Berita Pangkalpinang
Kisah Don Juan Kena Sifilis Sampai Membusuk Seusai Berhubungan dengan 2 Mahasiswi, 1 LC dan 1 PSK
Don Juan (27), bukan nama sebenarnya, punya kisah bagaimana ia menderita penyakit kelamin termasuk sifilis hingga empat kali.
Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
BANGKAPOS.COM, BANGKA - Don Juan (27), bukan nama sebenarnya, punya kisah bagaimana ia menderita penyakit kelamin termasuk sifilis hingga empat kali.
Semua karena perilaku seks bebasnya.
Tapi kini ia telah bertobat.
Kepada bangkapos.com, sang Don Juan pun buka-bukaan mengenai kisahnya termasuk saat berhubungan dengan dua mahasiswi, satu lady companion (LC) dan satu PSK Online.
Ia blak-blakan menagku punya nafsu tinggi.
Ia tak mudah puas dalam hal hubungan seks.
Si Don Juan ini selalu merasa bosan jika hanya melakukan hubungan seksual dengan wanita yang sama dalam jangka waktu lama..
Ia bahkan terobsesi dengan fantasi berhubungan badan dengan wanita yang berasal dari bermacam-macam daerah termasuk luar negeri.
Akibat kebiasaan buruknya itulah, Don Juan empat kali tertular penyakit kelamin.
Ia dua kali Gonore atau Kencing Nanah dan dua kali Sifilis atau Raja Singa dalam rentang waktu yang hampir tidak terpaut jauh.
"Tahun 2015 sampai dengan 2017, empat kali kena berturut-turut, pertama itu gonore, terakhir sifilis," kata Sang Don Juan ketika wawancara secara eksklusif dengan bangkapos.com, Selasa (23/5/2023).
Don Juan mengaku selama ini ia punya banyak pasangan.
Dalam satu kesempatan, ia pernah menjalin hubungan dengan empat wanita sekaligus yakni dua mahasiswa, satu seorang LC dan satu lagi PSK online.
Ia pun tidak tahu dari siapa sumber penyakit tersebut bisa menjangkit dirinya.
"Tidak tahu tertular dari siapa, tapi ku duga ku kena dari wanita malam atau yang jualan, karena pasti dia melakukan hubungan dengan yang lain, kenapa ku cari wanita lain, karena ku bosan," ungkapnya.
Ia bercerita, pertama kali dirinya menderita penyakit kelamin pada 2016.
Saat itu ia kena gonore atau kencing nanah.
Ia sadar terkena gonore ketika melihat bercak nanah berwana putih kekuningan seperti kuning telur pada celana dalamnya saat bangun tidur.
Selain melihat nanah, sang Don Juan juga merasakan pedih saat buang air kecil dan badan meriang.
"Hal pertama yang ku lakukan, cari informasi di google, karena ketakutan bisa berbahaya, karena belum pernah mengalami, dan pertama kali," jelasnya.
Lalu, setelah dapat informasi seputar gonore di google, ia berusaha mengobati sendiri penyakitnya tanpa bantuan tenaga medis.
Namun ia tidak berhasil sembuh.
"Ujung-ujungnya menyerah dan berani nahan malu ke dokter, karena tidak tahan lagi, pedih, pedih paling sakit tuh pas malam hari dan waktu kencing," ujarnya.
Don Juan merasa mendapatkan penyakit itu karena sebelumnya telah berhubungan seksual dengan empat wanita berbeda dalam rentang waktu seminggu.
Keempat wanita itu adalah tiga pacarnya yakni dua mahasiswi dan satu LC.
Sementara satunya adalah PSK online.
"Tiga yang ku pacarin tuh, dua mahasiswa satu agik LC dunia malam teman mabukku, ku sembuh tu pas hari ketujuh atau tiga hari setelah ku berobat ke dokter" jelasnya.
Setelah sembuh, Don Juan langsung memberikan obat gonore ke dua pasangannya yang masih menjalin komunikasi baik karena menduga pasti keduanya juga tertular.
"Satu ku bilang dengan cara jujur, satunya ku bohong dan bilang kalau obat sifilis itu obat kuat, karena ku menduga pasti mereka tertular juga," ungkapnya.
Tidak lama setelah sembuh, sekitar dua bulan, si Don Juan ini kembali terkena gonore untuk kedua kalinya.
Sama seperti sebelumnya, ia juga menemukan gejala berupa bercak nanah pada celana dalamnya.
"Kemudian ku menghubungi temanku yang bekerja di bidang kesehatan, dan dia memberikan obat antibiotik, lalu setelah minum obat, selama tiga hari sembuh lagi," ujarnya.
"Kena kali kedua karena berhubungan badan dengan wanita malam dan gonta-ganti, bukan pacar, tapi tidak ada yang beli, cuma teman minum atau mabuk-mabukan," lanjutnya.
Belum cukup setelah dua kali terkena gonore, ia akhirnya terkena sifilis di akhir-akhir tahun 2016, penyakit yang sedikit berebda.
Dia mengetahui yang dideritanya bukan lagi gonore karena ada gejala baru yang dialaminya selain bercak nanah dan sakit ketika buang air kecil.
Gejala baru itu adalah terjadi pembusukan atau ada borok di sekujur batang penis miliknya.
Karena panik melihat ada borok di batang penisnya, Ia langsung segera pergi ke mantri tanpa berlama-lama.
Pengobatannya tidak jauh berbeda ketika saat terkena gonore yaitu disuntik dan diberi obat serta disarankan tidak lagi melakukan seks bebas tanpa kondom.
"Kena dari wanita dunia malam, setiap minggu berhubungan dengan pasangan berbeda, sebagian pakai kondom, tapi sebagian tidak pakai karena dalam kondisi mabuk, wanita gratis, bukan pacar, teman mabuk juga," jelasnya.
Kemudian, di awal tahun 2017, Ia kembali terjangkit sifilis ketika sedang berlibur di Lombok.
Si Don Juan ini menduga, dirinya kembali terjangkit sifilis setelah melakukan hubungan seksual dengan wanita malam di Lombok.
"Ku beli cewek di lombok langsung datang ke lokalisasi, tiga cewek selama dua minggu di lombok, harga Rp700 ribu sampai Rp1.000.000, cewek di sana mahal-mahal," ceritanya.
Kata dia, wanita-wanita malam yang dibelinya masih berusia mudah sekitar 24-26 tahun dan yang terpenting sesuai dengan kriterianya.
"Kalau cewek yang sama ku bosan, ku sempat pengen dengan yang bule, tapi tidak dapat karena mahal dan susah carinya, ujung-ujungnya hajar yang lokal saja, buat pemuas nafsu, harga yang bule 3-4 juta," tuturnya.
"Pas di Lombok ini lah ku berobat penyakit kelamin paling mahal, karena langsung ke dokter spesialis penyakit kelamin, karena tidak malu, tidak ada yang kenal, biaya berobat sekitar Rp800 ribu, tapi tidak sampai sejuta, sebelumnya biasanya Rp300 ribu," tambahnya.
Sang Don JUan ini mengatakan, dirinya berhasil sembuh di Lombok dan mendapatkan banyak pencerahan dan termasuk nasihat dari dokter spesialis secara langsung.
Pencerahan dari konsultasi kesehatan ini biasanya tidak didapatkan si Don Juan ketika berobat dengan mantri di Bangka Belitung.
Setelah dapat konsultasi kesehatan dari dokter spesialis di Lombok, pikirannya mulai terbuka dan sadar, bahwa penyakit menular seksual itu berbahaya.
"Dokter spesialis tuh menyarankan ku untuk tes HIV AIDS karena punya riwayat penyakit kelamin empat kali, terus tes dan hasilnya alhamdulillah negatif," ujarnya.
Nasehat dokter spesialis di Lombok yang membuatnya berhenti berprilaku seks bebas ialah ketika dikatakan bahwa dirinya memiliki resiko tinggi terkena penyakit HIV/AIDS sebab telah mempunyai riwayat PMS empat kali.
Selain itu, ia juga mengaku telah ditegaskan oleh dokter spesialis penyakit kelamin tersebut bahwa HIV/AIDS tidak dapat diobati.
"Dokter tuh bilang, ku masih muda dan kalau kena Aids buat apa lagi hidupku, masa depan tidak ada lagi, dari dokter itu ku tercerahkan, alhamdulillah," ungkapnya.
"Pas hasil tes AIDS negatif sambil nahan sakit pedih karena sifilis, ku bersyukur, sujud syukur dan menangis karena hasilnya negatif HIV," lanjutnya.
Karena takut dengan penyakit HIV/AIDS, Sang Don Juan ini mengaku sampai sekarang tidak lagi gonta-ganti pasangan hubungan seksual dan bersyukur tidak lagi terkena penyakit kelamin apa pun.
"Cara ku bertahan sampai sekarang tidak terkena lagi penyakit kelamin karena dak agik gonta-ganti pasangan, atau pun seks bebas, mabuk-mabukan juga tidak pernah agik," ujarnya
Baca juga: Pukesmas Air Itam Terbanyak Tangani Kasus Sifilis Sepanjang 2022 Dibanding RSUD di Pangkalpinang
Baca juga: Penambahan Kasus Sifilis Tahun 2023 Tertinggi di Kabupaten Beltim, Ada 14 Pasien Hingga Bulan Mei
Data Sifilis di Bangka Belitung
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Sifilis menjadi satu Infeksi Menular Seksual (IMS) yang jumlah angka penderitanya mengalami peningkatan sejak tahun 2021.
Dari awal Januari hingga Mei 2023, angka penderita Sifilis sudah sama dengan jumlah total pada tahun 2022 lalu, yaitu 36 kasus.
Si Don Juan tadi termasuk penderita Sifilis yang sembuh pada tahun
2022 lalu.
Lain lagi cerita Putri, bukan nama sebenarnya.
Perempuan yang mengaku sebagai pekerja seks itu akhirnya sadar akan bahaya penyakit ini.
Setelah sembuh, dia pun mengajak dua pelanggan setianya untuk berobat.
Saat itu, Sifilis sudah ditularkan Putri ke dua pelanggannya tersebut.
Putri menyebut satu pelanggannya itu adalah brondong berusia 28 tahun dan satu lagi sudah berusia 52 tahun.
Sebelum mengajak keduanya berobat, Putri mendengar keluhan mereka yang merasa gatal-gatal
pada kemaluan dan sakit ketika buang air kecil bernanah.
“Aku yakin mereka tertular karena mereka pernah memakai jasa seksual dengan WPS (wanita
pekerja seks-red) lain,” kata perempuan yang berencana pulang kampung karena ingin berhenti sebagai WPS.
“Tapi sama aku langsung dibawa berobat ke dokter, karena mereka cuma sama aku, ga sama siapa-siapa, terus dia juga ngomong kalau sakit, gatal-gatal merah, jadi aku harus tanggung jawab dan mereka sudah sembuh,” lanjutnya.
Niat Putri mengajak dua pelanggannya berobat ke dokter karena merasa sudah menjalin hubungan
baik selam bertahun-tahun dan merasa cocok satu sama lain.
“Jadi ingin dia sembuh, kalau tamu yang cuma sekali ketemu ya sudah, dua pelanggan ini cocok
sama aku,” tuturnya.
Putri pun merasa jika perempuan memang lebih banyak dan rentan terkena penyakit Sifilis ketimbang laki-laki.
Menurutnya penyakit itu bisa disebabkan karena mungkin terlalu jorok atau tidak bisa menjaga kebersihan sekitar kelamin.
Selain itu, penyebabnya perempuan juga kerap menjadi objek gonta-ganti pasangan yang terkadang
laki-lakinya tidak mau menggunakan pengaman atau kondom.
“Pesen aku sih, karena aku juga (kerja) begini, ya jaga kebersihan dan pake pengamanan, terus jangan gonta-ganti pasangan, intinya ikut nasehat orang kesehatan lah,” demikian kata Putri.
Terdeteksi pemeriksaan
Putri tidak sungkan menceritakan penyakit Sifilis yang dideritanya.
Mimik wajahnya berubah sedikit serius ketika menyinggung sikap beberapa rekannya sesama WPS yang berusaha menghindari pemeriksaan rutin yang dilakukan petugas Kesehatan dari Puskesmas setempat.
Menurutnya pemeriksaan rutin itu menjadi penting untuk mengetahui kondisi Kesehatan mereka para WPS.
Dan dari hasil pemeriksaan rutin itu pula Putri tahu bahwa dia terjangkit Sifilis.
“Aku juga tidak tahu, tidak ada rasa, tidak sakit, cuma aku rasa gatal pas di selangkangan, penuh gatal dan lecet, tapi dalamnya enggak, terus paling pusing doang,” kata Putri saat ditemui Bangka Pos, Rabu (24/5).
Setelah tahu mengidap sifilis, Putri segera menjalani pengobatan di puskesmas selama dua mingguan disuntik dan diberikan obat.
“Ku langsung datang, diobatin dikasih obat, obat harus habis, terus datang lagi, cek darah lagi, dua kali berobat, udah sembuh sekarang, tidak gatal-gatal lagi,” ujarnya.
Putri senang, karena tempatnya bekerja sering diperiksa oleh tenaga kesehatan secara rutin, tapi sebagian rekan-rekannya justru lari dan sembunyi dari kegiatan cek kesehatan tersebut.
Sejauh ini, Putri tidak tahu pasti siapa yang menularkan penyakit kelamin tersebut kepada dirinya karena selama ini sudah sangat banyak tamu atau pria yang melakukan hubungan seksual dengannya.
“Ku dak tau ketularan dari siapa, karena banyak tamu, pas bersetubuh ada tamu yang pake pengaman ada yang tidak mau,” ungkapnya.
“Itu lah, ada yang bawa kondom sendiri, ada yang tidak mau, padahal sudah disarankan pake, biar
aman, ada yang maksa tidak mau pake, mungkin ketularan dari yang tidak pake kondom,” lanjutnya.
Tersebar di kabupaten/kota
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Evalusi mengatakan hingga Mei sudah ada 36 kasus Sifilis yang didata pihaknya dari kabupaten/ kota.
Jumlah kasus tertinggi ada di Kabupaten Belitung Timur sebanyak 14 pasien.
Pendataan yang dilakukan adalah pencatatan pasien yang datang berobat. “Ada penambahan kalau
dari data keseluruhan sebanyak 36 orang di hingga bulan Mei ini, tersebar di enam Kabupaten satu Kota di Provinsi Babel,” kata Evalusi, Selasa (23/5).
“Dari data bisa kita lihat pasien tertinggi di Kabupaten Beltim 14 orang, disusul Bangka Selatan 7 orang, Bangka Barat 6 orang, Bangka 5 orang, serta Bangka Tengah dan Kota Pangkalpinang saat ini masih nihil pasien,” sambungnya.
Selain itu, Eva mengatakan secara keseluruhan jumlah kasus pasien infeksi Sifilis pada tahun 2022
lalu sama dengan 2023 dan di rata-rata menyerang wanita usia 25-49 tahun serta bayi yang mudah
terserang infeksi sifilis.
“Untuk tahun 2021 ada 28 orang, 2022 ada 36 orang, 2023 ada 36 orang hingga bulan Mei dan ratarata banyak kaum perempuan yang terkena infeksi sifilis. Tiga tahun terakhir, kasus menyerang kaum perempuan sebanyak 62 orang pasien terinfeksi Sifilis,” tambahnya. (w6/v1/s2/*)
| Bank Indonesia Babel Gelar BEF dan BBF 2025, Dorong Hilirisasi Perikanan dan Akselerasi Kredit |
|
|---|
| Dirut PT Timah Tbk Pastikan Tidak Melakukan Penambangan Tanpa Izin Masyarakat Setempat |
|
|---|
| Hilang 7 Hari di Laut, Dua Nelayan Pangkalpinang Ditemukan Selamat di Perairan Belinyu |
|
|---|
| BRIN Anugerahi Pangkalpinang Penghargaan BRIDA/BAPPERIDA Optimal 2025 Berkat Inovasi Kelola Sampah |
|
|---|
| Pemkot Pangkalpinang Percepat Pembangunan TPS3R di Tiap Kecamatan, Wujudkan Kota Bersih dan Tertata |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.