Bangka Pos Hari Ini
Cuan Bisnis Durian Kian Menggiurkan, Satu Hektare Raup Rp2 M per Tahun
Super Tembaga dan Cumasi cukup populer dan dicari pecinta durian. Tahun 2023 dirasa sebagai puncak kejayaan dua jenis durian tersebut.
Penulis: Ardhina Trisila Sakti CC | Editor: M Ismunadi
BANGKAPOS.COM, BANGKA – Sejumlah pria sibuk memasukkan durian ke boks streofom putih yang ada di dekatnya, Senin (15/1) malam.
Mereka mendapat perhatian tiga pria lainnya yang duduk di bangku panjang tidak jauh darinya.
Ternyata tiga pria yang datang dari Pulau Jawa itu adalah pemesan durian yang dimasukkan dalam boks streofom tersebut.
Durian-durian yang masuk ke dalam boks streofom merupakan durian kelas premium Bangka Belitung.
Buah-buahan itu sengaja dipesan untuk dipasarkan kembali di Pulau Jawa.
Sang pemesan pun kebetulan datang ke Bangka untuk sekaligus menghadiri festival durian yang digelar di Kecamatan Parittiga, Kabupaten Bangka Barat, belum lama ini.
“Mereka sering datang ke Bangka kalau lagi musim durian,” ujar Alex, pedagang durian yang mendapat pesanan tersebut.
Alex merupakan pedagang durian di Pangkalpinang yang sering mendapat pesanan untuk dikirim ke luar daerah.
Tidak hanya ke Pulau Jawa, Alex juga mengirim durian Bangka ke beberapa daerah lain di Indonesia. Durian yang sering dipesan itu adalah durian kelas premium.
“Kalau enggak Super Tembaga, ya Cumasi. Dua jenis durian itu yang favorit,” katanya.
Super Tembaga yang dimaksud Alex dikenal juga dengan sebutan ST (Super Tembaga) Klamunod.
Sedangkan Cumasi, awalnya populer dengan sebutan Durian Tai Babi. Kemudian, Cumasi terdaftar sebagai Namlung Petaling.
Alex menyebut saat ini Super Tembaga dan Cumasi cukup populer dan dicari pecinta durian.
Tahun 2023 dirasa sebagai puncak kejayaan dua jenis durian tersebut.
“Itu bisa terlihat dari kunjungan teman-teman komunitas pecinta durian dari luar daerah. Mereka juga bilang seandainya ada event jangan lupa diundang,” ujar Alex.
Serupa disampaikan Devi, Direktur CV Central Nursery Bangka yang memulai bisnis durian ini sejak sekitar tahun 2017-2018.
Devi menyebut durian Bangka selalu diburu saat musim panen tiba. Pesanan-pesanan yang datang kemudian diteruskan ke petani yang dibina perusahaan tersebut.
"Kalau lagi musim panen (durian) Bangka, saya jual full (durian) Bangka. Memang kita membantu petani-petani yang sudah binaan kami supaya kami bantu agar dijual ke luar dengan harga yang lebih baik," kata Devi, Kamis (18/1).
Devi pun mengakui terjun ke bisnis durian setelah banyak menerima pesanan durian Bangka.
Para pemesan durian dari luar daerah biasanya memesan durian-durian kelas premium.
Meski harganya cukup tinggi, Devy menyebut bahwa setiap hari selalu sold out.
"Di Bangka punya penikmatnya sendiri. Kita jual Tembaga Super Rp600 ribu/kg setiap hari sold out. Kita jual Namlung (Cumasi) Rp250 ribu/kg setiap hari juga sold out," terangnya.
Menurut Devy, hal itu bisa terjadi karena durian itu adalah buah yang spesial, makanya disebut 'King Fruit' (Raja Buah).
Meski tidak dinikmati semua orang, Devy yakin bahwa orang-orang penikmat durian pasti akan mencari dan memilih durian yang premium.
"Untuk prospeknya bagus, karena durian ini punya komunitas (penyuka durian) dimana ketika harganya enak, berapapun harganya, pasti dibeli," ujarnya.
Bisa Dapat Rp2 Miliar
Gurihnya bisnis durian Babel mendorong Bahar Buasan merintis kebun durian di Desa Baskara Bakti, Kecamatan Namang, Kabupaten Bangka Tengah.
Memulai sekitar 6 tahun lalu, saat ini mantan senator Babel itu bersiap menuai cuan dari durian Super Tembaga di kebunnya yang saat ini mulai berbuah.
“Bagi saya ini bisnis yang menjanjikan,” kata Bahar saat ditemui di kebunnya, Jumat (18/1).
Bukan tanpa alasan, Bahar menyebut perhitungan uang yang bisa diperoleh dari buah durian.
“Perhitungan kita satu pohon durian itu bisa menghasilkan 50 buah per tahun. Kemudian kalau ditaksir saja, 1 buah durian dijual Rp500 ribu berarti uangnya 50xRp500 ribu. Lalu, 1 hektare lahan bisa ditanami 80 pohon durian, berarti dikali lagi 80 dari uang yang tadi. Jadi itu ada sekitar Rp2 miliar pertahun dari satu hektare lahan,” urai Bahar.
Gurihnya cuan dari durian diakui Ase Ardianto yang sudah lebih dulu menekuni bidang itu.
Pria yang berprofesi sebagai dokter itu cukup dikenal kalangan pecinta durian.
Dia bahkan termasuk anggota komunitas durian di tingkat nasional.
“Kalau dibilang menjanjikan ya menjanjikan. Apalagi sekarang, kita kewalahan melayani permintaan dari luar. Ibaratnya, stok yang ada sekarang masih kurang untuk memenuhi permintaan nasional. Terutama untuk Super Tembaga dan Cumasi,” kata Ase saat ditemui di kebun duriannya di Dusun Air Jangkang, Desa Pasir Garam, Kecamatan Simpang Katis, Kabupaten Bangka Tengah, Minggu (21/1).
Ase menyebut saat hasil durian Super Tembaga dan Cumasi cukup membantu petani.
Kata dia, saat ini harga durian ST Klamunod di tingkat petani berada di kisaran Rp600 ribu/kg.
Sedangkan Namlung di kisaran Rp300 ribu/kg.
“Soal untung tentatif lah. Tapi untuk penjual saja, yang kebetulan saya bantu, itu bisa beli dua mobil baru dari hasil penjualan durian,” ujarnya.
Menciptakan pasar
Ase mengatakan ‘meledaknya’ bisnis durian terasa saat pembeli mulai berdatangan ke Bangka.
Hal itu juga diawali dengan mengenalkan durian khas Bangka ke komunitas pecinta durian di tingkat nasional sekitar mulai tahun 2018 lalu.
“Saya dorong lewat konten-konten di YouTube yang kemudian berlanjut ke WA,” kata Ase.
“Setelah mereka tahu rasa duriannya tidak kalah dengan durian Malaysia dan Thailand, mereka mulai berdatangan. Kemudian saya rangkul teman-teman di sini, biar mereka juga berkembang,” lanjutnya.
Ase menambahkan saat ini durian Bangka selalu diburu, terutama saat masa panen. Bahkan buah yang masih di pohon pun sudah dibooking oleh penjual yang mendapat pesanan dari luar Babel.
“Sayangnya kita belum bisa memenuhi permintaan itu semua. Karena stoknya tidak cukup, itu yang membuat kita belum bisa bersaing dengan durian-durian luar negeri seperti Malaysia dan Thailand,” kata Ase.
“Kalau durian-durian dari luar itu kan menangnya mereka selalu ada (dijual). Kalau kita belum bisa. Cuman bagi saya, dari sisi buah, kita sudah menang, durian Bangka lebih enak,” tegasnya. (u2/v1)
Nanggala dan Halilintar, Dua Satgas Timah yang Mengawasi Pertimahan di Babel |
![]() |
---|
Bocor 100 Ton Timah per Minggu, Kolektor Timah Ilegal Jadi Target Operasi Satgas |
![]() |
---|
Satgas Bidik Kolektor Timah Ilegal, Dua Tahun Diduga Terjadi Kebocoran |
![]() |
---|
Satgas Timah Hadir di Bangka Belitung, Akademisi UBB Sebut Momentum Penataan |
![]() |
---|
Rapat Bersama DPN Soal Timah, Dirut PT Timah Tbk Ajukan Dua Opsi Kebijakan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.