Berita Belitung

Wawancara Eksklusif: Pj Bupati Yuspian Menjawab Tantangan dan Tugas Mengawal Belitung

Sebagai putra daerah, Yuspian memulai karir sebagai aparatur sipil negara (ASN) di Kabupaten Belitung dan menjadi pejabat eselon II di Belitung Timur.

Penulis: Adelina Nurmalitasari | Editor: khamelia
Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari
Penjabat Bupati Belitung Yuspian saat berbincang dengan host Dialog Ruang Kita Pos Belitung Disa Aryandi, Rabu (17/1/2023). 

BANGKAPOS.COM, BELITUNG - Sejak dilantik 31 Desember 2023, Penjabat (Pj) Bupati Belitung Yuspian gencar melaksanakan tugasnya. Sebagai putra daerah, Yuspian memulai karir sebagai aparatur sipil negara (ASN) di Kabupaten Belitung dan menjadi pejabat eselon II di Belitung Timur.

Dia juga bertugas sebagai Kepala Biro Umum dan Akademik di Institut Teknologi Kalimantan sebelum akhirnya terpilih sebagai pj bupati. 

Setahun mengemban tugas sebagai Pj Bupati, Yuspian pun ditugaskan menangani berbagai isu, di antaranya mengawal proses pemilu dan pilkada 2024, pengendalian inflasi, penanggulangan kemiskinan ekstrem, dan stunting.

Bagaimana strategi Yuspian dalam menghadapi tugasnya? Berikut Pos Belitung rangkum dalam wawancara eksklusif melalui program Dialog Ruang Kita, Rabu (17/1/2023). 

T: Setelah merantau, kembali lagi ke Belitung. Bagaimana perasaannya? 

J: Kita tidak pernah merencanakan bakal jadi menjadi penjabat bupati di kampung kite. Karena pada waktu itu memang berniat mengembangkan karir di kementerian, dalam hal ini di Kemendikbud Ristek. Jadi tidak kepikiran sama sekali. 

Ya bonus, ajaib, banyak peristiwa tidak terduga. Kalau suratan takdir atau garis tangan ternyata membawa kami kembali lagi. 

Tadinya ada rencana liburan sebentar di Desember. Ternyata di Desember itu malah dilantik menjadi Pj, berarti cutinya panjang, setahun. Itulah rahasia kehidupan, rahasia Yang Maha Kuasa. 

T: Jadi keluarga diboyong ke Belitung? 

J: Kami sebenarnya sudah pindah domisili di Balikpapan. Tapi dengan penunjukan sebagai penjabat bupati di sini, kami menjadi warga Belitung lagi, sudah pindah domisili kembali sebagai warga Kabupaten Belitung lagi. 

T: Selama 17 hari sudah melaksanakan tugas, bagaimana rasanya?

J: Lumayan lah, pekerjaan lumayan banyak karena waktunya terbatas. Untungnya karena masih di awal tahun. Paling spesial karena tidak ada wakil, maka semua beban pengambilan keputusan terbanyak ada di bupati langsung. Kalau ada wakil masih bisa bagi-bagi tugas, Sekda juga sudah lumayan padat kegiatan berarti mesti berbagi tugas di staf ahli dan asisten.

Beberapa kepala OPD dan rekan kerja di lingkungan Pemkab Belitung sudah kenal, ada yang beberapa belum kenal karena kita juga pernah bertugas di sini juga. Agenda utamanya memang melakukan konsolidasi internal, semua opd dikumpulkan apa yang bisa dilakukan dalam rangka percepatan. 

T: Apa yang paling menguras pikiran sejauh ini? 

J: Tugas kita khusus sebagai penjabat bupati, terutama penyelenggaraan pemilu. Kita memastikan pemilu dan pilkada yang akan berlangsung dapat berjalan lancar. Tentunya segala sesuatu harus dicek lagi, bagaimana kesiapan penyelenggara, baik KPU dan Bawaslu. Lalu kesiapan logistik dan tahapan-tahapan, serta mengantisipasi dinamika di masyarakat seperti bulan puasa dan lebaran.

Tugas lainnya harus memperhatikan pengendalian inflasi, penanggulangan kemiskinan ekstrem, dan stunting. Untuk itu, sebelum bergerak lebih jauh, harus mempelajari kondisi yang terjadi dan merumuskan langkah ke depan yang akan dilakukan. 

T: Ketika berbicara inflasi banyak faktor, secara angka dibandingkan tahun lalu memang membaik. Tapi angka 3,80 ini seperti apa tanggapannya? 

J: Memang sangat dinamis inflasi. Sempat beberapa kali masuk kota tertinggi inflasi bahkan sempat di 5,40 secara nasional. Tetapi dinamika luar biasa karena letak pulau dan kekuatan ekonomi khas sebagai daerah kepulauan. Bahkan 80 persen komoditas pasokan dari luar. Tentunya karena tidak mampu memenuhi produksi dari dalam, sehingga posisi stok, supply dan demand sangat berpengaruh dalam penentuan harga sehingga harus dilakukan pengendalian. 

T: Selain harga komoditas, biaya tiket penerbangan yang juga mempengaruhi inflasi. Bagaimana tanggapannya? 

J: Memang ada hal yang baru, biasanya komponen ini tidak menjadi penyumbang inflasi, tapi karena harga tiket lumayan signifikan kenaikan dan bertahan cukup lama menjadi penyumbang inflasi. Tetapi itu bukan satu-satunya faktor yang menyumbang inflasi, tapi banyak faktor penyumbang inflasi seperti sumber pasokan dari luar sehingga fluktuasi harga menyebabkan turun naik harga. 

T: Lalu apa rencana yang akan dilakukan dalam pengendalian inflasi? 

J: Bahwa yang dapat dilakukan dari posisi stok, supply, dan demand. Kalau mengontrol stok perlu mengecek sistem distribusi pangan. Stok ini perlu mendata lebih jauh karena terkadang informasi terhadap stok mempengaruhi psikologi pembeli. Masyarakat juga gampang terpengaruh sehingga melakukan aksi borong. 
Kami sudah rapat di OPD agar informasi dapat lebih transparan dan akurat.

Berikutnya pengendalian harga sudah rapat dengan OPD teknis, strategi kami yang paling cepat mengupayakan transparansi dalam stok dan harga. Kami berikan ilustrasi, Insya Allah akan diterapkan di pusat pasar akan didisplay harga komoditas per tanggal itu. Pusat pasar setiap hari akan didisplay harga komoditas per tanggal itu. Karena kita berupaya mendidik masyarakat menjadi pembeli yang cerdas, dia harus mengetahui informasi harga, termasuk stok sehingga bisa bijak berbelanja. Juga menghindari oknum yang menetapkan harga seenaknya. Saya juga kadang berbelanja, beli cabai 100 ribu, saya tidak tahu itu murah atau mahal karena tidak dapat informasi.

Kita akan berupaya mendekatkan pengetahuan konsumen, bahwa harga-harga itu transparan. Selama ini pendataan mengenai harga selalu dilakukan OPD terkait, tapi informasi ini kita simpan untuk kita untuk kita laporkan.

Kami sudah rapatkan, bagaimana tools untuk menginformasikan dilakukan beberapa lokasi, yang paling penting on location di tempatnya artinya di pasar-pasar induk itu ditaruh, selain di media seperti website, tapi apakah ini diakses. Nanti informasi akan dapat diakses di media milik pemda dan di pasar. Akan dicoba di papan tulis atau white board. Nanti akan coba diupayakan melalui tampilan digital seperti TV. Harga itu berdasarkan hasil survei di tempat itu. 

Harapan kita aga masyarakat tidak ada yang kecele. Jadi nanti kami akan mempromosikan menjadi pembelanja yang cerdas dan bijak, jadi sebelum berbelanja pastikan dulu melihat dulu pengumuman, tahu harga cabai dan lainnya. Bukan berarti mematok harga, itu patokan harga, bisa naik sedikit atau turun sedikit. Transaksi antar pedagang dan pembeli masih bisa ada fluktuasi tapi dalam artian yang wajar.

Kami menargetkan di awal februari, Mudah-mudahan sudah bisa masyarakat menikmati layanan informasi. Sehingga transparansi soal stok dan harga. Itu strategi jangka pendek yang bisa dilakukan. Sebenarnya strategi yang paling mantap memastikan ketersediaan stok aman dan terkendali.

Kami merencanakan jangka menengah dan jangka panjang. Kita mengetahui komoditas langganan inflasi, kita menelusuri sumber produksi pasokan di Belitung. Kita bisa membaca fenomena kenaikan karena permainan stok dan demand, nanti di sana intervensinya.

Kalau menemukan sumbernya, pada saat tertentu terjadi kelangkaan dan transportasi naik, pemerintah bisa melakukan subsidi atau kerjasama dengan daerah atau produsen langsung. Sehingga tidak ada alasan barang langka dan transportasi mahal. Pedagang juga jangan mengambil keuntungan terlalu banyak, memanfaatkan situasi. 

Nanti sudah bisa membaca yang akan terjadi pemicu inflasi begitu mendekat puasa, lebaran imlek, sembahyang kubur (ceng beng), itu kita baca gejolaknya, nanti diantisipasi. Saat ini strategi tercepat transparansi stok dan harga. 

T: Apakah ada membentuk tim khusus dalam mengendalikan inflasi? 

J: Di daerah sudah ada tim pengendali inflasi daerah cuman strategi yang diubah atau disempurnakan. Biasanya yang dilakukan operasi pasar, cuman kurang optimal dan kurang efektif karena hanya di hari itu saja. Operasi pasar bisa dilakukan tetapi tidak bisa dijadikan andalan. Kuncinya menjadikan masyarakat menjadi pembeli cerdas dan bijak. 

Akan coba transparansi harga untuk sekitar 32 komoditas yang paling banyak dikonsumsi masyarakat yang paling berpengaruh terhadap inflasi, itu akan coba display setiap hari, akan dikelola oleh dinas KUMKM, perdagangan, dan tenaga kerja, Diskominfo, beserta dinas ketahanan pangan dan pertanian dan Jadi tiga dinas inti akan coba didorong menjalankan program ini.

T: Bagaimana terhadap harga tiket pesawat yang menjadi penyumbang inflasi? Sedangkan diketahui bahwa yang menentukan harga tiket ini bukan pemerintah. 

J: Harga tiket pesawat, tetap ada strategi, Kalau ada persaingan usaha kalau tidak ada monopoli biasanya lebih sehat. Kemarin membuktikan ketika ada harga penyeimbang, maka terjadi keseimbangan harga. Ketika ada rekan yang menginisiasi carter pesawat Jakarta-Belitung penerbangan malam hari. Begitu muncul Citilink harga tertentu, langsung penerbangan reguler menyesuaikan. Sempat diangka Rp450 ribu harga tiket Belitung-Jakarta, artinya begitu ada intervensi seperti itu terjadi keseimbangan harga. Kita mungkin hal seperti itu akan kita perbanyak.

Yang terbaik sebenarnya menambah frekuensi penerbangan sehingga volume penerbangan lebih besar jumlahnya maupun kualitasnya. Kata orang pesawat sedikit karena tidak ada demand, tidak ada demand karena tidak ada pergerakan orang untuk ke Pulau Belitung karena tidak ada kegiatan yang bisa dinikmati, artinya harus membuat atraksi pariwisata yang menarik. Itu sudah kita lakukan, Mudah-mudahan rencana ini sudah kami rumuskan, bukan lagi wacana tapi sudah perencanaan. Saya dapat laporan okupansi hotel di bawah 30 persen bahkan rata-rata di 27 persen, bahkan di tahun baru occupancy rate 15 persen. Kebayang kalau nomboknya dua tahun, bisa-bisa tutup hotel.

Untuk melakukan itu, kita mencari momentum mengembalikan situasi di momen yang tepat, ketemunya Maret-April. Saat itu ada momen reguler ada sembahyang kubur bagi etnis Tionghoa, kemudian momentum puasa dan Idulfitri. Ini sudah kami formulakan dalam satu kegiatan Tionghoa-Belitong International Festival.

Nanti kite kemas dari berbagai macam tema, akan ada tradisi budaya, tema kuliner, ada fashion, muda-mudi, dan tema kebhinekaan, ditambah literasi dan sastra. Sudah komunikasi ke lembaga adat, komunitas Tionghoa, kita sudah rumuskan panitianya.

Kalau perkiraan kami ada 11 ribu makam masyarakat etnis Tionghoa di Pulau Belitung. Bayangkan 11 ribu didatangi keluarga berziarah, misal hitung lima orang saja, sudah 55 ribu orang. Kami memprediksi minimum akan kedatangan 5 ribu tamu secara alami.

Ditambah ada fenomena yang akan mudik. Artinya saat ada kebutuhan seperti itu, harus ada penambahan penerbangan, momen itu akan digunakan memetakan kembali potensi optimal sebagai daerah wisata. Kami sudah membicarakan ke pihak hotel, daya tampung cuma 1.600 kamar, bagaimana caranya lebih banyak tertampung, mungkin dari pihak hotel bisa melakukan strategi kamar itu dijadikan family room ada paket spesial sembahyang kubur atau Festival Chinese Belitung sehingga daya tampung kamar bisa lebih besar dan keluarga bisa kumpul dalam satu kamar. Ditambah homestay yang dapat dikembangkan.

Strategi transportasi, mobil rentalnya, itu sudah terjadi sepanjang tahun. Ide besarnya ingin jadi tuan rumah yang baik bagi yang sembahyang kubur. Ditambah kegiatan atraktif yang membuat mereka betah dengan atraksi budaya, tentunya bukan berarti seluruh kegiatan nuansa Tionghoa tapi ada perpaduan, ada tema asimilasi dan toleransi.  

T: Apakah ada upaya untuk menambah jumlah penerbangan dengan berkoordinasi dengan kementerian? 

J: Sebenarnya saat bisa menimbulkan demand, itu akan secara otomatis. Jumat kami akan sounding rencana ini mulai dari Kementerian Pariwisata. Orang bilang, mau nambah penerbangan, orang mau ngapain ke sana, harus ada tujuan, demand harus dimunculkan dulu, ada atraksi menarik, ada event dan momen, itu yang akan coba kita matangkan. 

Selama satu bulan itu akan terjadi pergerakan orang ke Belitung akan secara masif. Akan berkelanjutan, lalu ada fenomena lain saat sembahyang kubur, Tionghoa ada suku Khek dan Hokkien, mereka berbeda penanggalan dalam tradisi sembahyang kubur.

Sehingga ada kekhasan karena ada yang lebih dulu, ada yang belakangan. Semuanya kita petakan, nanti akan ada kegiatan apa saja, lokasinya dimana saja, termasuk bagaimana membuat kegiatan.

Insya Allah awal Februari sudah bisa dipromosikan. Kalau sudah dipromosikan yang awalnya ditargetkan 5 ribu, nantikan ada lagi yang akan datang. Mudah-mudahan kalau promosi berhasil, nanti akan ada penerbangan langsung dari Singapura kah ke Belitung. 

T: Ini jadi cara pemulihan ekonomi pasca pandemi. Apakah yakin rencana-rencana ini bisa memulihkan pariwisata Belitung yang dulunya hampir satu juta setahun pengunjung sebelum pandemi? 

J: Kita berupaya maksimal, kita memiliki momentum, satu bulan lumayan untuk melihat kedatangan maksimal. Di Bali berpikir yang tadinya mass tourism sekarang mulai berpikir quality tourism, jumlah sedikit tapi efeknya banyak. Saya mengibaratkan Bali sekarang berpikir lebih baik kedatangan satu Raja Salman daripada 100 backpacker. Jadi kita harus berpikir strategi seperti itu, karena Belitung khas, orang ke sini harus niat banget, harus beli tiket pesawat, agendanya harus jelas, apalagi harga tiket pesawat tidak bersaing. Itu menjadi tantangan kita.

Lalu 11 ribu makam yang diziarahi ada 6 ribu-7 ribu makam, data ini dari warga Tionghoa. Artinya ada perputaran ekonomi yang luar biasa, bahkan dibersihkan dan dicat, satu kuburan setidaknya Rp2 juta ongkos yang diperlukan. Asumsi satu peziarah Rp6 juta dalam sebulan di Belitung, makanya kami berharap kegiatan ini dicoba menjadi momentum agar gairah industri pariwisata bangkit kembali. 

T: Bagaimana dengan rencana jangka panjangnya? 

J: Kita akan menyempurnakan kalender event. Kita mau menjadikan lebih berskala lagi, dengan kolaborasi agar menjadi besar. Kita selalu berpandangan tanggung jawab pariwisata di dinas pariwisata, padahal dinas yang lain lebih berkepentingan. Contohnya dispora lebih berkontribusi untuk menciptakan event sport tourism karena sebagai daerah wisata, dispora bukan hanya mengadakan olahraga prestasi tapi juga olahraga rekreasi termasuk sport tourism di dalamnya. Artinya tidak ada satu bulan pun yang tidak ada kegiatan yang bisa membuat orang datang ke Belitung. 

Yang dijual di Belitung alam, fenomena alam ada ritme, kapan bisa island hopping. Nanti semua faktor itu dirumuskan. Dalam membangun kalender event semua faktor harus dihitung, paling ideal kalender pariwisata se Pulau Belitung. Kalau itu jika bisa dibuat dari Januari-Desember ada event yang bisa membuat orang datang.

Saat di sini angin ribut, orang bisa ke Beltim. Jika bisa saling support itu menjadi anugerah. Tapi memang belum tentu semudah itu menggabungkan dua kabupaten menjadi satu visi membuat kalender event bersama. Setidaknya kita kontrol apa yang bisa dikontrol. Nanti akan direview dan menata agenda-agenda daerah, termasuk keadaan alam.

Saya mengatakan kepada kepala OPD, kalau selama ini targetnya output, sekarang targetnya outcome dan benefit. Kegiatan yang sama, tapi saat timing tepat, maka outcome dan benefit bisa berbeda. Maka jangan menumpuk di satu bulan, harus dipikirkan ritmenya. Intinya koordinasi antar dinas harus kompak. 

T: Ketika berbicara tugas Pj banyak. Kita punya pelabuhan dan tren harga tiket pesawat Rp1juta, apakah ada melihat peluang untuk membuka akses dari laut dengan menyediakan kapal laut? 

J: Memang ada beberapa hal tidak kewenangan langsung pemerintah daerah. Alternatif seperti dulu ada jalur kapal laut penumpang. Saya juga belum cek, kemungkinan apabila membuka kembali transportasi laut, seperti dulu ada jet foil, kapal cepat yang 8 jam sampai Jakarta. Ini kan harus ada regulasi yang menaungi dalam hal ini Kementerian Perhubungan apakah memungkinkan.

Karena saat terakhir ada jet foil tidak ada lagi karena harganya yang hampir sama dengan tiket pesawat, sehingga harganya tidak bersaing. Kadang harus memperhatikan kondisi jangka panjang. Paling ekonomis seperti Kapal Pelni dan Lawit, tapi bisa memuat lebih banyak dan kargo lebih banyak sebagai jalur logistik paling sesuai. Prinsipnya apapun yang akan dilakukan harus based on data, ada kajian. 

T: Kita punya Pelabuhan Tanjung Batu yang menjadi pelabuhan besar yang juga diresmikan Presiden Joko Widodo. Bagaimana optimalisasi pelabuhan tersebut? 

J: Ini kan kita tahu ada beberapa persoalan di situ karena selama ini yang menjadi operator pelabuhan dari BUP (badan usaha pelabuhan) yang dibentuk pemerintah daerah. Dengan kelembagaan seperti ini, akan kita lihat, karena kadang pemerintah daerah bukan ahli dan profesional, mengelola jasa pelabuhan juga tidak mudah untuk mengerti bisnisnya. Pelabuhan juga sangat bergantung transaksi komoditas, hitung-hitungan potensi bisnis. Kami akan coba mengkaji kembali apa perlu melakukan penyempurnaan dari sisi kelembagaan, apa masih efektif dikelola BUP. 

Take over manajemen bisa saja dilakukan yang profesional. Ada operator pelabuhan yang BUMN ada Pelindo, kemudian ada juga pihak swasta lain yang sudah biasa mengerjakan itu. Nanti akan kita kaji lagi tata kelola pelabuhan seperti apa ke depan berdasarkan evaluasi yang sekarang.

Mungkin jika ini tidak bisa dilakukan dimasa kepemimpinan kami, kita akan melakukan kajian, saya janjikan melakukan kajian pelabuhan yang terbaik, karena sebenarnya ini potensi sehingga jika pengelolaan tidak profesional bisa seperti kejadian sekarang, itu tidak diharapkan sekali.

Akhirnya bukan sibuk berbisnis, tapi sibuk mengurusi hal yang lain, kita tidak mau itu terjadi, nanti kita evaluasi, hasilnya bergantung pada pemerintah berikutnya dari proses Pilkada. Pilihan kita semua potensi harus dioptimalkan, saya yakin kalau dikelola optimal potensi pelabuhan luar biasa sekali sebenarnya, bahkan jadi kunci ekonomi. 

T: Lalu tugas Pj juga ada soal penanggulangan kemiskinan ekstrem. Menurut saya, kemiskinan kita dinilai dari segi apa, sedangkan kita ekonomi ada timah. 

J: Saya bilang kemiskinan di Belitung ini unik. Tidak ada yang sampai kelaparan. Alhamdulillah kemiskinan ekstrem sisa ada dua orang yang diselesaikan, problemnya teknis, sulit melakukan intervensi karena dua orang ini yang bersangkutan tidak punya rumah layak huni.

Untuk dibantu membangun rumah layak huni, yang bersangkutan tinggal di Pulau Gersik dan tidak bisa memiliki sertifikat tanah. Sedangkan program pemerintah baru bisa membangun setelah legalitas lahannya selesai, sedangkan ini tidak bisa dilakukan, jadi kita sedang memikirkan cara agar rumah layak huni untuk yang bersangkutan bisa terealisasi.

Maunya yang bersangkutan pindah ke Tanjungpandan, misalnya, tapi juga belum tentu yang bersangkutan mau. Permasalahannya seperti itu nanti akan cari jalan lain. Harusnya bisa diselesaikan, uangnya ada, tapi kendala regulasi legalitas lahan. Itu dinamika, nanti akan coba melakukan kajian apakah nanti ada diskresi, nanti coba komunikasi minta diskresi agar bisa membangun rumah layak huni. Yang jelas yang bersangkutan bisa bertempat tinggal di rumah yang layak. Saya belum dapat profilnya, sehingga bisa mencari opsi untuk menyelesaikannya. 

T: Lalu bagaimana dengan rencana penanggulangan stunting? 

J: Stunting ini kan malnutrisi. Menurut saya di Belitung harusnya tidak ada kesulitan mengakses makanan bergizi, tidak harus berbiaya mahal. Sebenarnya yang terjadi lebih ke pola pikir, saya punya teori orang paling kaya di Belitung dan orang paling miskin di Belitung akses gizinya sama.

Tetapi ini berdasarkan pengetahuan, penyebabnya bisa pendidikan atau usia terlalu muda menyebabkan kondisi bayi dalam kandungan tidak maksimal. Artinya problem di ibu atau pasangan yang tidak punya mindset tentang gizi anak yang baik.

Kalau yang sudah terjadi, kita berupaya agar anak itu tidak stunting permanen, artinya intervensi gizinya setelah terlanjur stunting, harapannya dari treatment dapat tumbuh dan berkembang. Juga supaya tidak ada penambahan bayi stunting baru, sehingga intervensi kepada ibu hamil. 

Kita tidak ada kendala pendanaan. Intervensi ini harus langsung, pastikan bahwa ibu hamil sudah mendapatkan akses gizi yang baik, bayi-bayi yang terlanjur stunting juga diberikan treatment yang baik. Fokus itu saja, terlalu banyak edukasi dan sosialisasi yang tidak tepat sasaran.

Saat itu saya penasaran jumlah akta kelahiran dengan status anak ibu, yang berarti ada problem di status perkawinan orang tuanya. Dalam kondisi seperti itu, kami menemukan angkanya ribuan waktu saya di Beltim. Nanti saya akan coba melakukan hal yang sama.

Dulu kami melihat ada 1.400, Anak-anak dilahirkan dalam kondisi seperti itu yang berarti berada di lingkungan yang tidak akan dapat mendukung dia tumbuh sebagai anak yang memiliki potensi besar. Anak-anak seperti ini cenderung gampang putus sekolah karena kondisi seperti itu, kalau perempuan gampang menikah usia dini melahirkan anak yang sama dalam peristiwa yang sama. Jadi fenomena ini akan bergerak di segala lini, kepala desa, ibu PKK, akan kita lakukan, mulai dari mendidik calon ibu. Intinya memang harus berpengetahuan, karena orang miskin dan orang kaya di Belitung makannya sama. 

T: Arah pembangunan di masa Pak Pj ini, seperti apa maunya? 

J: Kami dibatasi selalu penjabat, menyambung, transisi. Tugasnya menyiapkan pilkada dengan baik sehingga terpilih pemimpin daerah yang akan melaksanakan pembangunan jangka menengah dan jangka panjang. Makanya arah pembangunan harus berangkat dari potensi yang ada, maka khusus di Belitung pasti tidak lagi berbicara soal tambang.

Kita bersyukur masih punya pilihan, ada potensi pariwisata, kita memiliki bandara, alam yang baik, masyarakat sangat welcome terhadap pendatang sehingga semua faktor yang membuat kita bisa menjadi tempat bertumbuhnya industri pariwisata jadi memungkinkan. Termasuk sektor perikanan, perkebunan, pertanian, jasa, beririsan dengan pariwisata. Jadi mau fokuskan di bidang industri pariwisata tidak ada salahnya, juga dengan status UNESCO Global Geopark.

Jadi kita harusnya memiliki kepercayaan diri dan optimisme bahwa daerah ini sangat potensial untuk berkembang industri pariwisatanya. (Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari) 

 

 

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved