Korupsi Tata Niaga Komoditas Timah

Anak Buah Hendry Lie Tak Dapat Untung Cuma Terima Gaji, Bongkar Kedok PT TIN dan Perusahaan Cangkang

General Manager Operasional PT Tinindo Inter Nusa (TIN), Rosalina mengungkap kedok kerjasama perusahaan dengan PT Timah Tbk.

Editor: fitriadi
Tribunnews.com/Rahmat Fajar Nugraha
Tiga bos smelter swasta yakni Suwito Gunawan alias Awi selaku beneficial owner PT Stanindo Inti Perkasa, Robert Indarto selaku Direktur PT Sariwiguna Binasentosa, dan Rosalina selaku General Manager Operasional PT Tinindo Internusa menjalani sidang dakwaan kasus korupsi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) dalam pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk Bangka Belitung tahun 2015-2022, di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Rabu (28/8/2024). 

BANGKAPOS.COM, JAKARTA - Dengan suara bergetar, General Manager Operasional PT Tinindo Inter Nusa (TIN), Rosalina mengungkap kedok kerjasama perusahaan dengan PT Timah Tbk.

Rosalina mengaku tidak mendapatkan keuntungan dari kerja sama bisnis timah tersebut.

Tak hanya itu, anak buah bos PT TIN Hendry Lie ini membongkar kerja sama PT TIN dengan perusahaan cangkang untuk menampung dan mengangkut bijih timah berdasarkan dokumen palsu. 

Adapun hal itu disampaikan Rosalina saat menjadi saksi mahkota untuk terdakwa Robert Indarto selaku Direktur Utama PT Sariwiguna Bina Sentosa (SBS) dan Komisaris PT SIP, Suwito Gunawan di persidangan perkara dugaan korupsi komoditas timah, Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta Pusat, Rabu (4/12/2024).

"Yang mulia saya benar-benar tidak mengetahui kerja sama ini akan seperti ini. Kalau saya tahu saya sudah resign Yang Mulia," kata Rosalina di persidangan dengan suara bergetar.

Di perusahaan yang ia kelola, Rosalina merupakan bawahan dari Hendry Lie, yang menjabat sebagai beneficial owner PT TIN.

Hendry Lie belum lama ini ditangkap Kejaksaan Agung ketika tiba di Bandara Soekarno-Hatta sepulang berobat dari Singapura.

Rosalina mengaku punya dua anak kecil yang sekarang terpaksa ditinggal karena dirinya ditahan. 

Rosalina mengaku sebagai orang tua tunggal dua anaknya lebih penting dari apa pun. 

"Saya ibu orang tua tunggal. Anak saya dua umur 8 tahun dan 12 tahun. Jadi dari kerja sama ini tidak ada untung yang saya terima. Hanya terima gaji," kata Rosalina yang mengaku berasal dari luar Bangka Belitung. 

Rosalina lalu berdalih mengapa ia harus mengorbankan dua anaknya untuk pekerjaan yang tidak mendapatkan keuntungan apa pun. 

"Gaji yang diterima bagi saya adalah hak sebagai pekerja. Kalau tahu seperti ini lebih baik saya resend. Toh saya sanggup kok mencari tambahan lain dengan jualan dan segala macam," kata Rosalina. 

Ia lalu memohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim untuk berikan perlakuan yang seadil-adilnya. 

"Saya benar-benar tidak tahu. Kalau saya tahu sekali lagi saya akan resend buat apa saya pertaruhkan dua anak saya. Dibandingkan ini, dua anak saya penuh berharga dari semuanya," ujarnya.

Kerja Sama dengan Perusahaan Cangkang Berdasar Dokumen Palsu

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved