Bangka Pos Hari Ini
Intip Penggerebekan dari Balik Jendela, Bik Sur Curiga Didatangi Calon Pengontrak Rumah
Dia nelepon, katanya mau numpang nyantai di teras rumah saya. Mau ngobrol-ngobrol dan nanya tentang orang-orang itu (para pelaku penyelundupan benih..
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Perempuan 40 tahun itu langsung menolak permintaan seorang pria yang ingin mengontrak rumahnya di Dusun Bukit Mang Kadir, Desa Riding Panjang, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka. Belakangan ibu tiga anak itu semakin yakin keputusannya tepat. Pasalnya dia melihat pria yang sama ikut dalam rombongan polisi yang melakukan penggerebekan di rumah tetangganya.
“Kayaknya dia Intel, soalnya pas hari penggerebekan itu dia ada. Pakaiannya kayak gitu-gitu lah, pakai kaus, celana pendek," ungkap Bik Sur, warga RT 13, Dusun Bukit Mang Kadir, Desa Riding Panjang, Kecamatan Belinyu, saat ditemui Bangka Pos pada Jumat (17/5) lalu.
Bik Sur menyaksikan aksi polisi menggerebek rumah yang berada tepat di samping rumahnya pada Kamis (16/5). Dia melihatnya dari balik jendela rumah setelah mendengar suara berisik dari arah rumah tetangganya tersebut.
"Saya inikan setiap hari memang bangunnya pagi terus. Jam-jam setengah 3 itu udah bangun, soalnya mau bikin-bikin kue, empek-empek, macem-macem lah," katanya.
"Jadi saya itu lagi bikin-bikin kue, terus sekitar jam 3 pagi itu ada suara berisik-berisik, grasak-grusuk di sebelah. Terus saya ngintip dari jendela, ternyata udah banyak orang pakai seragam biru-biru baju Polairud itu,"
lanjut Bik Sur.
Meski begitu, Bik Sur tidak terlalu penasaran dengan aksi polisi tersebut. Dia memilih menyelesaikan masakannya dan lanjut berjualan ke sekolah sekitar pukul 06.00 WIB.
Saat keluar rumah, Bik Sur melihat banyak kendaraan polisi yang terparkir dan lalu lalang di depan rumah yang digerebek.
"Sudah itu aku enggak tau lagi ada apa, tapi memang ramai lah polisi," ungkapnya.
Kemudian, siang harinya sekira pukul 12.00 WIB dirinya dihubungi oleh seseorang pria yang dia curigai adalah seorang intel.
Baca juga: Dua Sapi Bunting di Bangka Tengah Dicuri, DPKP Ingatkan Peternak Waspada!
Baca juga: Atlet Polda Babel Mendominasi Juara di Hari Pertama Kejuaraan Kapolda Open Karate Championship
"Dia nelepon, katanya mau numpang nyantai di teras rumah saya. Mau ngobrol-ngobrol dan nanya tentang orang-orang itu (para pelaku penyelundupan benih lobster-re). Saya enggak tahu, emang enggak tahu, orang saya enggak pernah ngobrol sama mereka (pelaku)," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, pada Kamis (16/5) lalu, Tim Subdit Gakkum Direktorat Polairud Polda Kepulauan Bangka Belitung menggerebek sebuah rumah yang diduga menjadi tempat transit benih atau baby lobster mutiara di Dusun Bukit Mang Kadir.
Ratusan ribu baby lobster ditemukan di rumah yang tepat di sebelah rumah Bik Sur.
Baby Lobster senilai Rp 35,5 miliar itu disebut bakal dikirim ke Singapura dari Bangka. Sebanyak 10 terduga pelaku diamankan bersamaan dengan aksi penggerebekan tersebut. Satu di antaranya adalah sang pemilik rumah yang merupakan warga setempat. Sementara sembilan orang lainnya berasal dari sejumlah daerah di Pulau Jawa.
Di depan sekolah
Bik Sur menyebut rumah yang digerebek polisi itu milik Albaihaqi (39) atau akrab mereka sapa Mang Alba. Rumah yang berada tepat di seberang SMPN 5 Belinyu itu sudah dihuni Mang Alba selama kurang lebih 10 tahun.
“Rumah itu punya Mang Alba. Dulu dia itu tinggal sama istri dan tiga anaknya. Udah lama lah dulu kami bertangga nih, lebih lah 10 tahun," kata Bik Sur.
Dilanjutkannya, Mang Alba diketahui sehari-harinya bekerja sebagai penambang timah. Selain itu, dia juga membudidayakan jamur di pondok samping rumahnya.
Namun, kata Bik sur, pada tahun 2021 lalu Mang Alba diketahui berpisah dengan istrinya. Sejak itulah rumah tetangganya itu kosong.
"Enggak tahu lah kemana dia sama istrinya. Mang Alba nya itu sempat kerja di Belinyu, jarang-jarang sekali ada lah pulang ke rumah ini," tuturnya.
Datang jelang akhir tahun
Lebih lanjut, Bik Sur menyebut rumah Mang Alba baru terlihat ada penghuninya sekitar Oktober atau November tahun 2023 lalu. Terlihat ada lima hingga enam orang yang tinggal di rumah itu.
Meski demikian, Bik Sur tidak terlalu banyak berinteraksi dengan mereka. Pasalnya, para pria yang belakangan ditangkap karena diduga sebagai pelaku penyelundupan itu juga jarang berada di rumah. Bahkan, dirinya juga tidak tahu nama-nama mereka.
"Enggak tahu saya, saya itukan pagi-pagi udah jualan ke sekolah. Siang sampai sore jaga toko, paling sore-sore magrib lah baru di rumah, jadi jarang ngeliat mereka," ungkapnya.
Begitu pula dengan sosok Mang Alba, pemilik rumah yang juga hanya sesekali terlihat.
"Jarang lah ngelihat mereka itu. Mulaimulai sering keliatan itu pas habis lebaran kemarin. Mungkin sebelum-sebelum lebaran itu mereka mudik mungkin ya, kan kebanyakan dari luar Bangka semua," sambungnya.
Bik Sur menyebut bahwa ketika sehabis lebaran Idul Fitri lalu, atau awal April 2024, barulah dia pernah beberapa kali bertegur sapa dan berinteraksi dengan salah seorang pelaku. Itupun dikarenakan satu di antara penghuni rumah Mang Alba beraktivitas di halaman rumah.
"Ada yang masih muda itu seringlah kelihatan kalau pas lagi nyapu teras, nyapu halaman. Dia manggil-manggil lah, nyapa-nyapa," ungkapnya.
Diakui Bik Sur, dirinya pun sempat menanyakan kepada salah seorang penghuni rumah Mang Alba itu tentang pekerjaan mereka.
"Mereka ngakunya kerja di tambak udang gitulah. Saya enggak nanya lagi tambak udang dimana, saya mikirnya senang aja karena ada tetangga, biasanya kan sepi," ucap dia.
Oleh karena itu, dirinya pun tidak terlalu menaruh curiga, pasalnya para pelaku biasanya pagi-pagi sudah pergi dari rumah dan sore harinya baru pulang.
"Saya mikirnya memang kerja tambak udang. Kayak biasa kan berangkat pagi pulang sore," tambahnya.
Tidak pernah lapor Ketua RT 13 Dusun Bukit Mang Kadir, Yuan mengaku tidak mengetahui terkait adanya aktivitas penyelundupan benih lobster yang dilakukan oleh sejumlah pendatang yang tinggal di wilayahnya. Dirinya menyebut, para pendatang yang telah ditangkap Dit Polairud Polda Babel pada Kamis (16/5/2024) pagi lalu itu, sebelumnya juga memang tidak pernah melapor terkait kedatangannya menempati rumah yang berada tepat di depan SMP N 5 Belinyu tersebut.
"Kalau orang pendatang itu memang kurang tahu saya, soalnya mereka tidak ada yang melapor," kata Yuan kepada Bangka Pos, Jumat (17/4).
Selain itu, kata Yuan, Albaihaqi selaku pemilik rumah sekaligus yang mengontrakkan rumah tersebut, juga tidak pernah memberitahu kepadanya mengenai adanya aktivitas tertentu yang dilakukan di rumah tersebut selama ini.
"Pemilik rumahnya juga memang tidak ada ngomong sama saya. Saya kenal sama beliau, beliau orang sini juga, sering juga ngomong sama dia ketika ketemu di warung atau di kampung, cuma dia pun memang tidak ada ngebahas terkait aktivitas di rumah tadi," terangnya.
Yuan mengungkapkan, sebelumnya dalam satu tahun terakhir ini dirinya juga sudah jarang bertemu dengan Alba. Hal ini dikarenakan, dalam satu tahun terakhir ini hubungan Alba dengan istrinya memang sudah tidak lagi baik dan tak diketahui lagi dimana keberadaannya pada waktu itu.
Yuan mengatakan, selama ini baik dirinya maupun warga sekitar memang tidak pernah menaruh curiga terkait kedatangan sejumlah pendatang yang menempati rumah yang dikontrakkan Alba tersebut. Hal ini mengingat, rumah yang dikontrakkan Alba tersebut masih bersifat rumah pribadi, atau bukan seperti rumah kontrakan pada umumnya.
"Rumahnya itu kan pertama rumah pribadi. Jadi meskipun mungkin tiga bulan sekali ada yang mengontrakkan, tetapi karena sifatnya rumah pribadi tadi, jadi dari kami pun tidak ada perasaan untuk curiga," imbuhnya.
Selain itu, Yuan menyebutkan, sehari-harinya ia juga jarang berada di wilayah tersebut dan belum pernah sekalipun melihat rupa dari para pendatang tersebut.
"Memang tidak pernah melihat mereka (pendatang). Saya juga jarang ke situ soalnya," ucap Yuan.
Tak hanya itu, dirinya juga baru mengetahui adanya kejadian penggerebekan tersebut pada pagi harinya, pada saat mengantarkan sang buah hati ke sekolah.
"Saya tahunya pagi, waktu saya ngantar anak sekolah, kan kebetulan rumahnya itu ada di depan sekolah. Waktu saya datang tahu-tahu sudah ramai di sana. Ada dari Polda, dari Polairud yang berjaga," ucapnya.
Mulanya Yuan tidak mengira kejadian penggerebekan tersebut berhubungan dengan kasus penyelundupan benih lobster, ia justru berpikir kejadian pagi itu berkaitan dengan kasus narkoba atau obat-obatan.
"Pikir saya mereka (polisi) ada nangkap orang yang ngobat atau narkoba," ujar Yuan.
Pascakejadian tersebut, Yuan selaku ketua RT berharap agar para pendatang tersebut dapat melapor terkait kedatangan mereka selama ini. Dengan begitu dirinya bisa mengetahui mengenai informasi awal terkait latar belakang dari sejumlah pendatang tersebut.
"Dari saya kepala RT sih memang inginnya mereka melapor, entah itu lewat mereka yang mendiami atau lewat si pemilik rumah tadi. Karena dari kami RT kan wajib mengetahui siapa-siapa mereka tadi," ujarnya. (u2/x1)
Dilepasliar di Kawasan Konservasi
TIM Subdit Gakkum Direktorat Polairud Polda Kepulauan Bangka Belitung mengamankan 177.600 benih atau baby lobster Mutiara di sebuah rumah di Dusun Bukit Mang Kadir Desa Riding Panjang, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (16/5) lalu. Baby Lobster senilai Rp35,5 miliar itu disebut bakal dikirim ke Singapura dari Bangka.
Usai menggagalkan upaya penyelundupan tersebut, Ditpolairud Polda Babel melepasliarkan ratusan baby lobster Mutiara itu di kawasan Pulau Semujur, Kabupaten Bangka Tengah. Pelepasliaran dipimpin Kapolda Bangka Belitung, Irjen Pol Tornagogo Sihombing didampingi oleh tim dari Balai Karantina Ikan Hewan, Ikan dan Tumbuhan serta tim Pengawas Perikanan Pangkalan PSDKP Batam.
Bukhari, Pengawas Perikanan Pangkalan PSDKP Batam menyebut kawasan Pulau Semujur menjadi pilihan tempat pelepasliaran karena merupakan kawasan konservasi yang telah ditetapkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia. Selain itu, perairan kawasan Pulau Semujur cocok sebagai habitat baby lobster Mutiara.
"Kalau lobster ini habitatnya di perairan berkarang ya, makanya dipilih di situ (perairan Semujur) karena masih ada terumbu karangnya," kata Bukhari kepada Bangka Pos, Kamis (16/5).
Bukhari menjelaskan kawasan perairan Pulau Semujur termasuk kawasan konservasi sebagaimana Kepmen KKP RI Nomor 108 tahun 2023 tentang kawasan konservasi di perairan di wilayah Ketugar dan perairan di sekitarnya serta Perlang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
“Kawasan konservasi perairan daerah yang memang untuk pengelolaannya ada di Pemerintah Provinsi dan sudah
ada SK Menteri," ujarnya.
PSDKP Batam sendiri, lanjut Bukhari, merupakan lembaga di bawah KKP RI yang melakukan pengawasan terhadap wilayah Batam, Jambi, Sumsel, Babel dan Lampung.
Bukhari mengatakan pelepasliaran baby lobsters pada Kamis (16/5) kemarin bukan lah yang pertama. Pihaknya juga pernah melepasliarkan baby lobster di tempat yang sama pada beberapa tahun sebelumnya dan juga Bersama kepolisian. Bedanya, pada waktu itu, kawasan perairan Pulau Semujur belum ditetapkan sebagai kawasan konservasi.
"Cuma kita belum tahu, yang dulu itu apakah nelayan di Bangka Tengah saat mancing, saat menyelam dan berenang pernah ada melihat itu (lobster) atau tidak," ungkapnya.
Disinggung apakah ada semacam pemantauan dari pihak Pengawas Perikanan Pangkalan PSDKP Batam terhadap benih-benih lobster yang telah dilepaskan tersebut, dia menyebut tidak ada.
"Kalau dari kami sendiri, dari KKP tidak ada. Tapi mungkin dari dinas ada, karena ini kan kawasan yang dikelola oleh dinas, ya mungkin ada, pasti ada," jelasnya.
Perketat pengawasan
Terpisah, Direktur Polisi Air dan Udara (Dirpolairud) Polda Babel, Kombes Himawan menyebutkan pascapengamanan ratusan baby lobster yang bakal diselundupkan dari Bangka, pihaknya akan mengembangkan lagi daerah-daerah yang mungkin menjadi tempat transit para terduga pelaku yang kini mendekam di sel tahan Ditpolairud Polda Babel.
"Tentunya dari hasil pengungkapan ini akan kami dalami lagi," kata Kombes Himawan, Kamis (16/5). (u2)
| Kejati Babel Upayakan Damai, Kasus Dugaan Penipuan Wagub Hellyana Masuk ke JPU |
|
|---|
| Gubernur Riau Terjaring OTT di Kafe, Wahid Datang ke KPK Pakai Sandal |
|
|---|
| Timnas Indonesia U-17 Siap Tempur Hadapi Zambia di Laga Perdana Piala Dunia U-17 2025 |
|
|---|
| Gubernur Riau Abdul Wahid dan 9 Pejabat Lain Diterbangkan ke Jakarta Usai Terjaring OTT KPK |
|
|---|
| Masyarakat Penambang Batalkan Unjuk Rasa, Sepakat Harga Timah Rp300 Ribu per Kg |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.