Berita Pangkalpinang
1 Jam Hujan Lebat di Pangkalpinang, Kawasan Dekat Kolong Retensi Bukit Nyatoh Selalu Tergenang Air
Hujan lebat satu jam saja pasti ada air yang tergenang di kawasan Bukit Nyatoh. Tapi genangan air juga cepat surut.
Penulis: Arya Bima Mahendra | Editor: M Ismunadi
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Kawasan Bukit Nyatoh, Kelurahan Kejaksaan, Kecamatan Taman Sari, Pangkalpinang memang sudah menjadi langganan banjir sejak lama.
Demikian yang disampaikan oleh Lurah Kejaksaan, Yuli Akasian kepada Bangkapos di kantornya, Senin (5/2/2024). Dia menyebut bahwa kawasan tersebut masuk dalam wilayah Kelurahan Kejaksaan Kecamatan Taman Sari.
Kata dia, kawasan Bukit Nyato itu dulunya masuk ke dalam wilayah Kelurahan Kacang Pedang. Namun, karena luas wilayah Kelurahan Kacang Pedang yang terlalu luas, maka suatu ketika dipisah menjadi dua kelurahan.
"Jadi dipisah, Kelurahan Kacang Pedang masuk Kecamatan Gerunggang, Kelurahan Kejaksaan masuk Kecamatan Taman Sari," ungkap Yuli.
Yuli mengatakan, di kawasan Bukit Nyato tersebut saat ini telah dibangun waduk dalam rangka untuk menanggulangi dan mengendalikan banjir.
Proses pembangunan waduk itu telah dimulai sejak beberapa tahun lalu, mulai dari proses pembebasan lahan milik warga, pengerukan hingga pembangunan.
"Yang agak lama itu proses pembebasan lahan milik warga. Itu hampir 5 tahun lah, karena ada beberapa tanah yang pemilik dan hak warisnya enggak jelas kemana. Jadi lahan itu proses administrasinya selesai baru tahun 2021," jelasnya
Bahkan kata dia, sebenarnya waduk yang sudah dibangun itu bisa dibuat lebih luas lagi dan bisa menampung air lebih banyak, jika tidak ada hambatan mengenai pembebasan lahan tersebut.
Baca juga: Ratusan Biopori Bakal Ditanam di Pangkalpinang, Idealnya Setiap Rumah Punya Area Resapan Air
Lebih lanjut, Yuli menjelaskan bahwa pembangunan waduk itu mulai dibangun pada tahun 2022 berupa pengerukan. Kemudian pada tahun 2023 lalu barulah dilanjutkan dengan pembangunan sheetpile waduk.
Yuli mengungkapkan bahwa pembangunan waduk di kawasan Bukit Nyato tersebut memang belum selesai 100 persen. Pasalnya tahun ini baru akan dilanjutkan dengan pengerukan untuk pendalaman waduk.
"Terus juga di samping-sampingnya itu bakal dibangun jalan dan akan dibuat rapi. Jadi selain buat nampung air, bisa juga untuk orang berjualan UMKM dan mancing di sana sambil nongkrong-nongkrong," terangnya.
Kata dia, yang mengerjakan proyek pembangunan waduk tersebut adalah dari pihak Dinas PUPR Kota Pangkalpinang.
"Kalau untuk teknis seberapa luas dan dalam waduk itu lebih tepatnya memang ke Dinas PUPR, mereka lebih tau teknisnya," sambungnya.
Baca juga: Upaya Penanggulangan Banjir di Pangkalpinang, Akademisi Sebut Tata Ruang Harus Segera Disesuaikan
Lebih lanjut, Yuli mengungkapkan bahwa banjir di kawasan tersebut sudah ada sejak jaman dulu. Pasalnya kata dia, kawasan itu merupakan dataran rendah sehingga air-air yang berada dari dataran tinggi di kawasan sekelilingnya mengalir ke situ semua.
Kata dia, setidaknya ada 3 RT yang bersinggungan langsung dengan waduk tersebut dimana rumah-rumah warga yang berada di lingkungan RT-RT sekitar waduk itu rata-rata memang selalu terkena dampak banjir.
"Rata-rata di situ memang kena banjir, karena di situ memang daya serap airnya kurang. Jadi hujan lebat satu jam saja pasti ada air yang tergenang, tapi cepat juga surutnya. Tapi kalau air laut pasang kayak beberapa Minggu lalu, itulah yang ngebuat air itu lama keluarnya," ungkapnya.
Di samping itu, meskipun belum selesai 100 persen, Yuli menyebut bahwa adanya pembangunan waduk di tempat itu sudah dirasakan dampaknya bagi masyarakat.
Bahkan kata dia, kendati belum bisa mengurangi banjir secara keselurahan, terutama saat pasang air laut, namun sudah banyak warga yang menyampaikan rasa senangnya atas pembangunan tersebut.
"Ada (warga-red) yang menyampaikan kalau dibangun atau tidak dibangun waduk pun sebenarnya memang udah banjir dari dulu. Tapi mereka senang karena katanya kawasan itu jadi enggak kumuh kayak dulu lagi dan lebih enak dipandang," tuturnya.
Apalagi kata Yuli, sebelum adanya waduk tersebut, di titik itu masih banyak semak belukar dan becek karena ada aliran air.
"Iya di situ kan rawa-rawa, becek, jadi itu tuh dulunya kayak kolong atau sungai kecil lah dan memang enggak diurus," sambungnya.
Oleh karena itu, pihaknya pun berharap mudah-mudahan tahun ini pembangunan waduk tersebut selesai seluruhnya dan mampu mengurangi banjir.
"Bagus lah ada pembangunan waduk itu. Karena sebelumnya itu waduh, kumuh kayak kolong-kolong aliran sungai itu," tambahnya.
Kemudian, di musim penghujan seperti saat ini, pihak kelurahan pun selalu mengimbau warga di sana agar ketika hujan malam hari supaya tidak tidur terlalu nyenyak karena harus waspada terhadap banjir.
"Apalagi kalau malam-malam kan kita enggak tahu kondisi air laut seperti apa. Kalau pas pasang kan bahaya dan susah juga," imbuhnya.
(Bangkapos.com/Arya Bima Mahendra)
| Dishub Pangkalpinang Siap Gelar Razia Juru Parkir Liar, Tindaklanjuti Keluhan Warga dan Media Sosial |
|
|---|
| Realisasi Retribusi Parkir Pangkalpinang Capai Rp1,29 Miliar, Dishub Optimis Target Tercapai |
|
|---|
| Yo Kawa Babel Peringati Momentum Sumpah Pemuda, Gotong Royong di Pemandian Air Isah Pangkalpinang |
|
|---|
| Malam Puncak HUT Babel ke 25 Tak Dirayakan, Forum Presedium Tak akan Hadiri Rapat Paripurna DPRD |
|
|---|
| Korem 045 Gaya Pinjam Pakai 10 Eksavator Sitaan Negara untuk Program Ketahanan Pangan di Belitung |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/20240206_Kolong-Retensi-Bukit-Nyatoh-03.jpg)


:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/20240206_Kolong-Retensi-Bukit-Nyatoh-01.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.