Aksi Sadar Bersih Laut Jadi Upaya Pengembangan Ekonomi Biru di Babel
Komitmen untuk mengatasi permasalahan sampah di laut terus diupayakan oleh Pemerintah Provinsi
Penulis: Iklan Bangkapos | Editor: Iwan Satriawan
bangkapos.com
Dinas Kelautan dan Perikanan Babel saat melakukan aksi sadar bersih laut di Kawasan Pantai Tanjung Kerasak, Kecamatan Tukak Sadai, Kabupaten Bangka Selatan, Selasa (5/12/2023).
BANGKAPOS.COM, BANGKA- Komitmen untuk mengatasi permasalahan sampah di laut terus diupayakan oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bersama pemerintah kabupaten/kota setempat.
Kali ini melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Babel melakukan aksi sadar bersih laut di Kawasan Pantai Tanjung Kerasak, Kecamatan Tukak Sadai, Kabupaten Bangka Selatan, Selasa (5/12/2023).
Kegiatan itu turut melibatkan pelajar dari Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Tukak Sadai dan sejumlah Kelompok Sadar Wisata atau Pokdarwis. Dengan membawa karung plastik dan memakai kaus tangan, ratusan orang itu bergerak menyusuri tepi pantai untuk memungut sampah yang ada.
Baik sampah plastik maupun sampah lainnya yang ditinggalkan para pengunjung. Kegiatan sapu bersih dadakan tersebut sengaja dilakukan agar pantai terlihat bersih. Sehingga akan semakin ramah sebagai destinasi wisata keluarga.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Agus Suryadi mengatakan, kegiatan aksi sadar bersih laut merupakan komitmen pemerintah dalam mengurangi sampah di laut.
Sebagaimana sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 83 tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut. Sekaligus upaya implementasi penerapan ekonomi sirkular menuju implementasi ekonomi biru.
"Ini merupakan upaya mengedukasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Khususnya melalui penerapan ekonomi sirkular menuju implementasi ekonomi biru. Kegiatan ini juga merupakan rangkaian HUT Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ke-23 tahun," kata Agus.
Agus Suryadi mengakui, Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mempunyai komitmen dalam pengurangan sampah melalui Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor 48 Tahun 2019 tentang Kebijakan dan Strategi Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
Tentu saja ini sejalan dengan program sadar bersih laut yang mulai dilaksanakan. Tujuannya guna menumbuhkan pemahaman masyarakat akan dampak dan bahaya sampah plastik di laut.
Khususnya terhadap biota laut dan ekosistem di sekitarnya. Sekaligus menjadi ajang menumbuhkan pemahaman masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian sampah plastik di laut.
Seraya memberikan edukasi pengelolaan sampah plastik yang masuk ke laut menjadi bahan yang berguna. Begitu pula dengan upaya pencegahan dan pengendalian pencemaran sampah plastik.
"Kita juga mengenalkan upaya-upaya pencegahan dan pengendalian pencemaran sampah plastik di laut. Dengan mendorong peran mitra dan pengusaha dalam upaya pencegahan, pengelolaan, dan pengendalian sampah plastik agar tidak masuk ke laut," urai Agus Suryadi.
Lebih jauh ungkapnya, dipilihnya Pantai Tanjung Kerasak juga telah dipertimbangkan dengan matang. Mengacu kepada secara teritorial Kabupaten Bangka Selatan yang merupakan daerah terluas se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Tak hanya itu, sejumlah wilayah di Kabupaten Bangka Selatan juga telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi di perairan.
Di mana kawasan perairan seluas 92.519,25 hektare di Pulau Lepar dan Pulau Pongok dijadikan wilayah konservasi. Maka dari itu, bidang perikanan akan terus diintensifkan selaras dengan program pemerintah pusat.
Dengan mengedepankan isu permasalahan sampah di kawasan pesisir yang perlu penanganan serius. Terlebih jika sampah berada di laut itu akan sukar dibersihkan dan berdampak kepada ekosistem biota laut.
"Kementerian Kelautan dan Perikanan juga mendorong pemerintah provinsi, kabupaten dan kota untuk mengintensifkan program perikanan budidaya," ucapnya.
Agus Suryadi berharap, melalui kegiatan sadar bersih laut mampu menjaga kawasan wisata pantai tetap rapi dan bersih. Terlebih Pantai Tanjung Kerasak merupakan satu dari destinasi wisata unggulan di Bangka Selatan yang banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah.
Oleh karenanya, ia mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga kebersihan pantai.
"Dengan kegiatan sadar bersih laut ini, tentu kita dapat mewujudkan terciptanya lingkungan sehat dan bersih. Sekaligus menjaga ekosistem dan biota laut," pungkas Agus Suryadi.
Agus Suryadi juga mengungkapkan, pihaknya akan terus melakukan pengembangan ekonomi biru. Hal itu untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, dan pelestarian ekosistem laut, serta menciptakan lapangan kerja di wilayah itu. Hal ini selaras dengan Bangka Belitung yang merupakan daerah kepulauan.
"Di tingkat pusat kita sudah dikenalkan dan akan segera melaksanakan kebijakan program ekonomi biru. Di mana kegiatan itu ada beberapa hal yang menjadi aksi yang harus dilaksanakan," kata dia.
Pada tingkat pusat hingga daerah ada empat capaian yang harus dapat diwujudkan pada tahun 2030 mendatang. Pertama, melakukan penyiapan konservasi laut minimal 30 persen dari kawasan laut.
Bangka Belitung berdasarkan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (RZWP3K) sudah mengalokasikan dan menetapkan konservasi laut sebanyak lima kawasan. Luasnya mencapai 627.612,9 hektare.
Rinciannya kawasan konservasi di perairan wilayah Tuing, Kabupaten Bangka dengan luasan 7.372,5 hektare. Lalu, kawasan konservasi di perairan wilayah Ketugar dan perairan sekitarnya serta Perlang, Kabupaten Bangka Tengah dengan luasan 11.358,29 hektare. Dilanjutkan Perairan Wilayah Pulau Lepar dan Pulau Pongok Kabupaten Bangka Selatan 92.519,25 hektare. Perairan Belitung dengan luasan 391.820,23 hektare. Terakhir perairan Gugusan Pulau-pulau Momparang dan perairan sekitarnya Kabupaten Belitung Timur 124.320,70 hektare.
"Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki Kawasan Konservasi Perairan sebanyak lima kawasan dengan luasan 627.612,9 hektare. Semuanya telah ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia," jelas Agus Suryadi.
Capaian kedua lanjut dia, melakukan pengawasan terhadap sumber daya kelautan dan perikanan. Pemprov memiliki petugas pengawasan perikanan yang selalu berupaya dan siap melaksanakan tindak lanjut dari laporan masyarakat pelanggaran di laut.
Ketiga, pembudidayaan perikanan pesisir, darat dan laut. Hal itu merupakan upaya Kementerian mendorong pemerintah provinsi, kabupaten dan kota untuk mengintensifkan program perikanan budidaya.
Imbasnya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan provinsi yang angka konsumsi ikan tinggi, yakni 68 kilogram per kapita per tahun. Capaian tersebut membuat Negeri Serumpun Sebagaimana yang menjadi provinsi lima besar dengan konsumsi ikan terbesar se-Indonesia. Terakhir yakni implementasi program bulan cinta laut, dengan melakukan gerakan aksi sadar bersih laut.
"Untuk tahun 2023 produksi ikan sekitar 228.000 ton dari perikanan tangkap. Sedangkan budidaya mencapai 13.000 ton. Jadi potensi bisa ditingkatkan lagi dengan melakukan aksi sadar bersih laut menjaga lingkungan," sebutnya.
Oleh karena itu ke depan kata Agus Suryadi, potensi terbesar untuk menyejahterakan masyarakat adalah bagaimana daerah menatap potensi yang dimiliki di laut.
Menurutnya manfaat dari pengembangan blue economy yakni kelestarian keanekaragaman hayati laut dan ekosistem laut dan pesisir. Sekaligus menjadi ujung tombak mata pencaharian yang berkelanjutan, utamanya bagi masyarakat pesisir.
"Kami berterima kasih kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan atas terbitnya SK Menteri Kelautan dan Perikanan ini. Semoga ke depan pengelola kawasan konservasi dengan bentuk kelembagaan yang telah baik dapat segera terwujud," pungkas Agus Suryadi. (adv/u1)
*Perairan Bangka Selatan Menjadi Salah Satu Kawasan Konservasi
KABUPATEN Bangka Selatan masih menjadi daerah pemasok ikan terbesar se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Hal ini tak terlepas adanya korelasi antara kawasan konservasi perairan yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat di daerah itu. Di mana luasnya mencapai 92.519,25 hektare.
Kepala Bidang Pengelolaan Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (PKP3K) Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Fhores Fherado menyebut, kawasan konservasi perairan di Kabupaten Bangka Selatan merupakan yang terluas se-Pulau Bangka. Terdapat dua kawasan perairan konservasi, yakni di wilayah Pulau Pongok dan Kepulauan Lepar. Luasnya kawasan itu membuat produksi ikan Bangka Selatan terbanyak se-Bangka Belitung.
"Lumbung ikan terbesar kita Bangka Selatan dan ini bisa dikorelasikan dengan kawasan konservasi yang kita cadangkan untuk Pulau Bangka," ujar Fhores.
Fhores mengatakan, dengan wilayah dan konservasi perairan terluas se-Pulau Bangka pihaknya mulai memprioritaskan untuk penyelesaian isu sampah plastik di laut. Khususnya sampah-sampah plastik yang ada di sekitar Pulau Lepar dan Pongok. Maka dari itu pihaknya melakukan aksi sadar bersih laut di Pantai Tanjung Kerasak, Kecamatan Tukak Sadai. "Kita mendukung ekonomi yang berkelanjutan antara kelautan, perikanan dan juga pariwisatanya. Sehingga kawasan konservasi kita yang ada di dekat sini juga ikut terjaga," jelas Fhores.
Lebih lanjut ungkapnya, sepanjang tahun 2023 ini telah ditetapkan tiga kawasan konservasi perairan baru di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pada 3 Januari 2023 pemerintah pusat telah menetapkan wilayah perairan Tuing Kabupaten Bangka menjadi kawasan konservasi perairan dengan luasan 7.372,5 hektare. Dilanjutkan pada 6 Juni 2023 perairan di Wilayah Ketugar dan perairan sekitarnya serta Perlang, Kabupaten Bangka Tengah dengan luasan 11.358,29 hektare.
Terakhir yakni pada 17 November 2023 Perairan Lepar dan Kepulauan Pongok juga turut ditetapkan sebagai kawasan konservasi perairan dengan luasan terluas se-Pulau Bangka mencapai 92.519,25 hektare. Maka dari itu perlunya menumbuhkan pemahaman masyarakat akan dampak dan bahaya sampah plastik di laut terhadap biota laut dan ekosistem di sekitarnya melalui penetapan konservasi itu.
"Perlunya menumbuhkan pemahaman pengendalian, pencegahan dan edukasi masyarakat dalam pengelolaan sampah plastik yang masuk ke laut. Terutama untuk bisa dijadikan bahan yang berguna," sebutnya.
Fhores berharap, dengan ditetapkannya kawasan konservasi ini dapat memberikan manfaat yang besar terhadap semua elemen masyarakat. Terutama kepada generasi muda, masyarakat dan aparat untuk menjaga kelestarian laut. (adv/u1)
Rekomendasi untuk Anda
Baca Juga
Dorong Sektor Kelautan dan Perikanan, DKP Babel Gencarkan Dua Program Unggulan Ini |
![]() |
---|
Tantangan Pemimpin Baru dan Ekonomi Bangka Belitung |
![]() |
---|
Dialog Ruang Tengah, Pemkab Bateng Gandeng IPB University Kembangkan Sektor Perikanan Cumi |
![]() |
---|
Arah Pembangunan Jangka Panjang Babel akan Fokus ke Quality Tourism dan Ekonomi Biru |
![]() |
---|
Pemkab Bangka Selatan Pastikan Pokdarwis Pantai Tanjung Kerasak Dirombak |
![]() |
---|