Tribunners
Pendidikan Karakter Harus Digalakkan
kasus tawuran antarpelajar kembali terjadi dan terus terulang dalam generasi peradaban.
Oleh: Ridwan Mahendra, S.Pd. - Guru SMK Kesehatan Mandala Bhakti, Surakarta
POLSEK Johar Baru kembali menangkap 19 remaja pelaku tawuran yang terjadi di kawasan Gang T, Kelurahan Kampung Rawa, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, Jumat (10/11/2023). (Detik, 14 November 2023)
Sudah jatuh tertimpa tangga pula, peribahasa itulah gambaran tarbiah kita. Pendidikan yang notabene sebagai “jembatan” anak didik di masa sekarang menuju masa mendatang, justru digaduhkan dengan permasalahan demi permasalahan yang telah terjadi di ranah pendidikan.
Banyaknya kasus yang terus terjadi di ranah pendidikan, penulis mempertanyakan sejauh mana pendidikan karakter yang ditanamkan dalam diri generasi penerus dan apakah sudah berjalan dengan baik dalam pengimplementasiannya?
Menilik laman Kemdikbud, pendidikan karakter didefinisikan sebagai kebiasaan-kebiasaan yang baik (habituation) sehingga anak didik mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya. Pendidikan karakter harus selalu diajarkan, dijadikan kebiasaan, dilatih secara konsisten, dan tentunya tertanam dalam jiwa anak didik.
Akan tetapi, fakta yang terjadi di lapangan justru sebaliknya, kasus tawuran antarpelajar kembali terjadi dan terus terulang dalam generasi peradaban. Sebuah keironisan bagi penerus peradaban yang menyangkut moral dan akhlak anak bangsa.
Tanggung Jawab Bersama
Generasi penerus merupakan generasi yang menjadi tanggung jawab bersama yang sudah semestinya menempatkan tiga konsep penting pendidikan sebagaimana gaungan Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara memaparkan Tripusat Pendidikan yang terbagi atas pendidikan di ranah keluarga, pendidikan di ranah sekolah, dan pendidikan di ranah masyarakat.
Pertama, ranah keluarga. Keluarga merupakan tarbiah pertama dalam membentuk karakter anak. Keluarga memiliki peran utama dalam tumbuh kembang dan tata laku anak sejak usia dini hingga dewasa. Orang tua harus mampu membentuk pola pikir dan perilaku anak dari hal sekecil mungkin dan mampu menanamkan pembiasaan-pembiasaan baik bagi generasi.
Orang tua sudah semestinya mengingat bahwa pendidikan dan sosial berpengaruh dalam karakter anak didik. Orang tua harus mampu memberi pengawasan terhadap anak bahwa apa yang dilakukannya dapat bermanfaat atau sebaliknya, terlebih harus mampu memberi arahan mengenai pergaulan terhadap anak demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, utamanya aksi tawuran antarpelajar yang telah terjadi.
Kedua, ranah sekolah. Sekolah merupakan pendidikan kedua dalam generasi penerus. Sekolah sebagai lembaga yang bertanggung jawab penuh untuk mencetak generasi yang memiliki moral yang baik, mencetak insan dengan ilmu pengetahuan yang unggul, dan ranah yang dipersiapkan dalam proses pembangunan masyarakat madani di masa mendatang.
Peran sekolah harus tegas terhadap anak didiknya dalam mengambil keputusan yang dapat diterapkan dengan adanya aturan-aturan yang harus dipatuhi. Misal, sekolah menerapkan aturan yang tegas apabila terdapat anak didik yang terlibat perkelahian atau tawuran dan berakibat jatuhnya nama baik sekolah itu sendiri.
Ketiga, ranah masyarakat. Masyarakat sebagai ranah pendidikan yang terakhir tentu harus memegang komitmen bahwa lingkungan masyarakat memiliki peranan yang sangat berpengaruh terhadap generasi penerus dalam melangsungkan kehidupan. Masyarakat menjadi tuntunan bagi generasi penerus bahwa apa yang dilakukan dapat menjadi panutan yang baik. Peran masyarakat dalam pencegahan tawuran salah satunya dengan mendiskusikan hukuman tegas bagi pemuda yang terlibat tawuran. Hal tersebut setidaknya mampu memberi efek jera bagi pemuda yang terlibat dalam aksi tawuran dan merugikan khalayak.
Dengan demikian, apabila semua ranah sudah berjalan beriringan dan memiliki kolaborasi yang baik dalam pembentukan karakter, bukan tidak mungkin kasus demi kasus yang telah terjadi dalam generasi penerus dapat dicegah dan tentu generasi kita memiliki tata laku yang baik, moral dan akhlak yang baik, serta karakter yang berkualitas di masa mendatang. Bagaimanapun tawuran antarpelajar merupakan tindakan tercela dan tidak dapat dibenarkan dalam segi apa pun, serta sudah barang pasti merugikan khalayak, utamanya mencoreng citra pendidikan itu sendiri. (*)


 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
												      	 
												      	 
												      	 
												      	 
												      	 
				
			 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.