Berita Pangkalpinang

Bank Indonesia Bersama TPID Terus Perkuat Program Unggulan GNPIP, Ini Targetkan Inflasi Tahun 2023

Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Bangka Belitung akan terus memperkuat program unggulan.

Penulis: Andini Dwi Hasanah | Editor: nurhayati
Dok Humas BI Babel
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bangka Belitung Faturachman. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Bangka Belitung akan terus memperkuat program unggulan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), sehingga target inflasi tahun 2023 berada di rentang 3+1 persen. 

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bangka Belitung Faturachman menyebutkan, antara lain melalui kegiatan operasi pasar murah, perluasan KAD, penguatan program kelurahan tanggap inflasi, akselerasi gerakan tanam serta panen cabai di pekarangan dan lahan produktif.

"Serta menjalin komunikasi yang efektif dengan segenap Pemerintah Daerah dan mitra strategis melalui pelaksanaan High Level Meeting (HLM) TPID untuk memonitor dan mengevaluasi strategi dan menghasilkan rekomendasi pengendalian inflasi yang tepat di Babel," sebut Faturachman dalam rilis kepada Bangkapos.com, Rabu (3/5/2033).

Baca juga: Jelang Pemilu 2024, Bupati Belitung Sahani Saleh Masih Wait And See

Baca juga: Tidak Ingin Serapan APBD Rendah Lagi, Pj Gubernur Suganda Tegas Amanatkan Kepala OPD Genjot Kinerja

Menurutnya, berdasarkan rilis BPS, kota Pangkalpinang berhasil mencatat inflasi terendah secara nasional pada April 2023 yaitu sebesar 2,78 persen (yoy). Sementara itu inflasi gabungan dua kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami inflasi bulanan sebesar 0,44 persen (mtm) atau secara tahunan sebesar 3,31 persen (yoy). 

Angka inflasi tahunan tersebut lebih rendah dibandingkan angka inflasi nasional yaitu sebesar 4,33 persen (yoy).

Sedangkan tingkat inflasi tahun kalender tercatat sebesar 1,12 persen (ytd). 

"Andil inflasi bulanan (mtm) terbesar gabungan dua kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung utamanya disebabkan oleh peningkatan indeks harga komoditas angkutan udara, cumi-cumi, dan beras," ungkapnya.

Dia juga mengatakan, menjelang HBKN Idulfitri 1444 Hijriah yang lalu, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus mendorong berbagai upaya untuk menjaga inflasi tetap rendah dan stabil. 

"Pemerintah Daerah, TPID, dan Bulog telah menyelenggarakan 165 kali SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) beras, sidak pasar, 17 kali operasi pasar murah, serta perluasan Kerjasama Antar Daerah (KAD) baik intra maupun antar provinsi. Bulog, Pemerintah Daerah, dan distributor juga telah bersinergi untuk menjaga pasokan minyak goreng dengan mendatangkan Minyakita dari Jawa Tengah," jelasnya.

Baca juga: Beban Tugas Berat, KPU Bangka Belitung Prioritas KPPS Berusia Produktif

Baca juga: Hendak Kabur Saat Diperiksa, Kaki Pencuri di Empat Toko Emas di Belitung Timur Ini Ditembak Polisi

Bahkan, kata Faturachman, Bank Indonesia turut memberikan dukungan subsidi ongkos angkut komoditas pangan (minyak goreng, daging sapi) ke Bangka Belitung sehingga harga komoditas tersebut dapat lebih terjangkau masyarakat.

"Untuk meningkatkan produktivitas pertanian hortikultura, Bank Indonesia turut berkomitmen untuk terus mendorong kompetensi SDM melalui pelaksanaan capacity building Program Kemitraan Closed Loop dan Kelembagaan Kelompok Tani ke EPTILU dan Kelompok Tani Benard di Jawa Barat," katanya.

(Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved