Berita Bangka Selatan

Produksi Cabai Tembus 90,03 Ton, Pemkab Bangka Selatan Upayakan Swasembada Cabai

sejak awal tahun 2024 pemerintah setempat sudah mulai menggalakan program menanam cabai di lahan seluas 40 hektare di 22 desa di delapan kecamatan...

Bangkapos.com/Cepi Marlianto
Wakil Bupati Bangka Selatan, Debby Vita Dewi ketika melakukan memanen cabai di kawasan Toboali beberapa waktu lalu. Langkah tersebut upaya mewujudkan program Bangka Selatan swasembada cabai. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan ( Basel ), Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bertekad mendukung program swasembada cabai di tahun 2024 ini.

Mendukung program tersebut, dilakukan dengan memperluas lahan tanam dan produktivitas cabai dari para petani. Program swasembada cabai ini diharapkan mampu mengendalikan inflasi yang terjadi di Bangka Belitung, bahkan pada semester pertama produksi cabai telah mencapai puluhan ton.

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DPPP) Kabupaten Bangka Selatan, Luhung Amin Firdaus mengatakan, saat ini pihaknya tengah mengupayakan program Bangka Selatan swasembada cabai.

Hal ini dilakukan agar dapat mengendalikan inflasi yang terjadi di Bangka Belitung khususnya dari sektor pangan yaitu cabai. Program tersebut sekaligus upaya intervensi pemerintah dalam menanggulangi harga cabai yang ada di pasar.

“Sampai sekarang Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan masih terus mengupayakan program Bangka Selatan swasembada cabai,” kata Luhung kepada Bangkapos.com, Kamis (12/9/2024).

Luhung menjelaskan, cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang paling banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dalam berbagai jenis masakan khas Nusantara.

Menjelang perayaan hari besar keagamaan seperti Lebaran dan Tahun Baru, permintaan komoditas cabai biasanya meningkat dan berdampak pada kenaikan harga. Alhasil, cabai menjadi salah satu komoditas yang masuk dalam kelompok pembentuk inflasi. Kenaikan harga komoditas ini berdampak pada inflasi sehingga bisa menurunkan daya beli masyarakat dan berpotensi menahan laju pertumbuhan ekonomi.

Oleh karena itu sejak awal tahun 2024 pemerintah setempat sudah mulai menggalakan program menanam cabai di lahan seluas 40 hektare di 22 desa di delapan kecamatan yang ada. Hasilnya produksi cabai di Kabupaten Bangka Selatan Kepulauan tembus hingga 90,03 ton selama semester pertama.

Tingginya produksi cabai tersebut diprediksi terus meningkat pada semester dua tahun ini. Dengan demikian dapat mewujudkan program swasembada komoditas bahan pokok khususnya cabai.

Sejumlah ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok tani di Desa Rias saat melakukan panen sejumlah cabai beberapa waktu lalu. Pemerintah setempat mendorong masyarakat untuk menggalakan program ketahanan pangan.
Sejumlah ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok tani di Desa Rias saat melakukan panen sejumlah cabai beberapa waktu lalu. Pemerintah setempat mendorong masyarakat untuk menggalakan program ketahanan pangan. (Bangkapos.com/Cepi Marlianto)

“Kalau produksi cabai selama semester pertama bulan Januari sampai Juni 2024 produksi cabai merah keriting mencapai 41,26 ton dan cabai rawit 48,77 ton. Sementara untuk semester dua ini belum terdata, biasanya awal tahun,” jelas Luhung Amin.

Guna menekan disparitas harga cabai lanjut dia, pemerintah daerah bersama Bank Indonesia turut memberikan bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) jenis cultivator kepada petani cabai di tiga desa. Dibagikannya alsintan tersebut guna membantu dan memudahkan petani saat membajak lahan pertanian mereka. Dengan adanya bantuan ini para petani dapat mengolah lahan mereka dengan lebih cepat dan efisien sehingga mempercepat siklus tanam dan meningkatkan hasil panen cabai.

Imbasnya dapat menekan disparitas harga cabai di Kabupaten Bangka Selatan yang menjadi penyumbang inflasi selain beras. Pembagian alsintan menjadi komitmen dalam menjaga stabilitas harga serta fluktuasi cabai di pasaran.

Khususnya di wilayah kecamatan kepulauan, disparitas harga cabai juga menjadi atensi pemerintah. Upaya intervensi dilaksanakan dengan  adanya bantuan alsintan supaya petani di kepulauan bisa memproduksi cabai secara mandiri.

“Tujuan dibagikannya alsintan untuk membantu petani cabai dalam rangka penanganan inflasi,” sebutnya.

Kendati begitu Luhung Amin turut mengajak semua lapisan masyarakat agar dapat memanfaatkan lahan kosong untuk menanam tanaman cabai. Supaya masyarakat bisa memenuhi kebutuhan cabai secara mandiri dan berdampak pada upaya pengendalian inflasi yang disumbang oleh komoditas cabai.

Diharapkan nantinya harga cabai akan stabil dengan masyarakat menanam cabai di pekarangan rumah.

“Sehingga masyarakat tidak akan bergantung pada cabai di pasar,” pungkas Luhung Amin. (Bangkapos.com/Cepi Marlianto)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved