Berita Bangka Pos Hari Ini

Bupati Belitung Djoni Alamsyah Ultimatum RSUD Marsidi Judono, Perbaiki Layanan dalam 1 Bulan

Saya minta kalau obat yang tidak diracik itu selesai dalam waktu satu jam. Kalau obat yang diracik, maksimal dua jam harus selesai . . .

Bangka Pos
Bangka Pos Hari Ini, Jumat (11/4/2025). 

BANGKAPOS.COM. BELITUNG -- Djoni Alamsyah mengangkat resep obat yang sudah selesai diracik di apotek RSUD dr H Marsidi Judono. Ia lalu bertanya kepada petugas, “Ini kenapa belum dipanggil juga?”

Ternyata, obat tersebut ditinggal pulang dulu oleh pasien dan akan mengambilnya nanti. Mendengar itu, Bupati Belitung tersebut spontan nyeletuk, “Balik dulu, saking dongkolnya dia.”

Momen itulah yang membuka sorotan serius terhadap lambatnya pelayanan di rumah sakit milik pemerintah daerah tersebut.

Hal ini pun terjadi saat kunjungan langsung rombongan Bupati Djoni Alamsyah dan Wakil Bupati Syamsir di RSUD Marsidi Judono, Kamis (10/4).

Dari kunjungan langsung di ruang pelayanan apotek, Djoni mendapati pasien yang menunggu obat hingga berjam-jam. Ia pun langsung memberikan instruksi tegas kepada manajemen rumah sakit.

“Saya minta kalau obat yang tidak diracik itu selesai dalam waktu satu jam. Kalau obat yang diracik, maksimal dua jam harus selesai,” tegasnya.

Djoni memberikan tenggat waktu satu bulan kepada pihak RSUD untuk membenahi sistem layanan, termasuk di bagian apotek.

Menurutnya, pelayanan kepada masyarakat tidak boleh menyita waktu secara berlebihan, apalagi dalam kondisi pasien yang sedang membutuhkan perawatan.

Tak hanya berhenti di apotek, Djoni juga menyambangi unit gawat darurat (UGD) dan ruang rawat inap.

Di sana, ia menemukan ketidaksesuaian data antara dashboard di UGD dengan dashboard di ruang rawat inap.

Ketidaksinkronan ini, menurutnya, bisa menyebabkan pasien dari UGD terlambat masuk ke ruang rawat inap karena data jumlah tempat tidur yang tersedia tidak terpantau secara akurat.

“Yang saya soroti itu soal kedisiplinan. Tadi kita lihat, data yang muncul di dashboard UGD dan dashboard ruang rawat itu nggak konek. Ada jeda, kita nggak tahu jedanya berapa jam. Banyak hal yang seperti ini karena memang belum dibuat standar operasional prosedurnya,” kata Djoni.

Ia membandingkan dengan sistem pelayanan di hotel, di mana dua jam setelah check-out kamar bisa langsung digunakan kembali.

Namun di rumah sakit, tentu waktu yang dibutuhkan berbeda karena ada proses medis yang harus dilalui.

Meski demikian, menurutnya perlu ada standar waktu yang jelas agar pelayanan lebih tertib. 

Sumber: bangkapos
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved