Pilpres 2024

Profil Adian Napitupulu, Bongkar Sebab Ketegangan Jokowi, PDIP dan Megawati Usai Gibran Cawapres

Profil Adian Napitupulu, politikus PDIP eks aktivis 1998 yang bongkar ketegangan hubungan Jokowi, PDIP dan Megawati usai Gibran jadi Cawapres Prabowo.

Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Evan Saputra
Tribunnews
Foto profil Adian Napitulu 

BANGKAPOS.COM - Inilah profil Adian Napitupulu, politikus PDIP eks aktivis 1998 yang membongkar ketegangan hubungan Jokowi, PDIP dan Megawati sesuai Gibran jadi Cawapres Prabowo.

Adian Napitupulu adalah politikus PDIP asal Medan yang dikenal sebagai eks Aktivis 1998.

Walau namanya Napitupulu dan berdarah seorang, Adian ternyata adalah kelahiran Manado, 9 Januari 1971.

Adian Napitupulu kini menjabat Wakil Ketua Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres (TKRPP) PDIP

Baru-baru ini ia membeberkan rahasia dari ketegangan yang terjadi antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan PDIP.

Eks aktifivis 98 yang juga merupakan kader PDIP tersebut menduga bahwa permasalahan ini berawal dari sebuah permintaan sederhana yang tidak bisa disetujui oleh PDIP.

Menurutnya, permasalahan dimulai ketika Jokowi meminta untuk memperpanjang masa jabatannya menjadi tiga periode dan menambah masa jabatan, permintaan yang kemudian ditolak oleh partainya.

"Ketika kemudian ada permintaan tiga periode, kita tolak. Ini masalah konstitusi, ini masalah bangsa, ini masalah rakyat, yang harus kita tidak bisa setujui." Kata Adian dikutip dari Kompas.com hari Rabu (25/10/2023).

Baca juga: Apa Gibran Bisa Diganti sebagai Cawapres Prabowo Jika MMMK Putuskan Anwar Usman dkk Langgar Etik?

PDIP menolak permintaan tersebut dengan tujuan menjaga konstitusi, yang menurut mereka, adalah untuk melindungi keselamatan bangsa dan negara serta rakyat Indonesia.

Lebih lanjut, Adian menegaskan bahwa PDIP bertahan untuk menjaga konstitusi, yang pada akhirnya adalah untuk menjaga republik ini, bangsa, dan rakyatnya.

Adian mengatakan PDIP tidak mempermasalahkan Terhadap pihak-pihak yang marah karena penolakan terhadap penambahan masa jabatan tiga periode atau perpanjangan.

“Kemudian, ada pihak yang marah ya terserah mereka. Yang jelas kita bertahan untuk menjaga konstitusi. Menjaga konstitusi adalah menjaga republik ini. Menjaga konstitusi adalah menjaga bangsa dan rakyat kita,” ujar Adian.

Adian juga menunjukkan bahwa PDIP tidak memiliki antipati terhadap Jokowi, tetapi mereka menyesal atas perubahan sikap cepat yang ditunjukkan Jokowi terhadap partai.

Menurut Adian, PDIP telah memberikan dukungan dan rekomendasi kepada Jokowi dan keluarganya selama perjalanan politiknya, mulai dari menjadi Wali Kota Surakarta dua periode, Gubernur DKI Jakarta, hingga menjadi presiden dua kali.

Politisi PDIP tersebut menjelaskan selama perjalanan politik Jokowi, PDIP memberikan rekomendasi dan dukungan untuk berbagai jabatan, termasuk jabatan politik anak dan menantu Jokowi.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved