Berita Pangkalpinang

Kisah Ucup Penjual Batu Akik di Pangkalpinang, 20 Tahun Tetap Bertahan Meski Tak Lagi Tren

Meski saat ini peminat batu akik sudah tidak seperti dulu yang sempat menjadi tren dan banyak dicari orang, ia memilih mempertahankan usahanya

Bangkapos.com/Rifqi Nugroho
Lapak cincin batu akik milik Ucup (45) di kawasan Bangka Trade Center (BTC) Pangkalpinang, Selasa (7/2/2023). 

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Kawasan Bangka Trade Center ( BTC) Pangkalpinang, merupakan salah satu pusat perekonomian yang menjual berbagai macam barang.

Pada area tersebut, tidak hanya di bagian dalam bangunan yang menjual pakaian saja, tetapi sekelilingnya juga banyak pedagang kaki lima (PKL) menjajakkan mainan anak-anak sampai dengan alat-alat rumah tangga.

Menariknya, salah satu sudut masih ada PKL memajang berbagai cincin batu akik di lapak miliknya.

Lapak milik Ucup (45) itu kurang lebih telah bertahan sekitar 20 tahun lalu dengan berjualan batu akik.

"Berjualan cincin batu akik ini, sudah ada sekitar 20 tahun lalu. Bahkan di sini dulu masih terminal, BTC ini belum dibangun," ungkap Ucup kepada Bangkapos.com, Selasa (7/2/2023).

Baca juga: Keseharian NT Tersangka Pelecehan 17 Anak di Jambi, Dulu Pernah Jadi Pemandu Lagu alias LC

Baca juga: Buyung Basel Terpilih Jadi Ketua POBSI Bangka Belitung, Pastikan Biliar Cabor Berprestasi

Baca juga: Pertalite Kerap Kosong di SPBU, Konsumsi BBM di Bangka Belitung Disebut Meningkat

Meski saat ini peminat batu akik sudah tidak seperti beberapa tahun lalu yang sempat menjadi tren dan banyak dicari orang, ia memilih mempertahankan usahanya ini.

"Kalau sekarang tentu berbeda, pelanggan hanya orang yang betul-betul hobi batu akik. Kalau dulu sekitar tahun 2015 ketika sedang tren, semua orang mengincar dagangan saya," kata Ucup mengenang kala itu.

Lapak cincin batu akik milik Ucup (45) di kawasan Bangka Trade Center (BTC) Pangkalpinang, Selasa (7/2/2023).
Lapak cincin batu akik milik Ucup (45) di kawasan Bangka Trade Center (BTC) Pangkalpinang, Selasa (7/2/2023). (Bangkapos.com / Rifqi Nugroho)

Pria asal Jawa Barat ini juga menyampaikan, dirinya pernah mencoba jenis usaha lain, tetapi karena memang dari dulu memiliki hobi dengan batu akik, akhirnya kembali ke usahanya semula.

"Selama 20 tahun tentu pernah mencoba berjualan yang lain sepeti siomay dan juga pakaian. Tapi mungkin saya sendiri gemar dan suka dengan batu akik, akhirnya kembali menekuni usaha ini sampai sekarang," tambahnya.

Ayah enam orang anak ini juga masih mempertahankan kualitas barang dagangannya meski saat ini keuntungan yang didapat tidak terlalu besar.

"Meski sekarang ada yang jual secara online, tapi orang yang tau kualitas pasti datang ke sini. Harga jual sangat terjangkau, seperti cincin dengan batu jenis Zamrud dijual dengan harga sekitar Rp700 ribu saja," tutur Ucup sambil menunjukkan batu jenis Zamrud.

Meski demikian, kini dia mengaku dalam sehari hanya ada satu atau dua orang saja yang mengunjungi lapak miliknya, jauh berbeda dibanding dulu.

"Sehari paling satu atau dua orang saja yang mampir kesini. Beda jauh ketika beberapa tahun lalu sedang tren di masyarakat, sampai banyak dicuri orang juga," tandas Ucup sambil tersenyum.

Hampir Gulung Tikar

Ia juga bercerita hampir gulung tikar pada tahun 2019, tetapi sekarang menjadi salah satu pedangan yang masih bertahan, ketika banyak penjual batu akik memilih berdagang barang lainnya.

Halaman
12
Sumber: bangkapos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved