah bisa terakomidir, terkoordinir dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat lokal," tegas Ahmadi Sofyan kepada Bangkapos.com, Sabtu (28/1/2023).

Dia menyebut, kurangnya kepedulian masyarakat itu sendiri terhadap keberadaan seni dan budaya daerah menjadi faktor mati surinya dewan kesenian Bebel.

Ia menyayangkan, anak-anak muda masa kini sedikit sekali tau akan keberadaan dewan kesenian Babel, padahal budaya adalah bagian penting dari peninggalan para leluhur.

"Dewan kesenian itu bagaikan pepatah, hidup segan mati dak pati renyek (hidup segan mati tak mau-red), mengapa? Karena kebutuhan dana, sarana prasarana, sangat penting, sedangkan kehidupan ekonomi pelaku seni dan budaya itu seringkali kembang kempes (susah-red) lalu kepedulian pemerintah nyaris tidak ada," tuturnya.

Apalagi, kata Ahmadi Sofyan yang punya nama panggil Atok Kulop ini, dewan kesenian kurang canggih dalam memahami dan mengkondisikan perubahan zaman.

Makanya perlu dibangun wawasan kecanggihan dalam menganalisa perubahan zaman sehingga memiliki konsep mengembangkan seni dan budaya daerah.

"Ruang yang ada saat ini sebetulnya sangat terbuka, apalagi dengan kecanggihan teknologi dan transparan nya media, semua bisa berkreasi dan menunjukkan kreativitas diri, salah satu imbasnya adalah sisi ekonomi," terangnya.

Dia menegaskan, ada tidak ada dewan kesenian, atau lembaga-lembaga lain  yang namanya seni dan budaya itu sangat penting karena ia adalah karakter daerah dan karakter bangsa.

"Negeri yang tidak menghiraukan seni dan budaya adalah negeri yang tidak memiliki karakter, sehingga pasti mudah ngerasok (kesurupan-red) atau dirasok, baik dari dalam maupun dari luar. Seni dan budaya itu ibaratnya adalah imun tubuh, supaya tidak mudah tamak angen (masuk angin-red)," tambahnya.

(Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah)

 

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved