Berita Pangkalpinang

Penambahan Kasus Sifilis Tahun 2023 Tertinggi di Kabupaten Beltim,  Ada 14 Pasien Hingga Bulan Mei

Ada penambahan kalau dari data keseluruhan sebanyak 36 orang di hingga bulan Mei ini, tersebar di enam Kabupaten satu Kota di Provinsi Babel

Penulis: Adi Saputra | Editor: Iwan Satriawan
dok Bangkapos.com
Kepala seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Dinkes Babel Evalusi, Selasa (23/05/2023) 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Kasus sifilis di Provinsi Bangka Belitung (Babel) mengalami peningkatan di tahun 2023 hingga bulan Mei, kasus tertingginya berada di Kabupaten Belitung Timur (Beltim) sebanyak 14 orang pasien.

Sedangkan untuk Kabupaten/Kota lainnya, dibawah angka sepuluh orang seperti Kabupaten Bangka 5 orang, Bangka Barat (Babar) 6 orang, Bangka Selatan (Basel) 7 orang, Belitung 4 orang. 

Sedangkan untuk Kabupaten Bangka Tengah (Bateng) dan Kota Pangkalpinang nihil pasien hingga bulan Mei 2023.

Padahal dua tahun terakhir Kota Pangkalpinang termasuk banyak pasien sifilis dari pada Kabupaten lainnya sebanyak 14 orang di tahun 2021 dan 2022 lalu.

Penambahan kasus sifilis tersebut dikatakan kepala seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Babel Evalusi, tahun ini adanya penambahan kasus pasien terinfeksi sifilis.

"Ada penambahan kalau dari data keseluruhan sebanyak 36 orang di hingga bulan Mei ini, tersebar di enam Kabupaten satu Kota di Provinsi Babel," kata Evalusi, Rabu (23/05/2023).

"Dari data bisa kita lihat pasien tertinggi di Kabupaten Beltim 14 orang, disusul Basel 7 orang, Babar 6 orang, Bangka 5 orang, serta Bateng dan Kota Pangkalpinang saat ini masih nihil pasien," sambungnya.

Selain itu, Eva menambahkan kasus pasien infeksi sifilis jumlah tahun 2022 lalu dengan 2023 sama dan di rata-rata menyerang wanita usia 25-49 tahun serta bayi yang mudah terserang infeksi sifilis.

"Untuk tahun 2021 28 orang, 2022 36 orang, 2023 36 orang hingga bulan Mei dan rata-rata banyak kaum perempuan yang terkena infeksi sifilis. Tiga tahun terakhir, kasus menyerang kaum perempuan sebanyak 62 orang pasien terinfeksi sifilis," tambahnya.

Disinggung apakah pihak Provinsi mengetahui jumlah pasien yang sembuh dari infeksi sifilis, Eva pun menyebutkan, pihak tidak mengetahui data jumlah pasien yang sembuh karena yang mengurus data pasien pihak Kabupaten/Kota.

Provinsi hanya menerima data pasien yang terinfeksi sifilis, kemudian dilakukan tindaklanjut oleh pihak Kabupaten/Kota dan dilakukan pemeriksaan secara rutin oleh Pukesmas-pukesmas.

"Kalau data pasien sembuh atau belum, kita Provinsi tidak merekap data itu. Data ada dilayanan faksesnya, data yang kita masukkan ini adalah data pasien sifilis yang terbaru dari setiap Kabupaten/Kota," sebut Eva.

Lebih lanjut Eva menegaskan, pihak Provinsi dengan Kabupaten/Kota terus melakukan koordinasi dalam penanganan kasus sifilis khususnya yang baru terkena dan langsung ditindaklajuti.

Terutama jangan sampai menular kepada orang lain, apalagi sifilis penyakit yang mudah menular kepada siapapun termasuk kaum perempuan, laki-laki hingga bayi yang mudah terserang sifilis.

"Tetap kita lakukan koordinasi ke semua pihak, agar penangan kasus sifilis ini cepat teratasi dan tidak menular kepada orang lain yang belum terinfeksi sifilis," tegasnya.

Sumber: bangkapos.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved