Bangka Pos Hari Ini

Tahun Prihatin PT Timah Tbk, Empat Bulan Terakhir Dirut PT Timah Tidak Bisa Tidur Nyenyak

setidaknya dalam 20 tahun terakhir, tahun 2023 menjadi momen memprihatinkan bagi PT Timah Tbk. Direktur Utama PT Timah Tbk, Ah mad Dani Virsal pun....

|
Bangkapos.com/Arya Bima Mahendra
Direktur Utama PT Timah Tbk, Ahmad Dani Virsal saat diwawancari secara khusus oleh Editor In Chief Bangka Pos, Ade Mayasanto di studio Bangka Pos, Sabtu (2/3/2024) malam. 

* Empat Bulan Terakhir, Dani Virsal Tida Bisa Tidur Nyenyak

BANGKAPOS.COM, BANGKA --  Sepanjang sejarah, setidaknya dalam 20 tahun terakhir, tahun 2023 menjadi momen memprihatinkan bagi PT Timah Tbk. Direktur Utama PT Timah Tbk, Ahmad Dani Virsal pun mengaku tidak bisa tidur nyenyak.

Demikian disampaikan Dani Virsal dalam wawan cara eksklusif bersama Editor In Chief Bangka Pos, Ade Mayasanto di Studio Bangka Pos, Sabtu (2/ 3) malam.

“Apalagi, 3 atau 4 bulan terakhir, itu kegiatan penambangan biasanya di musim-musim penghujan, angin kencang di laut men jadi tantangan tersendiri buat kita untuk bekerja. Di bulan Desember (2023), hampir 25 persen armada kita tidak beroperasi karena cuaca, juga karena banyaknya curah hujan, baik di laut maupun di darat,” kata Dani Virsal.

“Biasanya sampai pertengahan Maret, produksi sangat sulit kita dapatkan karena unit yang beroperasi berkurang. Itu juga yang membuat kita tidak bisa tidur nyenyak dan harus terus bekerja lebih keras bagaimana kita bisa memperbaiki, paling tidak menutupi biaya operasi kita. Itu tantangan selama 4 bulan terakhir, dari November, Desember, Januari, Februari,” lanjutnya.

Tantangan produksi juga diiringi pengusutan kasus dugaan korupsi tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk periode 2015-2022 yang dilakukan Kejaksaan Agung RI.

Jampidsus Kejagung RI mengumumkan peningkatan status penyelidikan menjadi penyidikan pada Oktober tahun lalu. Sejauh ini sudah ada 13 tersangka yang tersandung kasus tersebut. Dua di antaranya adalah petinggi PT Timah Tbk yang menjabat di beberapa periode lalu.

“Sebenarnya tidak secara langsung ada hubungannya penegakan hukum oleh Kejaksaan, tapi karena kondisi perusahaan. Kondisi yang memang membuat kita harus mengubah pola, mengubah paradigma bagaimana kita melihat kondisi perusahaan ini menjadi tantangan,” kata Dani Virsal.

“Istilahnya, kalau kita mau berharap hal yang luar biasa, enggak mungkin kita melakukan hal yang biasa,” tegasnya.

Ketidakseimbangan

Sehubungan dengan kasus dugaan korupsi tata niaga komoditas timah, Dani Virsal juga sempat
menanggapi kerugian negara akibat kerusakan lingkungan. Baginya, nominal kerusakan lingkungan seperti yang
disampaikan ahli forensik lingkungan Institut Pertanian Bogor (IPB) Profesor Bambang Hero Saharjo sebesar Rp271,06 triliun, mengindikasikan ketidakseimbangan antara aktivitas pertambangan dengan pemulihan lingkungan.

“Saya enggak begitu paham perhitungannya seperti apa. Tapi saya yakin kalau dilihat dari kacamata yang berbeda, kalau kita lihat dari sisi positifnya pasti ada,” kata Dani Virsal.

Terlepas dari permasalahan yang ada, Dani Virsal mengisyaratkan pihaknya mampu melewati keprihatinan yang terjadi di tahun lalu. Hal itu disampaikannya ketika disinggung tentang performa PT Timah Tbk di kuartal pertama ini.

“Ini kemampuan survival, di masa krisis seperti ini kita perlu melakukan inovasi-inovasi. Baik dari segi teknologi, maupun metode, ini berkembang supaya bagaimana kita menambang lebih ekonomis. Bagaimana kita meningkatkan produktivitas yang ada agar bisa survive melewati masa-masa kritis dan bisa me-recover kembali perusahaan ini,” ujarnya.

“Saya yakin kalau semua pihak dengan frame yang optimis, ini bisa dilakukan. Paling tidak kita lebih baik dari tahun 2023,” kata Dani Virsal.

Rugi hingga Q3

Mengutip laporan keuangan yang ditampilkan di situs resmi PT Timah Tbk, perusahaan masih mencatat laba pada kuartal pertama (Q1) tahun 2023.

Per 31 Maret 2023, PT Timah Tbk melaporkan laba periode berjalan sebesar Rp50.284.000.000 atau Rp50,28 miliar.
Meski begitu laba tersebut turun jauh dibanding periode yang sama tahun 2022.

Per 31 Maret 2022, PT Timah Tbk mencatatkan laba komprehensif periode berjalan sebesar Rp610.473.000 atau
Rp610,47 miliar.

Di Q2, laba periode berjalan PT Timah Tbk turun menjadi hanya Rp16,27 miliar per 30 Juni 2023. Perbandingannya pun semakin jauh dibanding tahun 2022, yaitu sebesar Rp1,08 triliun per 30 Juni 2022.

Puncaknya, PT Timah Tbk mencatat rugi di kuartal ketiga (Q3) tahun 2023. Per 30 September 2023, rugi periode berjalan PT Timah Tbk dilaporkan sebesar Rp87,43 miliar.

Sementara untuk periode yang sama di tahun 2022, PT Timah Tbk membukukan laba operasi berjalan
sebesar Rp1,14 triliun.

Januari nihil ekspor

Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan selama Januari 2024 tidak ada aktivitas ekspor timah di Kepulauan Babel. Hal inipun mempengaruhi penerimaan bea cukai di daerah itu.

“Penerimaan bea cukai awal tahun ini hanya terealisasi Rp294,25 juta dari target Rp63,8 miliar,” kata Edih Mulyadi, Kepala Kanwil DJPb Provinsi Kepulauan Babel sebagaimana dilansir ANTARA, Jumat (1/3).

Edih mengatakan awal tahun ini penerimaan utama Bea Cukai Pangkalpinang di Pulau Bangka dari bea masuk yaitu imporanthracite dan graphite rod sebesar Rp117,58 juta. Sementara itu penerimaan utama Bea Cukai Tanjung Pandan di Pulau Belitung dari bea keluar yang utamanya berasal dari ekspor produk turunan CPO yaitu RBD palm olein dan palm kernel expeller sebesar Rp0,17 miliar atau mengalami penurunan 96,34 persen (y-on-y), karena penurunan harga refensi CPO.

Menurut Edih, ekspor di wilayah Regional Bangka Belitung pada Januari 2024 turun 56,15 persen (yoy) dan secara m-to-m turun 84,88 persen disebabkan oleh tidak terdapat ekspor timah dan belum disetujuinya RKAB.

Sementara itu, impor utama di wilayah Regional Bangka Belitung pada Januari tahun ini adalah importasi generator, parts elektronik (Graphite rod) dan mesin.

Serupa disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Toto Haryanto Silitonga, Sabtu (2/3). Pihaknya mencatat nilai ekspor Kepulauan Babel pada Januari 2024 hanya 29,79 juta dolar Amerika Serikat, atau turun 82,55 persen dibandingkan Desember 2023 mencapai 170,64 juta Dolar AS.

“Penurunan ekspor ini, karena tidak adanya ekspor timah selama Januari tahun ini,” kata Toto Haryanto dilansir ANTARA, Sabtu (2/3).

Dia mengatakan penurunan ekspor ini, karena tidak adanya aktivitas ekspor komoditas timah pada Januari 2024. Sementara itu, ekspor komoditas nontimah tercatat 29,79 juta Dolar AS.

“Penurunan nilai ekspor didorong oleh turunnya ekspor timah sebesar 100 persen. Namun demikian ekspor komoditas nontimah justru mengalami peningkatan 15,74 persen,” katanya.

Ia menyatakan dari lima komoditas utama ekspor nontimah, peran komoditas lemak, minyak hewan, nabati masih mendominasi. Nilai ekspor golongan ini pada Januari 2024 sebesar US$22,48 juta. (u2/mun/ant)

Sumber: bangkapos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved