Tribunners

Gaya Hidup Sehat "Jurus Pamungkas" Cegah dan Kendalikan PTM

Gaya hidup sehat dapat diterapkan untuk semua jenis penyakit tidak menular lainnya dan terbukti ampuh

Editor: suhendri
ISTIMEWA
Chairul Aprizal, S.K.M. - Tenaga Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku UPT Puskesmas Airbara 

Oleh: Chairul Aprizal, S.K.M. - Tenaga Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku UPT Puskesmas Airbara

PENYAKIT tidak menular (PTM) sejauh ini masih menjadi permasalahan utama pada sektor kesehatan. Sebab, menurut trennya, permasalahan kesehatan dan angka kematian tertinggi di Indonesia penyumbang utamanya dari kasus PTM. Kasus PTM di Indonesia sudah pasti akan menjadi beban yang luar biasa untuk masyarakat dan pemerintah. Bagaimana tidak, untuk menanggulangi kasus-kasus PTM ini otomatis akan membutuhkan biaya dan teknologi canggih di bidang kesehatan, serta memakan waktu yang panjang.

Penyakit tidak menular sudah menjadi isu strategis pemerintah yang masuk dalam agenda SDGs 2030 sehingga sebagai salah satu prioritas. Penyakit tidak menular yang dimaksud seperti penyakit jantung koroner, diabetes melitus, kanker, stroke, asam urat, dan lain sebagainya.

Menurut data terakhir Kementerian Kesehatan melalui Riskesdas 2018 yang disampaikan pada buku pedoman manajemen PTM menunjukkan sebagian di antaranya prevalensi tekanan darah tinggi penduduk usia 18 tahun ke atas mengalami peningkatan dari 25,8 persen menjadi 34,1 persen, prevalensi obesitas penduduk usia 18 tahun ke atas meningkat dari 14,8 persen menjadi 21,8 persen, prevalensi stroke usia =15 tahun meningkat dari 7 menjadi 10,9 permil, dan prevalensi diabetes melitus usia =15 tahun meningkat dari 6,9 persen menjadi 10,9 persen.

Tentu ini akan menjadi beban bagi pemerintah karena untuk pengobatan dan penanganan PTM akan membutuhkan biaya dan fasilitas kesehatan yang memadai. Dapat dibuktikan dengan data BPJS Kesehatan tahun 2017 menunjukkan 5,7 persen peserta JKN yang memperoleh pelayanan kesehatan penyakit katastropik telah menghabiskan biaya kesehatan sebesar Rp14,6 triliun yang dirincikan dari pelayanan kesehatan untuk penyakit jantung sebesar Rp7,4 triliun, penyakit ginjal kronik Rp2,6 triliun, dan lainnya.

Melihat pengaruh kasus PTM ini cukup besar dan merembet kepada permasalahan lainnya maka diperlukan komitmen bersama untuk menurunkan morbiditas, mortalitas, dan disabilitas PTM, utamanya melalui upaya pencegahan dan pengendalian menuju Indonesia Sehat. Dengan demikian, diperlukan pula kesadaran pemahaman yang optimal dari masyarakat mengenai besarnya permasalahan PTM serta faktor risikonya yang mesti ditanggung bersama.

Mengenal PTM dan Penyebabnya

Penyakit tidak menular disebabkan oleh faktor risiko yang tidak terlepas dari gaya hidup masyarakat itu sendiri. Secara umum, faktor risiko ini meliputi merokok, minum-minuman beralkohol, pola makan tidak sehat (obesitas, makanan sembarangan, jarang makan buah dan sayur), kurang aktivitas fisik, stres, kurang istirahat, dan tidak pernah memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.

1. Penyakit kardiovaskular
Penyakit ini merupakan penyakit nomor satu yang sering menyebabkan kematian. Penyakit kardiovaskular yang sering kita kenal adalah jantung koroner yang bisa juga menyebabkan angin duduk (biasa dikenal masyarakat), penyakit jantung rematik, jantung bawaan, dan gagal jantung.

Penyebab munculnya penyakit ini adalah sering merokok, kurang beraktivitas fisik, dan diet yang tidak sehat. Ketiga penyebab ini biasanya dapat menjadi risiko serangan jantung juga penyakit stroke. Kondisi ekonomi yang lemah juga menjadi pemicu terbesar kerentanan terpapar penyakit kardiovaskular.

2. Penyakit diabetes melitus (DM)
Dalam bahasa kesehatannya, ini merupakan penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan. Diabetes melitus terbagi menjadi dua tipe yaitu, DM tipe 1 karena kurangnya produksi insulin, atau tanpa pemberian insulin harian, dan DM tipe 2 karena penggunaan insulin yang tidak efektif.

DM tipe 2 adalah jenis yang paling sering ditemukan karena efek kelebihan berat badan dan kurangnya aktivitas fisik. Berat badan yang berlebih akibat makan makanan selalu berlebih membuat kadar gula darah meningkat membuat diabetes tidak terkendali, perlahan-lahan akan menimbulkan komplikasi merusak jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan saraf.

Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit-penyakit tidak menular merupakan penyakit yang tidak muncul karena penularan. Faktor pengaruh munculnya penyakit tidak menular (PTM) ini dapat dipisahkan menjadi dua hal, yakni faktor risiko yang tidak dapat diubah dan faktor risiko yang dapat diubah. Faktor risiko yang tidak dapat diubah mencakup usia, jenis kelamin, dan keturunan. Adapun faktor risiko yang dapat diubah atau diperbaiki meliputi gaya hidup sehat dan intervensi sosial ekonomi.

Berbicara tentang gaya hidup sehat tentu saja ini adalah langkah yang paling efektif dalam mencegah dan menangani kasus PTM yang ada. Karena sejatinya kasus PTM apabila sudah diderita oleh seseorang, salah satu jalan keluar selain dari pengobatan oleh dokter adalah mengubah gaya hidup menjadi sehat. Begitu pula dengan yang bukan penderita untuk dapat terhindar dari penyakit tidak menular atau mencegah PTM maka daya hidup sehat perlu diterapkan.

Setidaknya dalam gaya hidup sehat untuk mencegah dan mengendalikan PTM ada istilah yang dikenal dengan perilaku CERDIK dan PATUH sebagai upaya dari peningkatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Dalam upaya pencegahan PTM seperti salah satunya hipertensi, maka perilaku CERDIK bisa diterapkan. CERDIK sendiri merupakan singkatan dari cek kesehatan secara rutin, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet seimbang, istirahat cukup, dan kelola stres.

Sementara itu, perilaku PATUH digunakan untuk mengendalikan para penderita PTM seperti salah satunya penderita hipertensi. Perilaku PATUH juga merupakan singkatan dari periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter, atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur, tetap diet dengan gizi seimbang, upayakan aktivitas fisik dengan aman, dan hindari asap rokok, alkohol, dan zat karsinogenik lainnya.

Pada dasarnya, gaya hidup sehat adalah "jurus pamungkas" mencegah PTM, seperti yang tertera dari perilaku CERDIK dan PATUH tadi. Dapat dikatakan menerapkan gaya hidup sehat akan mencegah sekaligus mengendalikan PTM dan berbagai penyakit lainnya. Gaya hidup sehat yang dimaksud meliputi pola makan sehat dan seimbang (tidak berlebih), aktivitas fisik rutin yang aman, dan cek kesehatan secara berkala ke pelayanan kesehatan.

Upaya pengendalian penyakit PTM bagi penderita hanya dengan meminum resep obat dari dokter saja tidak akan cukup apabila salah satu di antara ketiga cara gaya hidup sehat tersebut tidak ikut diterapkan. Sebaliknya, penderita atau mereka yang berisiko PTM dapat terkendali dengan menerapkan gaya hidup sehat meskipun tidak menjalani pengobatan. Ini membuktikan bahwa gaya hidup sehat sebagai cara terbaik, murah, dan efektif hanya membutuhkan kesadaran dan kemauan dari diri sendiri untuk menerapkannya.

Gambaran Gaya Hidup Sehat dalam Pencegahan dan Pengendalian PTM

Penerapan gaya hidup sehat memang harus didasari oleh niat yang kuat karena untuk mengubah kebiasaan menjadi lebih baik itu terbilang sulit dan penuh tantangan serta godaan. Misalnya, kebiasaan dalam mengonsumsi makanan dengan rasa asin. Untuk mengubah gaya hidup sehat mengurangi makanan dengan rasa asin akan sulit karena godaannya adalah merasa kurang nikmat dan berselera saat makan. Begitu pula mengurangi kadar gula dalam makan membuat pengaruh terhadap selera makan juga.

1. Pencegahan kolesterol tinggi dengan gaya hidup sehat

Mereka yang memiliki kolesterol tinggi dapat menerapkan gaya hidup sehat untuk mencegahnya. Pada dasarnya, kolesterol disebabkan oleh kebiasaan mengonsumsi makanan tidak sehat (berlebih) yang memiliki kadar lemak jenuh yang tinggi seperti kuning telur, keju, santan, dan lain-lain.

Pencegahannya, yakni menerapkan pola makan yang sehat dengan membatasi mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol dan tentunya hindari mengonsumsi minuman beralkohol serta memperbanyak makan-makanan sayuran dan buah-buahan. Berolahraga secara teratur dengan beraktivitas fisik dapat menjaga dan memperbaiki kadar kolesterol dalam tubuh setidaknya dapat dilakukan 30 sampai 60 menit setiap hari seperti joging, bersepeda, atau berenang.

Untuk khusus obesitas dengan menurunkan berat badan juga dapat menurunkan kadar kolesterol total dalam tubuh. Dan jangan lupa untuk selalu mengontrol kesehatan secara rutin pada kegiatan oleh puskesmas seperti posbindu dan sebagainya atau mengakses di pelayanan kesehatan terdekat klinik, apotek, maupun rumah sakit.

2. Lawan asam urat dengan gaya hidup sehat

Asam urat didefinisikan sebagai penyakit gangguan metabolik yang ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat yang biasanya sering dialami oleh golongan lansia. Penyebabnya bermacam-macam seperti keturunan, kelebihan kadar asam urat dalam darah, obesitas, dan gangguan pada ginjal. Asam urat biasanya ditandai dengan gejala terasa panas dan kemerahan pada sendi, terasa nyeri jika ditekan atau disentuh, terjadi pembengkakan pada sendi.

Tentunya mencegah dan mengendalikan asam urat dapat dilakukan dengan menerapkan gaya hidup sehat. Pertama, pola makan yang sehat dengan cara membatasi konsumsi tinggi purin seperti jeroan, kerang, dan lain-lain. Kemudian, konsumsi air putih secara cukup setiap hari, tidak mengonsumsi alkohol, mengkonsumsi vitamin C, membatasi minuman manis.

Kedua, beraktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari yang juga ditujukan dengan menjaga berat badan dan menurunkan berat badan bagi obesitas. Ketiga, kontrol kesehatan secara berkala pada pelayanan kesehatan untuk mendeteksi dini dan mengecek kondisi asam urat dalam tubuh.

3. Menjauhi diri dari diabetes dengan gaya hidup sehat

Sudah dibahas pada paragraf di atas mengenai penyakit diabetes melitus atau kencing manis ini. Tentu untuk mencegah atau mengendalikan penyakit diabetes melitus dapat dengan menerapkan gaya hidup sehat.

Penyakit DM adalah penyakit menahun yang ditandai dengan gejala klasik sering kencing, cepat lapar, dan mudah haus. Tanda lain yang sering ditemukan adalah berat badan mendadak turun tanpa sebab yang jelas, kesemutan, gatal di daerah kemaluan (wanita), bisul yang hilang timbul, penglihatan kabur, cepat lelah, keputihan pada wanita, luka sulit sembuh, mudah mengantuk, dan impoten pada pria.

Menerapkan gaya hidup sehat, yakni pertama pola makan yang sehat dengan mengatur menu makan yang berprinsip gizi seimbang (karbohidrat, protein, serat, lemak baik, vitamin, dan mineral). Hindari mengonsumsi lemak jenuh seperti susu sapi, keju, es krim, kue, dan minuman kemasan berwarna. Makanan tinggi natrium seperti garam, bumbu masak instan, dan mi instan. Makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat sederhana seperti permen, kue kering, makanan dan minuman ringan (snack) dan jajanan manis.

Adapun makanan yang baik untuk dikonsumsi seperti karbohidrat kompleks (nasi merah, buah, sayur, dan biji-bijian), makanan tinggi serat (kacang merah/polong, buah, dan sayur), lemak baik seperti daging ikan/alpukat/zaitun/kacang almon. Dan menjaga porsi makan agar tidak kelebihan kalori.

Kedua, beraktivitas fisik setiap hari minimal 30 menit untuk menurunkan kadar gula darah atau menjaganya dan juga membantu membakar kalori. Terakhir, tetap dengan rutin melakukan pengecekan kesehatan secara berkala pada pelayanan kesehatan untuk mengontrol kesehatan.

Gaya hidup sehat dapat diterapkan untuk semua jenis penyakit tidak menular lainnya dan terbukti ampuh supaya kita dapat selalu merawat dan menjaga kesehatan. Gaya hidup sehat ini tentu sesuai dengan prinsip Germas dan PHBS itu sendiri bahwa kesadaran dan kemauan individu atau kelompok dalam upaya menjaga, merawat kesehatannya menjadi hal yang paling utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. (*)

Sumber: bangkapos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved