Gielbran Ketua BEM UGM Kena Hoaks Drop Out hingga Dituduh PKS Usai Nobatkan Jokowi Alumni Memalukan

Seusai nobatkan Jokowi sebagai alumni memalukan, Ketua BEM UGM Gielbran diterpa hoaks drop out atau dikeluarkan UGM hingga dituding sebagai kader PKS.

Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Teddy Malaka
Instagram @gielbranmnoor
Ketua BEM UGM Gielbran Muhammad Noor 

BANGKAPOS.COM -Ketua BEM Universitas Gadjah Mada Gielbran Muhammad Noor terus jadi sorotan karena kritiknya terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Seusai nobatkan Jokowi sebagai alumni memalukan, Ketua BEM UGM Gielbran diterpa hoaks drop out atau dikeluarkan UGM hingga dituding sebagai kader PKS.

Ya, Gielbran menjadi korban berita hoaks yang menyebutkan dia dikeluarkan atau DO dari UGM setelah mengkritik Presiden Jokowi.

Selain itu, Gielbran diserang pendukung Jokowi dan disebut mahasiswa 'pemalas' karena hingga kini belum lulus kendati sudah 9 semester kuliah.

Gielbran juga dituduh bermotif politik saat mengkritik Jokowi karena dia disebut sebagai kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Seperti diketahui, Gielbran bersama BEM UGM menggelar aksi dan memberikan gelar kepada Presiden Jokowi sebagai alumnus UGM yang paling memalukan di kawasan UGM pada Jumat (8/12/2023).

Nah, di media sosial, sempa heboh disebutkan bahwa pihak UGM telah mengeluarkan mahasiswa yang mengkritik presiden tersebut.

Berikut narasi yang ditulis akun TikTok dengan menampilkan foto Rektor UGM Prof dr Ova Emilia dan Ketua BEM UGM Gielbran Muhammad Noor.

“Kami pimp universitas UGM mengeluarkan mahasiswa yang menghina Presiden Ir Jokowi Widodo

Alhamdulillah…! akhirnya mahasiswa yang paling cerdas dikeluarkan dari Kampus, prestasinya cuma dapat nasi kotak gratis"

Namun, benarkah klaim tersebut?

Sekretaris UGM Andi Sandi Antonius Tabusassa Tonralipu menegaskan bahwa kabar tersebut merupakan hoaks atau disinformasi.

“Kabar kalau UGM mengeluarkan Gielbran itu tidak benar atau hoaks. UGM tidak mengeluarkan atau men-DO yang bersangkutan,” ujar Andi dilansir Surya.co.id dari kantor berita resmi ANTARA yang mewawancarai Andi di Jakarta, Minggu (17/12/2023).

Andi juga menegaskan bahwa pihak kampus juga tidak memberikan peringatan pada Gielbran, karena merupakan hak seseorang untuk menyampaikan aspiirasinya.

Pihak UGM hanya mengingatkan mahasiswa untuk mengedepankan etika dan kesantunan saat melontarkan kritik.

Sumber: bangkapos.com
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved