Kampung Amau Kembali Diterjang Banjir, Sejak Subuh Diguyur Hujan Lebat

Kampung Amau, Kelurahan Kampong Damai, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Jumat (1/12/2023) kembali diterjang banjir

Penulis: Nurhayati CC | Editor: M Zulkodri
(IST/dok Kelurahan Kampong Damai)
Kondisi wilayah Kampung Amau, Kelurahan Kampong Damai terendam banjir akibat diguyur hujan lebat pada Jumat (1/12/2023). 

BANGKAPOS.COM, BELITUNG -- Kampung Amau, Kelurahan Kampong Damai, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Jumat (1/12/2023) kembali diterjang banjir. 

Apalagi hujan lebat disertai angin kencang sejak subuh sudah turun. 

Tentu saja kondisi ini membuat Kampung Amau, terutama rumah sekitaran aliran sungai  yang kerap menjadi langganan banjir kembali direndam air. 

Curah hujan tinggi dengan volume air besar membuat aliran sungai meluap hingga membanjiri rumah warga. 

"Iya tadi pagi banjir tapi jumlahnya tidak terlalu banyak. Tadi kami sudah meninjau ke lapangan," kataLurah Kampong Damai Budi Maie saat dihubungi Posbelitung.co.

Menurutnya air mulai naik menjelang pagi hari dikarenakan curah hujan yang tinggi. 

Ditambah kondisi sepadan aliran sungai termasuk pemukiman padat penduduk sehingga rentan terjadinya banjir. 

Namun menjelang siang air perlahan surut dan menyisakan genangan di pekarangan rumah warga yang rendah. 

"Kalau hujan lebat pasti banjir tapi tadi sudah mulai berkurang," katanya.Hujan lebat disertai angin kencang yang terjadi tadi subuh menyebabkan banjir di beberapa titik sekitaran Kota Tanjungpandan pada Jumat (1/12/2023). 

Dua Titik

Berdasarkan pantauan BPBD Belitung, terdapat dua titik yang tergenang banjir yaitu Kampung Amau dan Perumahan AS Regency. 

Setidaknya puluhan rumah sempat tergenang banjir tapi menjelang pagi perlahan air mulai surut. 

"Tadi itu sekitar pukul 05.00 WIB waktu hujan lebat air mulai naik. Kalau yang kami pantau tadi di Kampung Amau dengan Perumahan AS Regency," ungkap Kepala BPBD Belitung Agus Supriadi kepada Posbelitung.co.

Ia menjelaskan untuk di Kawasan Kampung Amau, banjir terjadi di dua wilayah kelurahan yaitu Kelurahan Parit dan Kampong Damai. 

Kondisi tersebut dikarenakan air laut menjelang pasang sehingga volume air hujan tertahan dan membuat air di aliran sungai meluap. 

Namun ketika air laut mulai surut, genangan air di rumah warga berangsur berkurang. 

"Makanya tadi kami antisipasi juga sewaktu hujan lebat turun lagi siang hari. Tapi alhamdulillah, tidak ada genangan lagi," katanya. 

Kemudian, khusus di wilayah Perumahan AS Regency, Desa Air Saga, air sempat merendam sekitar 40 rumah. 

Bahkan di titik terdalam air mencapai ketinggian sekitar 70 cm. 

Berdasarkan informasi di lapangan, banjir dikarenakan adanya kiriman air dari wilayah Air Bulo dan Air Serkuk yang disebabkan curah hujan tinggi. 

"Memang kalau di perumahan, baru pertama kali terjadi. Tapi menjelang siang, air juga sudah mulai surut," katanya.

Terkendala Pembebasan Lahan

Gubernur saat turun tangan menemui Warga selesaikan pembebasan lahan, di Kampung Amau, Kabupaten Belitung, Kamis (17/2).
Gubernur saat turun tangan menemui Warga selesaikan pembebasan lahan, di Kampung Amau, Kabupaten Belitung, Kamis (17/2). (Diskominfo Babel)

Sebelumnya pada masa kepemimpinan Gubernur Bangka Belitung, Erzaldi Rosman, untuk mengatasi banjir yang kerap terjadi di Kawasan Kampung Amau sudah diupayakan pemerintah daerah.

Bahkan Erzaldi pada Kamis (18/2/2022) lalu sempat berjalan kaki menyusuri jalan sempit dan tergenang air di Kampung Amau, Kabupaten Belitung.

Kegiatan  ini dilakukannya demi mempercepat pembuatan embung air dan pelebaran jalan dengan ia turun tangan langsung temui warga selesaikan pembebasan lahan. 

Erzaldi, saat itu ditemani Wakil Bupati Belitung Isyak Meirobie, menemui dua warga yang masih enggan menjual sebagian lahannya demi kepentingan umum.

Ia menjelaskan kepada mereka, jika tujuan pembebasan lahan ini untuk menghindarkan wilayah tersebut menjadi daerah langganan banjir yang selama ini terjadi.

"Saya minta tolong sama ibu, ini ganti untung loh bukan ganti rugi, nanti terasnya diganti jadi rumah dua lantai," kata Erzaldi ke seorang warga yang menolak menjual lahannya. 

Ia mengatakan, pembebasan lahan di wilayah tersebut sangat penting.

Pasalnya ketika turun hujan langsung terjadi banjir, sehingga pemerintah dengan program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) ingin menata wilayah tersebut. 

Selain menanggulangi banjir, juga agar mempercepat penanganan permukiman kumuh yang ada di perkotaan.

"Sayang jika hanya dua rumah ini tidak mau dibebaskan, akan mengganggu langkah pemerintah melakukan normalisasi dengan membuat embung air, termasuk pelebaran jalan menjadi tiga meter," lanjutnya.

Disamping itu, jika kondisi embung menjadi bersih dan akses jalan mudah dilalui, akan meningkatkan perekonomian warga sekitar karena banyak dikunjungi warga lainnya.

"Insyaallah akan gantikan yang lebih baik oleh Allah, nanti kami siapkan fasilitas untuk bapak, saya bikin dam berupa pintu air untuk membantu bapak bercocok tanam," ungkap Erzaldi ke warga lainnya. 

Sementara, Woto Iskandar dari Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kepulauan Bangka Belitung Kementerian PUPR mengatakan pemerintah telah menganggarkan dana Rp8,6 milyar untuk Program Kotaku Kampung Amau yang dimulai sejak bulan Mei 2021. 

Namun, kendala yang dihadapi hingga saat ini yakni masih belum adanya titik terang terkait pembebasan lahan di wilayah tersebut.

"Sebagian sudah kami kerjakan di lahan yang sudah clear , tinggal hanya kendala yang lahan belum dibebaskan. Kami melakukan perbaikan dan pelebaran jalan yang lama dengan kondisi yang sudah rusak berdasarkan laporan dari Pemkab Belitung," kata Woto.

(Posbelitung.com/Dede Suhendra/Bangkapos.com/Riki Pratama/Nurhayati)
 
 

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved