Berita Bangka Selatan
Sampah Festival Kemilau Pesaona Bangka Selatan Capai 8,5 Ton, DLH Kerahkan 80 Petugas Kebersihan
elama empat hari pelaksanaan festival sebanyak 80 petugas kebersihan turut dikerahkan guna melakukan operasi semut atau gerakan serentak memilah...
Penulis: Cepi Marlianto | Editor: Asmadi Pandapotan Siregar
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Sebanyak 8,5 ton sampah dihasilkan masyarakat selama festival Pesona Kemilau Bangka Selatan tahun 2024.
Sampah tersebut dikumpulkan selama empat hari pelaksanaan hiburan masyarakat tersebut, terhitung sejak 24-27 Juli 2024.
Volume sampah paling didominasi oleh sampah plastik, sisa makanan hingga kulit buah-buahan. Bahkan peningkatan tersebut tercatat terus terjadi setiap harinya selama festival.
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun serta Peningkatan Kapasitas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bangka Selatan, Gito Arsyad berujar, empat hari terakhir pihaknya berhasil mengumpulkan 8,5 ton sampah di lokasi festival. Sampah yang dihasilkan mayoritas merupakan oleh sampah plastik sisa makanan. Sampah paling banyak terkumpul pasca malam puncak festival dengan total berat hampir lebih dari lima ton.
“Pasca malam puncak kami berhasil mengumpulkan sisa sampah kemasan kurang lebih lima ton. Sementara pada hari pertama hingga ketiga rata-rata berkisar 1,5 ton sampah plastik. Sementara total sampah dari empat hari mencapai 8,5 ton,” kata dia kepada Bangkapos.com, Senin (29/7/2024).
Gito menjelaskan, selama empat hari pelaksanaan festival sebanyak 80 petugas kebersihan turut dikerahkan guna melakukan operasi semut atau gerakan serentak memilah sampah lalu memungut. Terdiri dari 15 orang petugas satuan tugas (Satgas) penanganan sampah, 30 orang pasukan hijau dan 35 orang pasukan kuning. Mereka memulai kegiatan pembersihan secara serentak sejak pukul 06.00 Wib hingga pukul 13.00 Wib, dengan menyisir di beberapa lokasi kegiatan. Bahkan jalan sekitar lokasi turut dilakukan operasi semut guna menjaga kebersihan kota.
Saat festival berlangsung, DLH Bangka Selatan telah menyiapkan beberapa titik tempat sampah sebanyak belasan tempat sampah sedang dan beberapa tempat sampah jumbo. Selain itu, juga disediakan kantong plastik untuk setiap pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Langkah itu agar pedagang maupun pengunjung bisa membuang sisa makanan di tempat yang telah disediakan. Sayangnya, mayoritas pengunjung belum membuang sampah pada tempatnya.
“Tugas mereka sudah dibagi, ada sebagian membersihkan sampah di lokasi kegiatan atau sekitar lapangan bola, lapak UMKM, dan di seputaran jalan kantor Pemerintah Bangka Selatan,” ujar Gito.
Ditambahkan dia, dari total sampah terkumpul terdapat sekitar 30-40 persen sampah yang masih bisa diolah atau bernilai ekonomis. Sampah yang masih memiliki nilai jual dilakukan pemisahan oleh petugas untuk dimasukan ke dalam bank sampah induk. Sementara sampah residu sisanya langsung dimasukkan ke dalam mobil untuk dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA).Di sisi lain pihaknya juga telah melakukan edukasi kepada pelaku usaha, pemilik restoran hingga hotel untuk dapat memilah sampah.
Terutama dalam mengatasi sampah sisa makanan, kantong plastik dan alat makan sekali pakai. Caranya dengan bisa mengolah sampah sisa makanan menjadi kompos. Dapat juga menggunakan alat makan dan minum yang dapat digunakan berulang kali, seperti wadah makanan, sendok, garpu dan botol air minum. Bisa pula dengan menghindari penggunaan plastik sekali pakai, antara lain kantong plastik, sedotan plastik, makanan dan minuman dalam kemasan plastik.
“Kita mengimbau kepada seluruh masyarakat di Bangka Selatan saat membeli barang ataupun makanan ada baiknya membawa kantong belanja dari rumah. Ini untuk menekan volume sampah,” ucapnya.
Kendati demikian Gito berharap masyarakat lebih cermat dalam penanganan sampah, karena sampah merupakan masalah bersama yang memerlukan upaya dan komitmen bersama untuk mengatasi dan mengurangi sampah. Begitu pula gaya hidup masyarakat dapat berubah demi menjaga lingkungan dari sampah serta mengurangi sampah terutama sampah plastik.
“Jadi kita bersama-sama melakukan penekanan produksi sampah plastik. Ini juga agar sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA-Red) bisa ditekan,” pungkas Gito. (Bangkapos.com/Cepi Marlianto)
| Efek Gaya Hidup Modern, Makan Makanan Siap Saji, Banyak Warga di Bangka Selatan Masuk Rumah Sakit |
|
|---|
| Petani di Toboali Lari Terbirit-birit, Ditangkap Polisi Gegara Ketahuan Jualan Sabu di Pinggir Jalan |
|
|---|
| Guru di Bangka Selatan Siap Jadi Pelatih Digital IFP |
|
|---|
| Belajar Makin Canggih, 135 Sekolah di Bangka Selatan Dapat Smart TV Interaktif |
|
|---|
| 26 Ribu Warga Dapat Subsidi UHC, Pemkab Bangka Selatan Bisa Hemat hingga Rp2 Miliar |
|
|---|





Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.