Pengakuan Ida Susanti Dinikahi Nardinata Marshioni yang Diklaim sebagai Adik Jusuf Hamka

Ida Susanti, wanita di Surabaya membenarkan isu bahwa perempuan yang menikahinya adalah Nardinata Marshioni, adik pengusaha Jusuf Hamka.

|
Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Evan Saputra
TikTok
Tangkap layar unggahan kisah Ida Susanti, wanita di Surabaya yang dinikahi suami dan ternyata adalah perempuan bernama Nardinata Marshioni dan diklaim sebagai adik pengusaha Jusuf Hamka 

"Lalu kami berantam hebat, saya dipukuli dan diancam mau dibunuh, dia meminta saya untuk mengurus tiga anak angkatnya," kata Ida.

Sehingga saat itu suaminya yang ia tau bernama Nardinata Marshioni Suhaimi itu memberikan kesepakatan dengan memenuhi kebutuhannya dan akan membelikan rumah.

"Dia pun menyepakati bahwa akan memenuhi setiap kebutuhan saya dan membelikan saya rumah untuk ditinggali," jelasnya.

Ia mendapatkan rumah di daerah Pakuwon City, Jakarta.

Ida Susanti juga membuka usaha toko spare part mobil.

Namun beberapa bulan ada seorang wanita bernama Emiliana yang mengaku sebagai istri dari Nardinata.

Emiliana yang datang kemudian langsung merampas mobil-mobil dan baju miliknya yang diberikan oleh Nardinata.

Seusai kejadian tersebut, keduanya semakin gencar berseteru dan membuat Ida memutuskan melaporkan suaminya itu karena tidak ada itikad baik.

Apalagi saat itu Ida diminta untuk mengirim spare part mobil yang nilainya Rp50 juta namun uangnya tidak dikirim oleh suaminya itu.

Selain itu rumah yang diberikan Nardinata disita oleh bank para 8 Juli 2023 karena sudah bukan jadi milik Ida.

"Saya hidup tidak pernah tenang, karena selalu diteror oleh orang suruhan suamiku! Dan saya poernah dituduh telah menyerobot tanah yang telah dibelikan setelah menikah. Dan saat ini rumah itu sudah dirampas olehnya (suami)," tegasnya.

Ketika melaporkan sosok Nardinata Marshioni Suhaimi ke Polda Jawa Timur, Ida Susanti justru mengalami teror dan ancaman dari suaminya itu.

Hal tersebutlah yang membuat Ida Susanti akhirnya buka suara setelah 21 tahun bungkam ketakutan.

Ia bahkan kecewa lantaran selama ini laporannya tak pernah diusut.

"Yang membuat saya merasa sedih, janggal dan capek adalah mengapa perjuangan saya selama 21 tahun memperjuangkan keadilan dengan mengikuti proses hukum, 9 tahun menunggu peninjauan kembali, namun tidak menghasilkan apa-apa. Sudah lebih dari 6 pengacara, uang serta energy yang saya habiskan," ungkap Ida.

Sumber: bangkapos.com
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved